Assalamualaikum sahabat…
Tulisan ini sebenarnya tulisan adalah “utang” saya atas
tulisan bulan Desember tahun lalu. Hehehe…
Kalau di tulisan part 1 saya menceritakan bahwa perjalan saya
ke Eropa bersama orang tua saya adalah lebih kepada perjalanan spiritual, di
tulisan part 2 ini saya akan menceritakan kunjungan saya di Eropa tersebut. Pada
bagian ini akan dibahas negara pertama yang saya kunjungi yaitu Belanda.
Simak yaaa… :)
Belanda
Nah… Negara pertama yang dikunjungi tentu saja Belanda. Ini
adalah negara tujuan utama dan alasan kenapa kami bisa menginjakkan kaki di
tanah Eropa beberapa waktu yang lalu. Dan Belanda pun akan menjadi “home base” alias
starting point kami saat mengunjungi negara-negara lainnya.
Kami tiba di bandara Amsterdam pagi hari. Dan ternyata cuaca
di sana cukup dingin, sekitar 6-8 derajat celcius. Sebenernya mungkin bagi
mereka yang udah biasa berada di cuaca yang dingin, suhu udara segitu gak
terlalu dingin. Tapi bagi kami orang Bogor yang cuacanya kian memanas akibat
global warming, cuaca pagi itu cukup bikin menggigil.
Hari itu kami dijemput oleh sang tuan rumah: Bapak William
dan Ibu Emma. Nah dua orang baik inilah yang mengundang kami ke Belanda. Bapak
William adalah ketua dari Persatuan Pemuda Muslim di Eropa (PPME). Nah inti
dari kami pergi ke Eropa adalah Papah diundang untuk menghadiri dan mengisi
materi di acara Milad PPME yang ke-40 tahun.
Pak William juga bekerja di salah satu perusahaan besar di
Eropa, sedangkan Bu Emma istri beliau adalah seorang guru sciences di sekolah
Indonesia di Belanda. Mereka adalah dua orang yang begitu humble. Mereka sudah puluhan tahun tinggal di Belanda, jadi
Belanda buat mereka sudah seperti kampung halaman mereka sendiri.
Rumah Bapak William sering sekali dijadikan tempat bermalam
orang-orang Indonesia yang ke Belanda. Bahkan para tokoh nasional pun pernah
nginep di sana, seperti Bapak Rohmin Dahuri mantan Menteri Perikanan Indonesia.
Para trainer ESQ pun sering menginap di rumah Pak William ini. Kebetulan Pak
William adalah ketua ikatan alumni ESQ untuk cabang Eropa. Jadi, setiap kali ESQ
mengadakan training di Belanda, Pak William-lah yang menjamu mereka.
Subhanallah… Keluarga tersebut benar-benar orang yang sangat baik. Mereka mau
‘direpotkan’ oleh para tamu dan bahkan memuliakan mereka.
Yang lucu, Pak William sengaja memilih mobil Audi yang besar
karena tujuannya agar bisa muat barang-barang tamu yang datang beliau jamu.
Saya bertanya ke Pak William, “Pak, kok Bapak mau sih direpotin ini itu sama
tamu?” Dengan rendah hatinya beliau menjawab, “Kan kita harus total action,
Qorry. Ini adalah salah satu bentuk nyata action kita sebagai bentuk ibadah
kepada Allah.” Subhanallah… Luar
biasa… Begitulah Pak William, seorang yang berjiwa dan berhati besar, dan
memiliki “sense of sacrifice” yang
tinggi. Tentunya ini semua pun berkat dukungan dari istrinya yang juga luar
biasa, Bu Emma.
Nah.. Setelah bertemu dengan Pak William dan Bu Emma, kami
pun segera pulang ke rumah mereka di Rotterdam. Sebelum ke rumah, kami pergi
mengunjungi sebuah tempat, yaitu rumah kubus. Unik deh, jadi rumah-rumah yang dibangun
itu berbentuk kubus, untuk menghemat tanah. Dan rumah tersebut dijadikan tempat
tinggal warga. Tapi karena bentuknya yang unik, tempat tersebut pun sering
dikunjungi oleh turis.
Rumah Kubus
Mamah dan Mobil Pak William yang setia menemani ;)
Rumah Pak William begitu nyaman. Tidak terlalu besar, tidak
juga terlalu kecil. But when the first time I came in, I felt like I am home,
so comfortable and cozy. Alhamdulillah…. Udah mah diundang ke Belanda, eh di
Belanda pun nginepnya di tempat yang sangat nyaman… :D Kami pun langsung mandi
dan ganti baju. Karena hari itu adalah hari Jumat, maka kami pun segera
berangkat ke masjid yang dibangun oleh orang Indonesia di sana. Papah pun
diminta untuk mengisi khutbah Jumat di sana.
Di Depan Rumah Bu Emma
Membangun masjid di Belanda bukanlah perkara mudah. Selain
karena Muslim adalah penduduk minoritas, izin untuk membuat bangunan baru pun
amat susah untuk dikeluarkan. Namun, ini semua tidak menyurutkan masyarakat
Muslim Indonesia di Belanda. Dengan perjuangan dan kegigihan yang luar biasa,
Alhamdulillah orang Indonesia di Belanda memiliki masjidnya sendiri. Tentu ini
nikmat yang begitu luar biasa. Masjid ini sebenarnya dulunya adalah gereja.
Jadi, gereja lama akhirnya disulap menjadi masjid. Bangunan aslinya adalah
gereja. Tapi Alhamdulillah, masjid tersebut tetaplah masjid, tempat berkumpul
orang untuk shalat dan mengadakan acara berkumpul dan menimba ilmu. Nama masjid tersebut adalah Masjid Al-Hikmah :)
Mamah di Masjid Al-Hikmah
Papah menjadi Khotib shalat Jumat di Majid Al-Hikmah
Sehabis pengajian malam hari di Masjid Al-Hikmah
Di Belanda, inti acara yang akan dilaksanakan adalah acara Milad PPME yang ke-40. Nah pada acara tersebut Papah mengisi materi kepada para peserta. Yang menghadiri acara tersebut adalah kebanyakan keluarga yang tersebar di Eropa, meski mayoritas mereka berada di wilayah Belanda. Ternyata banyak orang Indonesia yang menikah dengan orang Belanda lho... Dan mereka mengajak suami atau istri mereka untuk menjadi Muslim. Hebat ya ;)
Papah mengisi ceramah di acara Milad PPME ke-40
Tentunya selama di Belanda, kami pun
mengunjungi berbagai tempat yang luar biasa bagus. Kami berfoto di desa nelayan
Belanda dengan menggunakan baju tradisional sana. Kata Bu Emma, jangan mengaku
pernah ke Belanda kalau belum foto studio di sana. Lucunya, saat kami akan
berfoto, kami bertemu secara tak sengaja dengan Bapak Adiaksa Dault (mantan
menpora) dan tim yang baru saja mendaki gunung Everest. Akhirnya kami pun
berfoto bersama dengan Pak Adiaksa. Hihi… Di Indonesia gak pernah ketemu, eh
malah ketemu di Belanda. Kebetulan Bu Emma memang kenal baik dengan beliau.
Foto bersama Pak Adiaksa Dault pake baju tradisional nelayan Belanda :D
Pak Adiaksa dan Tim yang Habis Daki Gunung Everest
Nelayanwati dari Bogor :p
Kami pun mengunjungi desa kincir angin di Belanda yaitu Kinderdijk. Wuihh seru
deh. Ya Allah, saya dan mamah benar-benar bahagia. Berfoto di sana sini dengan
background kincir angin. Kalau Papah sih emang gak suka difoto. Jarang banget
punya foto papah yang lagi senyum. Kalau saya sih cuek aja. Namanya juga
pengalaman yang amat sangat jarang, jadi kenapa gak dimanfaatin buat diabadikan?
Hehehehe…
Bersama Papah dan Mamah di Kinderdijk
Tempat lain yang kami kunjungi adalah Madurodam.
Nah tempat ini merupakan miniatur Belanda. Jadi, seluruh
Belanda dibuat miniature-nya sehingga kita tau apa aja sih yang ada di Belanda.
Wuihh bagus banget deh. Semuanya benar-benar terjaga di sana. Nyaman sekali
sebagai tempat wisata. Gak ada sampah yang berserakan, dan kebersihan pun
benar-benar dijaga di sana.
Di depan Madurodam
Bu Emma dan Mamah di dalam Madurodam
Bagaikan Raksasa :D
Pelajaran Berharga
Saya pernah mengalami kemacetan di Belanda. Ternyata, bukan
hanya Jakarta dan Bogor aja lho yang macet. Hehehhee…
Tapi taukah sahabat? Kemacetan yang terjadi di Belanda
biasanya disebabkan karena ada kecelakaan lalu lintas. Jika ada kecelakaan lalu
lintas, lalu lintas langsung di-stop total dalam rangka menyelamatkan korban
kecelakaan. Tak sampai hitungan detik, polisi, ambulans, dan petugas evakuasi
datang ke tempat kejadian.
Dan biasanya, jika ada kemacetan, langsung diinformasikan
kepada para pengemudi apa yang sebenarnya terjadi via radio. Meskipun saat itu
kami sedang mendengarkan CD, tapi pemberitahuan itu secara otomatis langsung
kami dengar melalui radio.
Ternyata, Bu Emma pernah mengalami kecelakaan lalu lintas
yang cukup dahsyat. Mobil yang beliau kendarai tertabrak dari belakang oleh
mobil lain dalam kecepatakan tinggi. Mobilnya pun hancur. Namun Alhamdulillah,
Allah masih melindungi beliau, Bu Emma pun dapat ditolong dengan sigap oleh
para petugas. Kata Bu Emma, dulu dia suka “ngedumel” kalau ada kemacetan, tapi
setelah beliau mengalami kecelakaan seperti itu, beliau sekarang mengerti
betapa pentingnya untuk menyelematkan nyawa orang lain. Subhanallah… Merinding
saya mendengar kisah Bu Emma…
Ahh…
Betapa bahagia dan bersyukurnya saya bisa berkunjung ke
negara Belanda. Meskipun dulu pernah menjajah Indonesia, tapi tetap saja banyak
pelajaran yang bisa saya ambil saat saya mengunjungi negara tersebut.
Betapa bahagianya saya. Dijamu dengan begitu luar biasa oleh
keluarga Pak William. Dimuliakan oleh mereka. Hanya Allah yang mampu membalas
jasa dan kebaikan Pak William dan keluarga. Lindungi dan berkahilah mereka ya
Rabbi. Amin…
New experience was in the air. I feel so blessed and how I
was thankful to Allah for giving me this special opportunity… But the journey
has not finished yet. Please wait for another story ;)
No comments:
Post a Comment