Kecewa itu manusiawi.
Tapi kecewa mungkin saja dikarenakan kita berharap pada
manusia.
Bukannya pada Allah, Sang Maha Segala.
Kecewa mungkin juga disebabkan ekspektasi yang memastikan
sesuatu akan terjadi.
Padahal hanya satu yang sudah pasti di dunia ini:
ketidakpastian.
Di sinilah harusnya manusia menempatkan diri.
Berusaha sekuat tenaga.
Berdoa sepenuh hati.
Dan serahkan finalisasinya kepada Allah.
Hanya kepada Allah.
Dengan perasaan tawakal.
Nothing to loose atas
apa yang Dia kehendaki.
Karena itulah yang terbaik. Terbaik untuk diri kita, alias
maslahat untuk hidup kita.
Bukannya pada sebuah ekspektasi.
Sebuah pengharapan pada selain diri-Nya.
Dia jauh lebih mengetahui apa yang sebenarnya kita butuhkan
di dalam hidup kita.
Karena Dia-lah yang menciptakan kita. Hingga cara tidur pun,
Dia lebih mengetahuinya daripada diri kita sendiri.
Jadi… Percaya kan kalau Dia sudah menempatkan segalanya
sesuai kadarnya? Sesuai kadar kemampuan kita menerimanya.
Aku percaya Allah.
Pada semua ketentuan-Nya.
Dan pada segala rencana indah-Nya.
Jika akal bodohku ini belum dapat menerima…
Maka ya Allah, tolong berikan kekuatan pada hatiku untuk
menerimanya.
Aku percaya ya Allah…
Dan akan terus selalu berusaha untuk percaya.
Atas kuasa-Mu. Atas kehendak-Mu. Dan lagi, atas rencana
indah-Mu.
Sebuah pengingat diri.
Percaya :')
ReplyDeletePada saat yang tepat, insyaallah. I do believe :-)
*peluk erat kak qorry*
Semoga Allah melembutkan hatimu, mendekap dan menjagamu dengan sebaik2 penjagaan..
Cukuplah Allah bagi kita :*. Sayang kakak shalihah krn Allah...
Makasih banyak Tami-ku sayang.
ReplyDeleteAlways love you for the sake of Allah.. :*