Monday 21 May 2018

Fitrah Seksualitas Anak: “Tarbiyah Jinsiyah” Review 6

Memasuki hari ke-6 di Bulan Suci Ramadhan 1439H ini giliran Group 4 mempresentasikan hasil diskusi mereka. Kali ini Group 4 yang beranggotakan Bunda Nisa, Bunda Ella, Bunda Ninik, Bunda Dian dan Bunda Nasriani mempresentasikan perbandingan antara Sex Education ala Barat dan Tarbiyyah Jinsiyah alias Pendidikan Seksual dalam Pandangan Islam.

Apa itu Tarbiyyah Jinsiyah (TJ)?
TJ merupakan upaya mendidik nafsu syahwat agar sesuai dengan nilai-nilai Islam sehingga ia menjadi nafsu yang dirahmati Allah.

Hmm.. menarik ya.. dari pengertian itu saja sudah terlihat jelas bahwa manusia adalah makhluk yang “by default”-nya memiliki nafsu syahwat. Artinya Islam tidak mengajarkan bagaimana menghapus nafsu tsb secara total, tapi bagaimana mengatur serta mengendalikan sesuai dengan apa yang dikehendaki Sang Pencipta. Sangat manusiawi bukan? :”)

Perbedaannya dengan Sex Education (SE) ala Barat adalah pada SE selain diajarkan terkait anatomi tubuh, fisiologis dan psikologis tubuh, juga ditekankan terkait bagaimana “hubungan seks yang sehat”. Artinya selama seks itu tidak membuat hamil di luar nikah, tidak menularkan suatu penyakit kelamin atau penyakit lainnya, selama dilakukan atas dasar suka sama suka, everything is gonna be okay.. 

Padahal.. kalau dalam Islam hubungan seksual hanya diperbolehkan di atas hubungan yang halal, yang diikat oleh ijab sah antara sang suami dengan sang ayah atau yang mewakilinya. Artinya hubungan itu boleh terjadi antara suami-istri yang sah menurut pandangan agama. Di luar itu artinya zina.. naudzubillah :”(

Terlihat ya betapa Agama Islam sangat protektif dan memuliakan manusia? :”) Jangankan hubungan badan.. bersentuhan dengan non-muhrim saja dilarang.. mendekati zina saja dilarang, apalagi zina.. 

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS.Al Israa ayat 32)

Group 4 kemudian menjelaskan langkah-langkah di dalam mengaplikasikan TJ ini yaitu sebagai berikut:
1. Memperkenalkan konsep aurat.
2. Memisahkan tempat tidur anak dan menjelaskan adab-adab kesopanan di rumah & diluar rumah.
3. Mendidik adab-adab isti’zan dalam rumah tangga (QS An Nur:58).
4. Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan feminine pada anak perempuan.
5. Memperkenalkan konsep mahrom sekaligus adab pergaulan diantara mahrom dan non mahrom.
6. Mendidik agar selalu menjaga pandangan mata (ghoddul bashar).
7. Mengenalkan sanksi-sanksi perzinahan dalam Islam.
8. Mendidik agar tidak melakukan ikhtilath (campur baur/pergaulan bebas) di antara laki-laki dan perempuan.
9. Mendidik agar tidak melakukan khalwat (berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom).
10. Mendidik etika berhias sehingga kaum muslimah tidak bertabarruj.
11. Mendidik konsep Thoharoh seperti menjaga kebersihan mulut, alat kelamin, cara wudhu, mandi dll.
12. Menjelaskan makna khitan, ihtilam dan haid secara bijaksana.
13. Menjelaskan ayat-ayat al-Quran dan Hadis Nabi yang berhubungan dengan proses kejadian manusia (Lihat QS Al Hajj:5).
14. Mengajarkan Puasa sunnah, dengan puasa itu akan mempersempit jalannya syaitan, dan lebih bisa dalam menahan gejolak nafsu syahwat.
15. Etika kehidupan bersuami istri secara Islam baru boleh di ajarkan kepada mereka yang benar-benar akan menikah.

Sangat indah bukan? Saya pun belajar banyak dari pemaparan yang dilakukan oleh Group 4. Sangat mencerahkan.. Group 4 pun lebih berfokus pada poin 1 yaitu mengenai batasan aurat laki-laki dan perempuan. Intinya pengenalan batasan aurat harus dilakukan sejak dini melalui pembiasaan yang baik dan benar.

Yang keren dari Group 4 ini mereka membuat video social experiment dengan mewawancari anak-anak usia 4 hingga 6.5 tahun terkait apa perbedaan laki-laki dan perempuan dan bagaimana batasan-batasan auratnya. Celoteh anak-anak sangat jujur, polos dan cerdas.. saya ikut tersenyum bahagia menonton video tersebut.. :”) 

Satu hal dari sekian banyak hikmah yang saya pelajari dari video ini: anak-anak itu super cerdas ya.. They learn what they see.
Seperti kata Mba Okina Fitriani: “Anak mungkin akan dapat salah mendengar, tapi ia tak mungkin salah melihat. Children see, children do.”
Keteladanan orang tua adalah yang utama. Hiks ini masih menjadi PR bagi saya di depan Afifa. Semoga bisa terus memperbaiki diri lagi. Aamiin.. :”)

Sebagai bahan media edukasi yang ditawarkan Group 4 adalah lagu Balonku yang diganti liriknya dengan lirik terkait batasan aurat laki-laki dan perempyan. Bunda Ella pun menyanyikan dengan bagus. Hehehehe.. cocok buat rekaman ya Bunda😘😆🙏

Dan untuk Group 4: Barakallah atas presentasinya yang luar biasa. Sangat inspiratif dan benar-benar memberikan hikmah serta pelajaran bagi saya pribadi dan mudah-mudahan bagi kami semua di kelas Bunsay Gabungan 2. Semoga Allah memberkahi dan menjadikan ilmu yang dibagikan sebagai amal soleh bagi Group 4. Aamiin Allahumma Aamiin.. :) 


#Level11
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#FitrahSeksualitasAnak
#LearningbyTeaching
#Review6

No comments:

Post a Comment