Thursday 17 May 2018

Fitrah Seksualitas Anak: Review 1

Game Level 11 is on. And now it has another new level!!

Dengan mengangkat tema “Pentingkah Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak?”, kali ini dua Bunda Fasil kesayangan kami yaitu Bunda Nesri dan Bunda Dewi meminta kami untuk dibagi ke dalam 10 kelompok. Daaan... masing-masing kelompok diberikan tugas untuk presentasi terkait:

1. Apa saja tantangan yang kita hadapi terkait gender?
2. Apa itu fitrah seksualitas dan seberapa penting untuk kita bangkitkan?
3. Buatlah media edukasi.
4. Pikirkan sebuah solusi.

Beraaat kan? Hheheehhe.. mikirinnya kaya nilai tukar Rupiah yang terus melemah🙈😆 Pikiran saya berkelebat. Karena di tantangan kali ini, kami diminta untuk menemukan sebuah solusi. Iya. Solusi. Hmm.. *pelukin temen group satu-satu*

Dan malam 1 Ramadhan kemarin, Group 1 yang beranggotakan Bunda Dessy, Bunda Turseena, Bunda Silvani, Bunda Rerin dan Bunda Zulvia  tampil mempresentasikan hasil buah pikiran dan diskusi mereka.

Supeeerrr cool!! Itu yang pertama saya rasakan saat melihat group 1 presentasi. Simple yet interesting at the same time. Group 1 memulai dengan menampilkan slide yang berjudul “Pendidikan Fitrah Seksualitas dalam Keluarga” yang merujuk pada buku karangan Bapak Harry Santosa.

Group 1 menjelaskan bahwa fitrah seksualitas sebagai cara seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrah yang dibawanya: laki-laki dan perempuan.

Dan ternyata fitrah ini jangan dianggap sebagai sesuatu yang tabu. Justru ianya harus diasah sejak dini agar anak dapat bertumbuh sesuai dengan fitrah gender yang dibawanya. Jikalau ia laki-laki, maka kelak diharapkan ia dapat menjadi seorang lelaki sejati, seperti ayah dan suami teladan. Pun jika ia perempuan, maka diharapkan ia menjadi perempuan dengan versi terbaik sesuai dengan potensinya juga menjalankan peran sebagai ibu dengan sebaik-baiknya.

Dan untuk dapat mengoptimalkan fitrah seksualitas pada anak, peran orang tua adalah yang utama. Bagaimana kehadiran secara fisik maupun mental dari sosok ayah dan ibu menjadi amat krusial bagi pertumbuhan sang anak.  

Karena jika tidak, maka permasalahan terkait fitrah seksualitas ini pasti akan terjadi.. Misalnya masalah LGBT (lesbian, gay, bisexual and transgender), budaya patriarki yang berlebihan, pergaulan bebas, pelecehan seksual dan masih banyak lagi.. hiks naudzubillah ya Allah :”( *pelukin Afifa

Nah melihat hal tersebut, ada beberapa solusi yang direkomendasikan oleh Group 1 yaitu sebagai berikut:
1. Orang tua wajib menjadi role model bagi anak.
2. Mengawasi pemakaian gadget.
3. Mendampingi anak pada semua periode krusialnya yaitu pra dan pasca aqil baligh
4. Mengenalkan apa saja hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan.

Dan inilah yang bagian terbaik, kalau bahasa jaman now-nya, terdabest dari group 1: Mereka membuat sebuah media edukasi berupa busy book yang dapat memfasilitasi edukasi fitrah seksualitas pada anak. Kece banget kan??

Busy book ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Perbedaan organ laki-laki dan perempuan: dibuat dengan menggunakan puzzle gambar anak laki-laki dan perempuan.
2. Pengenalan anggota keluarga mulai dari kakek nenek sampai adik kakak. Dibuat dengan memperkenalkan silsilah keluarga.
3. Pakaian laki-laki dan perempuan. Dikenalkan dengan mencocokan pakaian mana yang boleh dipakai oleh anak laki2 dan perempuan? 
4. Batas aurat laki-laki dan perempuan.
5. Jenis sentuhan yang boleh dan tidak boleh.

Tuh keren banget kan? Aaah ter-luv banget sama Group 1. Dengan waktu yang relatif singkat, tapi mereka mampu mempersembahkan yang terbaik yang mereka mampu. Salute.. angkat topi. Barakallah buat Bunda Dessy dan kawan-kawan. You’re all an inspiration!! So proud :”)

Buat group lain, ayo semangat. Bismillah ya.. let us be creative and be part of the solution.

#Level11
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#FitrahSeksualitasAnak
#LearningbyTeaching
#Review1

No comments:

Post a Comment