Sunday 8 July 2012

Europe Trip Part 5: When in Rome (End)


Assalamualaikum sahabat…

Oke sekarang cerita part terakhir dari kisah perjalan saya ke Eropa tahun lalu. Moga-moga ga bosen ya… hehehe… :p

Itali
Nah… Sebenarnya negara Itali bukanlah menjadi negara on-the-list yang akan dikunjungi. Pada mulanya, kami berniat mengunjungi Paris, Perancis. Tapi sayangnya, orang Indonesia yang tinggal di Paris tidak memberikan respon saat kami hubungi. Bukannya apa-apa… Papah ingin sekali setiap mengunjungi negara, ada ilmu yang beliau sampaikan, jadi bukan hanya sekedar jalan-jalan mengelilingi tempat baru. Jalan-jalan kata beliau adalah bonus.

Dan ternyata, saat kami di Brussels, pihak KBRI Roma yang mengetahui kedatangan Papah ke Eropa langsung mengundang kami untuk mengunjungi Roma. Kebetulan, atase pertanian RI di Roma, Bapak Hanief (saya memanggilnya Om Hanief), adalah murid papah dulu. Subhanallah… Ini kesempatan yang baik sekali. Paris gak jadi, tapi Allah menggantinya dengan Roma… Whuaaa so wonderful.

Perjalanan ke Italia ditempuh dengan menggunakan pesawat terbang sekitar 1 jam perjalanan. Kami diantar Bu Emma ke bandara. Dalam perjalanan ke bandara dari Rotterdam, Bu Emma menyempatkan diri dulu membeli tempe untuk oleh-oleh ke Roma. Kata beliau, tempe menjadi makanan mahal di sana, karena tidak ada menjual tempe. Dan biasanya orang-orang Indonesia senang jika dibelikan tempe dari Belanda. Whuaaa udah jauh-jauh ke Eropa, eh yang dicarinya tempe juga. Itulah lidah kita. Hehehehe…

Tiba di Roma kami disambut oleh Om Hanief. Kami pun diajak makan siang di sebuah restoran seafood di pinggir pantai. Ternyata, jadwal buka restoran di Roma adalah jam makan siang sekitar 2 jam, kemudian mereka tutup, dan buka kembali menjelang malam. Jadi, mereka hanya menyediakan makan siang dan makan malam. Saya pun memesan pasta seafood. Kan Itali terkenal dengan pastanya. Makanya saya pun memesan pastadi sana. Nom nom.. Enak lho :D Saat makan siang, Om Hanief bercerita sedikit tentang Roma. Beliau takjub karena ada surat dalam Al-Quran yang menceritakan khusus tentang bangsa Romawi, yaitu QS Ar-Rum.

Pemandangan di Roma

Pasta Seafood Makan Siangku :D

Tidak seperti di tiga negara lainnya yang cenderung dingin, cuaca di Roma kala itu cukup panas, samalah seperti di Bogor. Jadi, memang waktu yang tepat untuk berkeliling kota Roma. Yeayy :D Oia.. ada satu hal menarik saat saya pertama kali ke Roma. Ruas jalan di pusat Roma itu relatif kecil, pun dengan tempat parkirnya. Jadi, mobil di sana mayoritas mobil yang super kecil, dengan kapasitas dua orang aja (two seaters).

The most common car I saw in Rome

Namun pada hari pertama, kami ‘hanya’ bersilaturahim dengan pihak KBRI dan di sana pun Papah mengisi ceramah. Sambutan pihak KBRI sana pun luar biasa. Pertanyaan demi pertanyaan pun digulirkan. Diskusi pun berjalan dengan hidup. Di KBRI pun saya bertemu dengan teman tante saya yang tinggal di Qatar. What a small world. Hehehe… Malam harinya, kami pun mengunjungi restoran yang cukup terkenal di Roma. Enak lho… Alhamdulillah. Kami bermalam di wisma KBRI. Ternyata beberapa hari sebelumnya, KBRI Roma kedatangan Mbak Asma Nadia (penulis) dan ibunya, dan mereka pun menginap di kamar yang kami tempati. Suasananya benar-benar klasik di sana. Bahkan, lift yang ada di KBRI adalah lift kuno, yang seperti ada di film-film zaman penjajahan. Hehehehe…

Mengisi tausyiah di KBRI (Om Hanief yang sedang duduk)

Sesi Tanya Jawab

Bersama para pejabat di KBRI Roma


The adventure begun the next day.
Kami berkeliling kota Roma diantar oleh istri Om Hanief, yaitu Bu Retno. Satu hal yang saya kagumi dari kota Roma adalah mereka benar-benar menjaga keaslian peninggalan para pendahulunya. Betapa museum benar-benar dijaga sekali keindahan dan keasliannya. Di sana kami mengunjungi beberapa museum, gereja yang dijadikan museum juga, dan beberapa monument bersejarah lainnya. Meskipun saya gak terlalu ahli dalam persejarahan, baik nasional dan internasional, jadi ya saya hanya menikmati saja apa yang saya kunjungi. Oiya… saya juga ke kolam koin yang dipercaya jika kita melempar koin, maka kita akan kembali ke tempat tersebut bersama dengan yang kita cintai. Hehehehehe saya sih gak ikutan lempar koin.

Salah satu patung di Roma

Belakang kami adalah "Kolam Koin"

Nah… Kami pun menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu keajaiban dunia, yaitu Colloseum. Hanya saja,, kami gak sempat memasuki Colloseum tersebut karena khawatir gak bisa mengejar penerbangan kami kembali ke Belanda. Maklum, karena terbatasnya waktu, hanya 2 hari satu malam kami berada di Roma. Tapi saya takjub melihat bangunan luar biasa itu, raksasa. Kebayang film-film berlatarkan colloseum gitu deh jadinya..

Para turis yang antri memasuki Colloseum

Kaya di Kartu Pos :p

Selain ke Colloseum, kami pun mengunjungi negara lain, sebuah negara terkecil di dunia, yaitu Vatikan. Vatikan itu letaknya di dalam kota Roma. Luasnya bisa dilihat dengan jarak mata memandang. Tapi saya pun hanya melihat di luarannya saja, tidak sampai masuk ke dalam. Hanya di pelatarannya saja. Yang penting tau Vatikan itu seperti apa.


Para turis yang memasuki Gereja Vatikan


Pernak-pernik yang dijual di sekitar Vatikan

Setelah puas berkeliling, akhirnya sebelum ke Bandara, kami pun kembali ke KBRI Roma untuk berpamitan kepada para pejabat di sana. Alhamdulillah sambutan dan tanggapan mereka luar biasa baik. Kami berharap semoga ada kesempatan untuk bersilaturahmi lagi di lain waktu. Ucapan terima kasih pun kami sampaikan kepada pihak KBRI Roma yang telah mengundang kami, terutama pada Om Hanief dan juga Ibu Retno yang setia menemani kami keliling kota Roma :D Semoga Allah yang membalas kebaikan mereka :')

Om Hanief, Papah, Mamah, dan Ibu Retno


Epilog
Nah… Begitulah kisah perjalanan saya selama 10 hari 9 malam di Eropa. Alhamdulillah, saya benar-benar bersyukur atas kesempatan yang Allah berikan. Selama perjalanan, yang saya ingat adalah bahwa bumi belahan manapun adalah ciptaan Allah. Di setiap tempat yang saya masuki, saya melihat kebesaran Allah. Semakin merasa dan menyadari bahwa saya itu kecil. Tiada apa-apanya tanpa-Nya. Maka wajarlah jika Allah amat membenci manusia yang sombong. Siapa kita? Apa yang bisa kita angkuhkan? Apa yang bisa kita bangga-banggakan di hadapan-Nya? Dialah Sang Pemilik segala. Dialah Sang Pencipta. Everything belongs to Him. Saya pun terus mengevaluasi hati saya. Masihkah ada benih kesombongan yang bersemayam? Meski hanya sebesar biji zarrah pun, tidak layak hati ini tuk merasa hebat apalagi sombong.

Wallahu’alam bi ash shawwab.

Terima kasih sahabat sudah menyempatkan membaca :D


No comments:

Post a Comment