Friday 6 July 2012

Europe Trip Part 2: Totally Different World (Belanda)


Assalamualaikum sahabat…

Tulisan ini sebenarnya tulisan adalah “utang” saya atas tulisan bulan Desember tahun lalu. Hehehe…

Kalau di tulisan part 1 saya menceritakan bahwa perjalan saya ke Eropa bersama orang tua saya adalah lebih kepada perjalanan spiritual, di tulisan part 2 ini saya akan menceritakan kunjungan saya di Eropa tersebut. Pada bagian ini akan dibahas negara pertama yang saya kunjungi yaitu Belanda.

Simak yaaa… :)

Belanda
Nah… Negara pertama yang dikunjungi tentu saja Belanda. Ini adalah negara tujuan utama dan alasan kenapa kami bisa menginjakkan kaki di tanah Eropa beberapa waktu yang lalu. Dan Belanda pun akan menjadi “home base” alias starting point kami saat mengunjungi negara-negara lainnya.

Kami tiba di bandara Amsterdam pagi hari. Dan ternyata cuaca di sana cukup dingin, sekitar 6-8 derajat celcius. Sebenernya mungkin bagi mereka yang udah biasa berada di cuaca yang dingin, suhu udara segitu gak terlalu dingin. Tapi bagi kami orang Bogor yang cuacanya kian memanas akibat global warming, cuaca pagi itu cukup bikin menggigil.

Hari itu kami dijemput oleh sang tuan rumah: Bapak William dan Ibu Emma. Nah dua orang baik inilah yang mengundang kami ke Belanda. Bapak William adalah ketua dari Persatuan Pemuda Muslim di Eropa (PPME). Nah inti dari kami pergi ke Eropa adalah Papah diundang untuk menghadiri dan mengisi materi di acara Milad PPME yang ke-40 tahun.

Pak William juga bekerja di salah satu perusahaan besar di Eropa, sedangkan Bu Emma istri beliau adalah seorang guru sciences di sekolah Indonesia di Belanda. Mereka adalah dua orang yang begitu humble. Mereka sudah puluhan tahun tinggal di Belanda, jadi Belanda buat mereka sudah seperti kampung halaman mereka sendiri.
Rumah Bapak William sering sekali dijadikan tempat bermalam orang-orang Indonesia yang ke Belanda. Bahkan para tokoh nasional pun pernah nginep di sana, seperti Bapak Rohmin Dahuri mantan Menteri Perikanan Indonesia. Para trainer ESQ pun sering menginap di rumah Pak William ini. Kebetulan Pak William adalah ketua ikatan alumni ESQ untuk cabang Eropa. Jadi, setiap kali ESQ mengadakan training di Belanda, Pak William-lah yang menjamu mereka. Subhanallah… Keluarga tersebut benar-benar orang yang sangat baik. Mereka mau ‘direpotkan’ oleh para tamu dan bahkan memuliakan mereka.

Yang lucu, Pak William sengaja memilih mobil Audi yang besar karena tujuannya agar bisa muat barang-barang tamu yang datang beliau jamu. Saya bertanya ke Pak William, “Pak, kok Bapak mau sih direpotin ini itu sama tamu?” Dengan rendah hatinya beliau menjawab, “Kan kita harus total action, Qorry. Ini adalah salah satu bentuk nyata action kita sebagai bentuk ibadah kepada Allah.” Subhanallah… Luar biasa… Begitulah Pak William, seorang yang berjiwa dan berhati besar, dan memiliki “sense of sacrifice” yang tinggi. Tentunya ini semua pun berkat dukungan dari istrinya yang juga luar biasa, Bu Emma.

Nah.. Setelah bertemu dengan Pak William dan Bu Emma, kami pun segera pulang ke rumah mereka di Rotterdam. Sebelum ke rumah, kami pergi mengunjungi sebuah tempat, yaitu rumah kubus. Unik deh, jadi rumah-rumah yang dibangun itu berbentuk kubus, untuk menghemat tanah. Dan rumah tersebut dijadikan tempat tinggal warga. Tapi karena bentuknya yang unik, tempat tersebut pun sering dikunjungi oleh turis.

Rumah Kubus

Mamah dan Mobil Pak William yang setia menemani ;)

Rumah Pak William begitu nyaman. Tidak terlalu besar, tidak juga terlalu kecil. But when the first time I came in, I felt like I am home, so comfortable and cozy. Alhamdulillah…. Udah mah diundang ke Belanda, eh di Belanda pun nginepnya di tempat yang sangat nyaman… :D Kami pun langsung mandi dan ganti baju. Karena hari itu adalah hari Jumat, maka kami pun segera berangkat ke masjid yang dibangun oleh orang Indonesia di sana. Papah pun diminta untuk mengisi khutbah Jumat di sana.

Di Depan Rumah Bu Emma 

Membangun masjid di Belanda bukanlah perkara mudah. Selain karena Muslim adalah penduduk minoritas, izin untuk membuat bangunan baru pun amat susah untuk dikeluarkan. Namun, ini semua tidak menyurutkan masyarakat Muslim Indonesia di Belanda. Dengan perjuangan dan kegigihan yang luar biasa, Alhamdulillah orang Indonesia di Belanda memiliki masjidnya sendiri. Tentu ini nikmat yang begitu luar biasa. Masjid ini sebenarnya dulunya adalah gereja. Jadi, gereja lama akhirnya disulap menjadi masjid. Bangunan aslinya adalah gereja. Tapi Alhamdulillah, masjid tersebut tetaplah masjid, tempat berkumpul orang untuk shalat dan mengadakan acara berkumpul dan menimba ilmu. Nama masjid tersebut adalah Masjid Al-Hikmah :)

Mamah di Masjid Al-Hikmah

Papah menjadi Khotib shalat Jumat di Majid Al-Hikmah

Sehabis pengajian malam hari di Masjid Al-Hikmah

Di Belanda, inti acara yang akan dilaksanakan adalah acara Milad PPME yang ke-40. Nah pada acara tersebut Papah mengisi materi kepada para peserta. Yang menghadiri acara tersebut adalah kebanyakan keluarga yang tersebar di Eropa, meski mayoritas mereka berada di wilayah Belanda. Ternyata banyak orang Indonesia yang menikah dengan orang Belanda lho... Dan mereka mengajak suami atau istri mereka untuk menjadi Muslim. Hebat ya ;)
Papah mengisi ceramah di acara Milad PPME ke-40

Tentunya selama di Belanda, kami pun mengunjungi berbagai tempat yang luar biasa bagus. Kami berfoto di desa nelayan Belanda dengan menggunakan baju tradisional sana. Kata Bu Emma, jangan mengaku pernah ke Belanda kalau belum foto studio di sana. Lucunya, saat kami akan berfoto, kami bertemu secara tak sengaja dengan Bapak Adiaksa Dault (mantan menpora) dan tim yang baru saja mendaki gunung Everest. Akhirnya kami pun berfoto bersama dengan Pak Adiaksa. Hihi… Di Indonesia gak pernah ketemu, eh malah ketemu di Belanda. Kebetulan Bu Emma memang kenal baik dengan beliau.
Foto bersama Pak Adiaksa Dault pake baju tradisional nelayan Belanda :D

Pak Adiaksa dan Tim yang Habis Daki Gunung Everest

Nelayanwati dari Bogor :p

Kami pun mengunjungi desa kincir angin di Belanda yaitu Kinderdijk. Wuihh seru deh. Ya Allah, saya dan mamah benar-benar bahagia. Berfoto di sana sini dengan background kincir angin. Kalau Papah sih emang gak suka difoto. Jarang banget punya foto papah yang lagi senyum. Kalau saya sih cuek aja. Namanya juga pengalaman yang amat sangat jarang, jadi kenapa gak dimanfaatin buat diabadikan? Hehehehe…

Bersama Papah dan Mamah di Kinderdijk

Tempat lain yang kami kunjungi adalah Madurodam.
Nah tempat ini merupakan miniatur Belanda. Jadi, seluruh Belanda dibuat miniature-nya sehingga kita tau apa aja sih yang ada di Belanda. Wuihh bagus banget deh. Semuanya benar-benar terjaga di sana. Nyaman sekali sebagai tempat wisata. Gak ada sampah yang berserakan, dan kebersihan pun benar-benar dijaga di sana.
Di depan Madurodam

Bu Emma dan Mamah di dalam Madurodam

Bagaikan Raksasa :D


Pelajaran Berharga
Saya pernah mengalami kemacetan di Belanda. Ternyata, bukan hanya Jakarta dan Bogor aja lho yang macet. Hehehhee…
Tapi taukah sahabat? Kemacetan yang terjadi di Belanda biasanya disebabkan karena ada kecelakaan lalu lintas. Jika ada kecelakaan lalu lintas, lalu lintas langsung di-stop total dalam rangka menyelamatkan korban kecelakaan. Tak sampai hitungan detik, polisi, ambulans, dan petugas evakuasi datang ke tempat kejadian.
Dan biasanya, jika ada kemacetan, langsung diinformasikan kepada para pengemudi apa yang sebenarnya terjadi via radio. Meskipun saat itu kami sedang mendengarkan CD, tapi pemberitahuan itu secara otomatis langsung kami dengar melalui radio.
Ternyata, Bu Emma pernah mengalami kecelakaan lalu lintas yang cukup dahsyat. Mobil yang beliau kendarai tertabrak dari belakang oleh mobil lain dalam kecepatakan tinggi. Mobilnya pun hancur. Namun Alhamdulillah, Allah masih melindungi beliau, Bu Emma pun dapat ditolong dengan sigap oleh para petugas. Kata Bu Emma, dulu dia suka “ngedumel” kalau ada kemacetan, tapi setelah beliau mengalami kecelakaan seperti itu, beliau sekarang mengerti betapa pentingnya untuk menyelematkan nyawa orang lain. Subhanallah… Merinding saya mendengar kisah Bu Emma…

Ahh…
Betapa bahagia dan bersyukurnya saya bisa berkunjung ke negara Belanda. Meskipun dulu pernah menjajah Indonesia, tapi tetap saja banyak pelajaran yang bisa saya ambil saat saya mengunjungi negara tersebut.

Betapa bahagianya saya. Dijamu dengan begitu luar biasa oleh keluarga Pak William. Dimuliakan oleh mereka. Hanya Allah yang mampu membalas jasa dan kebaikan Pak William dan keluarga. Lindungi dan berkahilah mereka ya Rabbi. Amin…

New experience was in the air. I feel so blessed and how I was thankful to Allah for giving me this special opportunity… But the journey has not finished yet. Please wait for another story ;)

No comments:

Post a Comment