Friday 6 July 2018

Keluarga Multimedia Day 1: Review Aplikasi “Flo”

Tantangan ke-12 dengan tema “Keluarga Multimedia” sudah dimulai. Kali ini materi yang disampaikan menggunakan metode yang berbeda dari yang biasanya.. Alhmdulillah Bunda Septi Peni Wulandari, founder Institut Ibu Profesional, langsung yang menyampaikan materi langsung melalui webinar dengan aplikasi WizIQ dan VC (Virtual Class). Jadi sebanyak 500 peserta kelas Bunsay Batch 2 dari berbagai wilayah baik dalam maupun luar negeri pun hadir untuk mendengar kuliah di level terakhir kelas Bunsay ini.

Sebelum saya memaparkan tugas saya, saya akan merangkum sedikit materi yang Bunda Septi jelaskan hari Rabu yang lalu. Bunda Septi menjelaskan bahwa “Keluarga Multimedia” (KM)merupakan keluarga yang sangat paham teknologi, tau kapan menggunakannya, serta paham bahwa tujuan teknologi adalah untuk membantu hidup. Jadi, KM bukanlah keluarga diperbudak teknologi sehingga kalimat “Gadget mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat” tidak akan terjadi.

Kalimat inilah yang cukup mengetuk kegalauan hati saya selama ini. Selama ini saya memiliki perasaan yang sangaaaat takut akan kemajuan teknologi terutama gagdet yang berkaitan dengan Afifa. Padahal ibarat mata pisau, teknologi ini akan berfungsi membantu ATAU menjerumuskan kita TERGANTUNG dari bagaimana kita memanfaatkannya. Iya kan?

Maka dari itu, perlu dibuat semacam Rules atau aturan main dalam memanfaatkan teknologi di dalam keluarga agar kita dapat menjadi KM sejati. Misalnya pertama, Kita dapat membuat “Gadget free areas” di dalam rumah yang harus dipatuhi oleh semua anggota keluarga. Di meja makan, sebagai contoh, semua anggota keluarga dilarang untuk membuka gadget sehingga moment makan bersama benar-benar dimanfaatkan untuk bonding, mengobrol dan saling menasihati dan menguatkan satu sama lain.

Kedua, pendampingan oleh orang tua dalam membersamai anak saat ber-gadget sangat penting. Disinilah Ibu, Ayah dan anak saling belajar. Kita harus menjadi orang tua yang update atas perkembangan zaman, termasuk teknologi. Maka saat anak memanfaatkan teknologi, orang tua harus ikut mempelajari dan mendampingi mereka agar orang tua “tidak kecolongan” atas efek negatif dari gadget yang mungkin timbul.

Masih banyak lagi yang dibahas oleh Bunda Septi, namun mari kita langsung lompat ke tugas Tantangan 10 hari saja ya :) Kami diminta untuk mempelajari 1 aplikasi/website/teknologi baru setiap hari selama 15 menit. Teknologi ini mencakup teknologi yang dapat membantu peran kita sebagai seorang perempuan, istri dan ibu.

Setelah berpikir selama 1 hari, saya memutuskan untuk me-review sebuah aplikasi yang terkait dengan program masa subur seorang perempuan. Kenapa? Karena sejujurnya, alhamdulillah karena saya sudah submit disertasi untuk sidang, dan Afifa kami rasa sudah siap menerima kehadiran anggota baru di keluarfa kami, maka saya dan suami sepakat untuk memulai program kehamilan kedua. Bismillah..

 Setelah KB spiral saya dilepas pada tanggal 22 Juni 2018 kemarin, bismillah program kehamilan kedua pun dijalankan. Saya pun membaca kembali berbagai informasi terkait persiapan kehamilan dan tepatnya kemarin tanggal 6 Juli 2018, saya melihat rekomendasi dari seorang Selebgram terkait aplikasi yang dapat men-track masa subur dan jadwal menstruasi kita sehingga seorang perempuan dapat memprediksi masa ovulasi yang terjadi. 

Aplikasi ini bernama “FLO”. Saya kemudian meng-install aplikasi ini di handphone saya (iOS). Aplikasi ini cukup user-friendly. Pertama kita diminta untuk mengisikan apa yang menjadi goal kita? Ada dua pilihan yaitu “Get Pregnancy” atau “Track My Period”. Karena target saya adalah program kehamilan maka saya pilih yang pertama.

Kemudian kita memasukan info terkait Hari Pertama Haidh Terakhir (HPHT) jika kita ingat, cycle length (berapa lama jarak antar satu menstruasi ke menstruasi berikutnya) jika kita mengetahui, dan berapa lama  rata-rata periode kita mensturasi jika kita mengetahui.

Lalu kita pun boleh memasukan personal informasi kita seperti tanggal lahir, berat badan, tinggi badan, kebiasaan tidur kita serta symptoms yang kita rasakan secara harian. Misalnya hari itu kita merasa pusing, mood swing, diare, dll. Pun dengan aktivitas hubungan kita bisa diinput misalnya “no have sex”, “have sex” dan lain sebagainya.

Nah nanti akan muncul deh prediksi masa ovulasi kita. Kapan ovulasi dan periode sebelum dan sesudahnya, high change to get pregnant atau low change to get pregnant. Yang saya baca memang sebaiknya suami istri berhubungan di saat masa subur, karena disitulah masa-masa ovulasi terjadi. 

Kita juga nanti bisa memasukan jika kita menstruasi atau sudah hamil. Nanti data tersebut akan diolah sehingga aplikasi kita akan memberi tau informasi terkait dengan masa subur dan kehamilan kita.

Dan yang bagusnya di aplikasi ini ada semacam insight health atau informasi kesehatan terkait program kita. Misalnya saat saya memasukan symptom kurang tidur, mood swing, dan pusing, akan keluar artikel-artikel terkait dengan kondisi kita dan pengaruhnya terhadap program kehamilan kita. 

So far saya cukup puas dengan aplikasi ini. Semoga dengan aplikasi ini memudahkan saya dan suami untuk menjalankan program kehamilan kedua ini. Kami sadar betul semua adalah kehendak Allah SWT, aplikasi ini hanya prediksi yang mungkin bisa benar, bisa juga salah. Tapi tidak salahnya kita berikhtiar karena itupun diingatkan oleh Rasulullah SAW saat ada sahabat yang bertanya apakah harus mengikat keledai saat ia solat ataukah dibiarkan saja kemudian ia bertawakkal? Rasulullah SAW menjawab bahwa sahabat harus mengikat dulu tali keledainya kemudian bertawakkal. Nah artinya ikhtiar secara horizontal harus diusahakan sambil terus berkhusnudzon dan bertawakkal kepada Allah SWT. InsyaAllah :”)

#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#Level12
#KeluargaMultimedia
#Day1

No comments:

Post a Comment