Thursday 27 February 2020

Refleksi Keranjang Ilmu Pengetahuan

Bismillah...
Tidak terasa sudah memasuki pekan ke-7 dari kelas Ulat Buncek ini. Kali ini para mahasiswa diminta untuk menjelaskan makanan apa saja yang sudah dimakan di hutan ini. Sejujurnya, selama 7 pekan terakhir ini begitu banyak kelemahan saya sehingga saya belum bisa benar-benar 100 persen mendalami ilmu yang ingin saya pelajari. Hiks.. Semoga saya bisa lebih baik lagi.



Baik.. seperti yang pernah saya jelaskan sebelumnya, saya banyak belajar secara mandiri untuk ilmu Ekonomi Syariah ini. Namun demikian, pelajaran yang saya dapatkan dari Keluarga Agama dan Keluarga Finansial pun amat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan saya. Ada beberapa poin apa saja yang saya pelajari selama 7 pekan terakhir...

Pertama adalah tentang ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan Ekonomi Syariah. Ada banyak sekali ayat-ayat yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi. Misalnya:
1. Ayat-ayat yang berkaitan dengan riba di dalam QS. Ar-rum ayat 39, QS. An-Nisa ayat 160-161, QS. Ali Imran ayat 130 dan QS. Al-Baqarah ayat 278-280. Ini semua menjelaskan terkait dengan tahapan pelarangan riba. Bagaimana Allah SWT dengan begitu indah mengawali pelarangan riba dengan memberikan komparasi antara riba dengan zakat, di mana matematika manusia itu tidak sama dengan matematika Allah. Kemudian Allah menggambarkan pula bahwa riba itu merupakan kebiasaan umat jahiliyyah. Pelarangan pun dimulai dari pelarangan pada riba yang sifatnya paling merusak yaitu yang berlipat ganda. Kemudian terakhir, kita diperintahkan untuk menjauhkan diri dari riba baik itu besar ataupun kecil.
2. Ayat-ayat yang berkaitan dengan jual beli. Misalnya terdapat dalam QS. Al Baqarah ayat 275 dan QS. An Nisa ayat 29.
3. Ayat-ayat yang berkaitan dengan utang piutang seperti yang digambarkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 280. Ayat ini merupakan ayat terpanjang dalam Al-Quran dan menggarisbawahi pentingnya pencatatan dalam transaksi serta saksi dalam utang piutang.
Dan masih banyak lagi...

Kedua, tentang Definisi Ekonomi Syariah. Materi ini saya dapatkan dari jurnal yang ditulis oleh Dr. Mohammad Umar Chapra yang berjudul "What is Islamic Economics" (sumber: http://ieaoi.ir/files/site1/pages/ketab/english_book/66.pdf). Jurnal ini cukup tebal dan menjelaskan secara cukup komprehensif apa itu ekonomi syariah terutama yang berasal dari para ekonom-ekonom Islam generasi pertama.Selain itu juga saya membaca jurnal tentang apakah penting memiliki Ekonomi Syariah sebagai sebuah disiplin ilmu karangan beliau dengan judul "Is it necessary to have Islamic Economics?". Di sini kita bisa melihat apa perbedaan dasar antara ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional.

Ketiga, tentang Islamic worldview yang merupakan salah satu dasar berpikir untuk mengembangkan ekonomi syariah itu sendiri. Prof. Dr. Mohammed Aslam Haneef, salah satu dosen saya di IIUM banyak sekali menulis terkait materi ini.

Keempat, tentang Sistematika Ajaran Islam yang saya ambil dari tulisan-tulisan dan slide presentasi bahan ajar ayah saya sendiri yaitu Prof. Dr. Didin Hafidhuddin. Di situ saya memahami bahwa ekonomi itu merupakan bagian dari sistematika ajaran Islam, karena Islam merupakan agama yang syumul yang mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk hubungan yang kaitannya antara sesama manusia (muamallah).

Keenam, tentang Etika Bisnis dalam Islam. Sumber bacaan yang saya dapat adalah tulisan ayah saya, juga tulisan dari Dr. Oni Syahroni serta Dr. Irfan Syauqi Beik. Pada prinsipnya, bisnis dalam Islam sama dengan prinsip ekonomi Islam sendiri yaitu menjauhi apa yang Allah SWT larang. Misalnya pelarangannya terdiri dari Maisyir (spekulasi), Riba (tambahan yang mendzalimi), Gharar (penipuan), dan Bathil (kedzaliman).

Ketujuh dan kedelapan adalah tentang Konsep Harta dalam Islam dan Manajemen Keuangan. Ada salah satu teman sekelas buncek di Kelas Agama yang membahas tentang konsep harta dalam Islam. Itu juga menjadi referensi saya. Kemudian tulisannya Dr. Laily Arsyianti, Dr. Ai Nur Bayinah dan masih banyak lagi tentang keuangan itu sendiri. Dan tentu saja ilmu yang saya dapatkan di Keluarga Finansial amat mensupport kebutuhan saya akan ilmu terkait Manajemen Keuangan ini. Alhamdulillah saya merasa amat bersyukur.

Terakhir, tentang Fiqh Muamalah. Sejujurnya ini yang masih minim saya pelajari. Jadi saya pending dulu yaa..

Lalu bagaimana kesannya setelah tujuh pekan belajar ini?



  1. Sejujurnya karena mind mapping utama saya adalah Ekonomi Syariah, saya belum menemukan makanan yang benar-benar sesuai kebutuhan saya di hutan ilmu pengetahuan Buncek ini. Meskipun demikian, beberapa sharing ilmu dari Keluarga Agama dan Keluarga Finansial yang saya ikuti sedikit beririsan dengan kebutuhan saya.
  2. Yang lebih banyak saya makan adalah makanan cemilan dari hutan ilmu pengetahuan Buncek ini. Karena saya belum menemukan teman Buncek yang benar-benar membahas Ekonomi Syariah sebagaiwhole picture”. Saya harus lebih efektif lagi belajar secara mandiri.
  3. Alhamdulillah saya semakin menyadari bahwa teman-teman di Buncek adalah orang-orang yang benar-benar hebat, berilmu, dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Selain itu, saya dapat memperluas tali silaturahim dengan teman-teman dari berbagai IP di seluruh Indonesia dan dunia.
  4. Prioritas. Belum tentu materi yang menarik itu merupakan apa yang kita butuhkan. Saya merasakan tsunami informasi yang sesungguhnya dengan warna dan rasa yang begitu beragam.
  5. Fokus dan konsistensi dalam mempelajari menu utama dari mind mapping yang sudah dibuat

#janganlupabahagia
#jurnalminggu7
#materi7
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional







Sunday 23 February 2020

Saling Memberi Hadiah


Di dalam sebuah HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahaaduu, tahabbuu..” yang artinya, “Hendaklah kalian saling memberi hadiah, Niscaya kalian akan saling mencintai“.

Juga di dalam sebuah HR. Bukhari dikatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menerima hadiah dan biasa pula membalasnya.”

Alhamdulillah di pekan 6 Kelas Buncek, kami diminta untuk saling memberi hadiah kepada minimal 3 orang teman dari tugas pekan lalu sesuai dengan kebutuhan masing-masing, atau sesuai dengan jurusan Keluarga favorit.

Sebelum saya memulai, Bunda Nabila Dari IP Madura-Surabaya memberikan hadiah terlebih dahulu kepada saya berupa materi terkait bagaimana Rasulullah SAW mentarbiyyah finansial kepada keluarganya. Saya terharu di situ. Ternyata se-indah itu ya dapet hadiah yang sesuai dengan apa yang kita minati.






Kemudian saya pun mulai menyiapkan hadiah untuk kelima teman Buncek yang pekan lalu saya berkenalan lebih dalam. Pertama, Bunda Gita dan Bunda Yulita dari IP Tangerang Selatan. Karena keluarga favorit mereka adalah Keluarga Finansial, maka saya memberi mereka sebuah e-book yang saya tulis sendiri dengan judul “Manajemen Keuangan Sederhana”. E-book ini saya tulis tahun lalu sebagai hadiah bagi peserta Kulwhap “Femininitas”, salah satu rangkaian dari Kulwhap Marathon dalam rangka 1st Anniversary IP Asia.


Alhamdulillah dari Bunda Gita saya mendapatkan balasan hadiah berupa informasi terkait Sukuk Ritel 012. Kebetulan saya tertarik untuk berinvestasi di sukuk ritel. Bunda Gita pun memberikan link ini:

Begitu pula Bunda Yulita memberikan hadiah balasan  berupa excel sheet terkait hitungan untuk tujuan investasi yang bisa diutak-atik sesuai tujuan masing-masing keluarga. Alhamdulillah sangat bermanfaat. Karena saya belum punya sheet seperti ini.

Kedua, untuk Bunda Nabila saya persiapkan e-book terkait dengan “Enam Destinasi Wisata di Kuala Lumpur dan Sekitarnya” karena keluarga favorit beliau adalah keluarga “Edu Travel and Fun”. Saya ingat sekali Bunda Nabila pernah bilang bahwa beliau ingin menjadikan travelling sebagai salah satu program pendidikan bagi anak-anaknya. E-book ini saya ambil dari Facebook “Jelajah IP Asia di Malaysia” sebagai salah satu program 2nd Anniversary IP Asia beberapa waktu lalu. Kemudian saya tambahkan beberapa dokumentasi pribadi dan beberapa rekomendasi kuliner favorit keluarga kecil saya di Malaysia.



Ketiga, untuk Bunda Elok Wardaniyah dari IP Jombang, saya berikan dua buah buku berjudul “Seni Manajemen Emosi” dan “Ah.. Sudahlah Manajemen Ragam Masalah Emosi for Teen”. Bunda Elok berkata bahwa Keluarga Manajemen Emosi adalah keluarga favoritnya… Kedua buku ini saya beli di salah 1 aplikasi belanja online tanah air, sehingga meski fisik saya di Kuala Lumpur, saya tetap bisa melakukan pembelian dan langsung mengirimnya ke alamat rumah Bunda Elok. Ahh… Alhamdulillah ini semua karena fasilitas teknologi yang mendukung… Awalnya saya ingin memberikan buku berjudul “Buku Pintar Manajemen Stress dan Emosi”. Qadarullah ternyata setelah melakukan pembayaran, ternyata penjualnya menghubungi saya mengatakan bahwa buku tersebut habis. Alhamdulillah juga ternyata Bunda Elok memberikan saya hadiah berupa e-book berjudul “Mengenal Ekonomi Syariah” karya Madziatul Churiyah. Seneng deh…





Terakhir, untuk Ka Mia dari IP Gresik, saya agak cukup kesulitan memutuskan akan memberikan hadiah apa untuknya karena beliau memiliki minat di Keluarga Senior Kebal (Kesenian, Olah Raga, Kesehatan dan Herbal).. Akhirnya saya memutuskan untuk memberikan hadiah minyak aroma therapy untuk flu dan batuk pada anak. Sama halnya hadiah untuk Bunda Elok, hadiah untuk Ka Mia ini aku belikan di salah satu aplikasi belanja online tanah air.


Alhamdulillah… memang selalu menyenangkan ketika bisa berbagi dengan yang lain. Semoga semuanya bahagia dan mendapatkan hadiah yang bermanfaat. Semoga kita semua bisa menjadi orang-orang yang dermawan dan senantiasa berbagi di dalam kebaikan. Aamiin…

#janganlupabahagia
#jurnalminggu6
#materi6
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Monday 17 February 2020

Berkenalan dengan Lima Mahasiswa Buncek (Camping Time)

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Di pekan ke 5 ini, kami diminta untuk memperluas tali silaturahmi kami dengan sesama mahasiswa Kelas Buncek ini. Salah satu syarat dan ketentuannya adalah kita harus memilih mahasiswa di luar regional kita. Alhamdulillah setelah selama 3 hari menyempatkan untuk saling bertukar sapa dengan beberapa mahasiswa (secara acak) melalui aplikasi whatsapp, inilah 5 teman yang saya dapatkan sharing-nya…



1. Mia Fathia – IP Gresik - Keluarga Senior Kebal  

Sebenarnya Ka Mia Fathia merupakan senior saya di kampus IIUM. Kami cukup dekat, tapi setelah berpisah (Ka Mia pulang ke Gresik dan saya masih melanjutkan studi hingga tahun 2019), kami sudah jarang sekali berkomunikasi. Alhamdulillah dengan adanya tugas ini silaturahmi ini tersambung kembali. Ka Mia adalah orang pertama yang mengajak saya sharing terkait dengan kelas apa yang kami ikuti. Sampai hari kami berdiskusi, Ka Mia hanya bergabung di Keluarga Senior Kebal  yang merupakan kependekan dari “Seni, Olah Raga, Kesehatan dan Herbal”. Karena masih fokus belajar di satu keluarga ini, jadi tidak  ada pilihan lain, kelas inilah yang menjadi favorit Ka Mia. Alhamdulillah, Ka Mia merasakan banyak manfaat dengan bergabungnya di kelas ini karena sesuai dengan mind map yang dibuatnya yaitu “Rumah Sehat”. Alasan mengapa Ka Mia memilih kelas ini adalah karena Ka Mia memerlukan beberapa ilmu tentang :
1.     Membuat obat-obatan herbal
2.     Mengatur pola makan sehat,
3.     Mengatur menu makanan harian
4.     Jenis-jenis olah raga ringan untuk praktek di dalam rumah

2. Gita – IP Tangerang Selatan - Keluarga Finansial  

Bunda Gita dari IP Tangerang Selatan ini merupakan sosok yang aku kenal di Group Keluarga Finansial. Saat saya join di Keluarga Finansial, saya melihat Bunda Gita telah selesai membahas tentang Deposito dan dilanjutkan membahas tentang Sukuk Tabungan juga SBSN atau Surat Berharga Syariah Negara. Bunda Gita share tulisan di blognya pada bulan November 2019 yang lalu sebagai pembuka tentang materi Sukuk Tabungan 006: https://www.gitariaeka.com/blog/2019/11/15/sukuk-tabungan-st-006/.
Setelah ber-wapri dengan Bunda Gita, diketahui Bunda Gita mengikuti dua kelas yaitu Keluarga Finansial dan Keluarga Public Speaking. Di antara dua kelas tersebut, Bunda Gita paling suka Keluarga Finansial karena sesuai dengan mind map utamanya.

3. Nabila Cahya Haqi – IP Surabaya-Madura – Keluarga Travel Edu Fun

Bunda Nabila Cahya Haqi atau yang biasa akrab dipanggil Nabila ini merupakan teman sekelas saya di Keluarga Agama Qurrota A’yun. Wanita yang merupakan asli Surabaya dan lulusan Universitas Airlangga tahun 2013 ini, selain mengikuti kelas Agama, juga mengikuti kelas "Travel Edu Fun - Traveling for Education and Family Fun". Keluarga Travel Edu Fun ini menjadi keluarga favoritnya. Alasan utamanya adalah karena Bunda Nabila memiliki keinginan untuk menjadi travel blogger, selain karena sesuai dengan mind map tentu aja. Meski masih campur-campur dalam melakukan blogging, tapi ke depannya Bunda Nabila berkeinginan untuk fokus ke travelling aja. Di keluarga ini Bunda menemukan saudara-saudara yang membuatnya semakin semangat untuk menjadi mom traveller, yaitu menjadikan travelling sebagai pusat edukasi bagi keluarga.

4. Elok Wardaniyah – IP Jombang – Keluarga Manajemen Emosi

Bunda yang biasa dipanggil Bunda Elok ini merupakan teman sekelas saya di Keluarga Finansial. Selain di Keluarga Finansial, Bunda Elok ini berada di Keluarga Manajemen Emosi. Dalam hal ini Bunda Elok memilih sub materi manajemen marah dan manajemen konflik. Selain itu, Bunda Elok juga bergabung di Keluarga Cemara dan Keluarga Bisnis karena kesemua kelas sesuai mind map-nya. Di antara keempat kelas yang diikutinya, yang paling Bunda Elok suka adalah Keluarga Manajemen Emosi karena di sana-lah Bunda Elok bergabung paling lama yaitu sejak awal sampai sekarang. Favorit kedua adalah Keluarga Cemara karena kerapihan dan kebersihan rumah adalah mood booster utama baginya.

5. Yulita Eka Pawestri – IP Tangerang Selatan - Keluarga Finansial  

Sama halnya dengan Bunda Gita, Bunda Yulita Eka Pawestri saya “lihat” pertama kali saat beliau memaparkan materi di Keluarga Finansial yaitu materi “Reksadana Syariah”. Di situ saya bisa menyimpulkan bahwa Bunda Yulita amat menguasai materi ini dan membuat penjelasan yang mudah untuk dipahami. Setelah bertukar sapa, diketahui bahwa Bunda Yulita mengikuti 3 buah kelas yaitu Kelas Portofolio Anak (PortA), Bermain Bersama Anak (Temanda Family), dan Kelas Finansial (Kefin). Di antara ketiga kelas tersebut, Bunda Yulita paling suka di Kelas Kefin karena Finansial merupakan salah satu bidang dalam minds map-nya dengan tema pengembangan diri. Selain itu Bunda Yulita menyukai kelas ini karena materinya terstruktur serta membernya ikhlas berbagi ilmu, bahkan ada yang bersedia me-resume setiap materi sehingga memudahkan bagi yang belajar.

Lalu bagaimana dengan saya?

Pekan ini saya ikut kelas baru yaitu Keluarga Finansial dan tetap juga berada di Keluarga Agama Qurrota A’yun. Jika dibandingkan, saya menyukai keduanya karena masing-masing kelas benar-benar memberikan inspirasi bagi saya. Keluarga Agama memberikan saya banyak pemahaman terutama kaitannya dengan spiritualitas. Sedangkan Keluarga Finansial memberikan ilmu pengetahuan yang sangat praktikal dalam kehidupan sehari-hari. Tapi secara aktivitas diskusi, saya sangat apresiasi Kelas Finansial karena lebih tersusun dan terdokumentasi dengan baik. Sebenarnya finansial ini hanya bagian kecil dari bidang yang ingin saya pelajari. Tapi Alhamdulillah saya banyak mendapatkan insight yang membuka pikiran dari kelas ini

Dari kelima orang plus satu diri saya, dapat disimpulkan bahwa Keluarga Finansial menempati urutan pertama yaitu sebanyak 50 persen, diikuti oleh Keluarga Senior Kebal, Keluarga Travel Edu Fun dan Keluarga Manajemen Emosi dengan presentasi yang sama banyak.



#belajarmerdeka
#merdekabelajar
#janganlupabahagia
#jurnalminggu5
#materi5
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Monday 10 February 2020

Islamic World View and Islamic Economics (Pandangan Hidup Islam dan Ekonomi Islam)


Bismillahirrahmaanirrahiim..

Di pekan ke 4 ini, belum ada diskusi WAG Keluarga Agama Qurrotul A’yun atau sajian Go Live yang benar-benar terkait dengan makanan utama saya dalam mind map yang sudah saya persiapkan.

Sebenarnya, buku referensi “Tafsir Ekonomi Kontemporer” yang saya jelaskan di pekan pertama belum selesai dibaca. Buku tersebut masih saya lanjutkan untuk dibaca agar pengetahuan saya lebih bertambah.

Ada 1 buku referensi lain yang mulai saya baca sebagai makanan cemilan pekan ini yaitu “Islamic Economics Principles & Analysis” dengan tiga orang editor yaitu Moytaz Abojeib, Mohammed Aslam Haneef dan Mustafa Omar Mohammed terbitan ISRA (International Shariah Research Academy for Islamic Finance) yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2018.  Buku ini ditulis oleh lebih dari dua puluh orang penulis yang berasal dari berbagai negara seperti Malaysia, Indonesia, Turki, Pakistan, Inggris, Bahrain, KSA dan Qatar.



Buku ini sebenarnya sangat cocok menjadi buku referensi bagi mahasiswa S1 maupun S2 karena sifatnya yang sangat komprehensif. Ada lima area spesifik yang dibahas dalam buku ini yang dibagi ke dalam dua puluh satu bab. Kelima area tersebut adalah Foundation of Islamic Economics (Dasar Ekonomi Islam), Islamic Microeconomics (Mikroekonomi Islam), Islamic Macroeconomics (Makroekonomi Islam), Islamic Financial System (Sistem Keuangan Islam) dan beberapa isu terkait Ekonomi Islam. Buku dengan pengantara Bahasa Inggris ini sangat tebal yaitu terdiri dari 800 halaman lebih, sehingga diperlukan waktu yang panjang untuk dapat menyelesaikan apalagi memahami buku ini.

Pekan ini saya membaca terkait “Islamic World View and Islamic Economics” (Pandangan Hidup Islam dan Ekonomi Islam). Tujuan dari adanya penjelasan tentang tema ini adalah untuk memahami hubungan antara agama dengan ekonomi, mengkomparasi dasar berpikir antara Ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional, memahami tentang arti dan konsep dari pandangan hidup, serta menjelaskan apa itu pandangan hidup Islam.


Di dalam buku ini dijelaskan bahwa antara aspek material dan spiritual saling berkaitan satu sama lain yang akan membentuk behaviour (sikap dan perilaku) juga interaksi dan aktivitas harian dari manusia termasuk ekonomi. Misalnya agama akan menuntun para pemeluknya untuk memilih barang dan jasa yang tidak bertentangan dengan ajaran agama tersebut. Atau dalam level yang lebih tinggi, misalnya agama melarang pemerintah untuk mempromosikan industri gambling (perjudian) meskipun aktivitas ekonomi tersebut akan mendorong perekonomian suatu negara.

Pada bab ini dijelaskan bagaimana Dunia Barat dan Islam memandang kaitan antara agama dan ekonomi. Terdapat pandangan yang sangat bertentangan antara bagaimana Dunia Barat dan Islam memandang kaitan di antara keduanya. Misalnya di dalam sejarah Barat, pandangan ekonomi oleh Karl Marx (1818-1883) menyatakan bahwa agama justru merupakan hambatan (impediment) bagi kesejahteraan ekonomi dan bahkan menganggap agama sebagai hasil dari fenomena ekonomi itu sendiri, bukan berasal sejati dari Tuhan (God devine) seperti yang dijelaskan oleh Raines (2002). Maka  paham matrelistik seperti ini hanya mendukung ide bahwa sesuatu yang benar-benar ada (truly exists) hanya berlaku jika dapat dibuktikan oleh pengalaman dan observasi yang saintifik saja. Secara umum, teori ekonomi konvensional menyatakan bahwa segala aktivitas ekonomi yang rasional hanya berdasarkan nilai atau manfaat apa saja yang dapat dirasakan dari sebuah transaksi. Dan kegiatan ekonomi yang dipilih adalah yang dapat memaksimalkan utilitas (kebahagiaan/kepuasan).

Sebaliknya, Haneef (1997) menjelaskan bahwa Islam merupakan kurikulum kehidupan yang lengkap, yang di dalamnya telah mencakup semua aspek kehidupan termasuk ekonomi. Segala teori maupun praktik dari ekonomi harus sesuai dengan apa yang telah Allah SWT perintahkan dan menjauhkan dari segala apa yang telah dilarang-Nya. Maka tujuan dari ekonomi Islam ini bukan hanya semata-mata mencapai kepuasan material, tapi juga keridhaan dari Allah SWT serta kesuksesan dunia dan akhirat (falah). Pun yang menjadi sumber pengetahuan selain akal dan observasi saintifik, tapi juga Al-Quran dan hadist yang merupakan sumber utama referensi. Misalnya di dalam Islam dijelaskan bahwa jika kita bersyukur atas keberadaan kita sebagai individu melalui ibadah kepada Allah SWT, maka Dia akan memberikan kita balasan yang berlipat tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membangun Ekonomi Islam ini berdasarkan Siddiqi (2013) yaitu:
  1. Adanya kebutuhan untuk menjadikan instusi keluarga sebagai unit analisis ekonomi, bukannya institusi pasar.
  2. Adanya kebutuhan untuk mempromosikan “kerjasama dan sinergi” (cooperation) selain aspek kompetisi.
  3. Pasar keuangan harus fokus pada transaksi riil atau fokus kepada sektor riil ekonomi.
  4. Perlunya menghapuskan riba dan segala turunannya dalam aktivitas ekonomi.
  5. Maqashid shariah (tujuan shariah Islam) dijadikan sebagai panduan berpikir analisis yang mencakup perlindungan terhadap ad-din (agama), an-nafs (kehidupan), al-‘aql (intelektualitas), an-nasl (keturunan), serta al-mal (harta) sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali.


Tekait dengan pandangan hidup, ada empat aspek dari pandangan hidup Islam yaitu sebagai berikut:

Pertama, Tuhan. Allah SWT merupakan sentral atau pusat dari kehidupan. Maka keberadaan Tuhan menjadi paling fundamental di dalam padangan hidup Islam ini. Konsep monoteisme (tauhid) dan kesembilan puluh sembilan nama indah Tuhan (asmaul husna) menjadi sentral di dalam pandangan hidup orang Islam. Misalnya dalam QS. Ali Imran ayat 26, Allah SWT merupakan al-Malik (Maha Pemilik). Ini berimplikasi bahwa konsep kepemilikan dalam Islam adalah Allah sebagai pemilik absolut atas segala sesuatu di dunia ini, sedangkan kepemilikan manusia sifatnya adalah relatif.

Kedua, manusia dan rasionalitas. Manusia merupakan makhluk rasional sekaligus spiritual. Dalam Islam, minimal ada dua buah peran yang manusia miliki yait
1.     "Abdillah (Hamba Allah): untuk beribadah (secara khusus dan umum) kepada Allah. Lihat QS. Adz Zariyyat ayat 56. Hal ini berimplikasi bahwa kegiatan ekonomi merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT.
2.  Khalifatullahu fil alrd (Pemimpin di Muka Bumi): akan dimintai segala pertanggungjawabannya. Lihat QS Al-Baqarah ayat 30. Artinya kegiatan ekonomi yang dilakukan harus dilakukan secara amanah dan penuh tanggung jawab.

Ketiga, tujuan hidup. Dalam pandangan hidup Islam, tujuan hidup seorang manusia adalah mencapai falah yaitu kesuksesan di dunia dan akhirat sebagaimana termaktub dalam QS. An-Nahl ayat 97. Artinya, dunia merupakan sarana di dalam mencapai kesuksesan di akhirat. Kita tidak boleh melupakan bagian kita dunia, karena dunia adalah tempat beramal soleh sebagai persiapan kita pada kehidupan akhirat.

Keempat, alam. Aspek yang juga penting dalam pandangan hidup Islam adalah alam (nature). Alam merupakan salah satu sumber daya yang amat berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi manusia. Allah SWT telah memberikan rezeki yang cukup kepada makhluk-Nya. Namun kecukupan rezeki ini bergantung pada penggunaan yang bertanggung jawab serta usaha dalam mencari rezeki tersebut.

Terakhir, dalam bab 1 ini menjelaskan kaitan antara pandangan hidup Islam dengan ekonomi. Perbedaan yang mendasar antara pandangan hidup Islam dengan konvensional terhadap ekonomi terletak pada aspek dunia-akhirat. Jika Islam mengimani bahwa segala aktivitas ekonomi bertujuan untuk kesuksesan dunia dan akhirat, konvensional hanya berfokus pada kesuksesan dunia saja. Maka apa yang menjadi larangan dalam Islam, seperti larangan riba, tidak boleh dilakukan pada setiap aktivitas ekonomi yang dilakukan.

Waalahu’alam bi ash shawwab.

#belajarmerdeka
#merdekabelajar
#janganlupabahagia