Assalamualaikum sahabatku..
Jadi malu sendiri nih saya. Sudah dua bulan lebih lamanya saya mendiamkan blog ini. Alasan klasik: sibuk ujian, ngerjain tugas, dan belajar. Tapi setelah dipikir-pikir, kalau alasan sibuk itu selalu menjadi excuse, saya gak akan nulis-nulis donk yah.. Jadi bismillahirrahmanirrahim, saya akan mulai nulis di blog ini secara rutin. Mudah-mudahan saya bisa menulis secara harian atau minimal mingguan.. Tolong dicatat ya temen-temen. Kalau sampe saya mangkir, tolong terror saya lewat twitter, Facebook, bbm, hp, YM, atau email, biar saya mau nulis lagi... *ups ini lebay sih :p
Okei.. Malam ini saya akan menulis tentang pengalaman perjalan saya bersama Ayah dan Ibu ke Eropa tanggal 15 hingga 24 September yang lalu. Karena ada beberapa hal menarik yang ingin saya bagi, maka tulisan tentang pengalaman saya ke Eropa ini akan saya bagi ke dalam beberapa bagian.
Before the Journey
Kebetulan Ayah saya diundang menjadi pembicara utama (pemberi materi tausyiah) untuk acara Milad Persatuan Pemuda Muslim Eropa (PPME) yang ke-50 tahun. Tempat berlangsungnya acara adalah di Amsterdam, Belanda. Awalnya sih hanya Ibu aja yang akan mengantar Ayah, tapi setelah mengetahui rencana keberangkatan Ayah saya ke Eropa, saya jadi tertarik untuk ikut.
Saya bilang ke Ibu dan Ayah, "Mah, Pah.. Pasti lebih asik kalau pergi-pergi sama anak bungsunya, daripada cuma berduaan aja. Gak seruuu!!" Tapi mereka menjawab, "Siapa bilang?" #DOENG.. Malu juga saya digituin sama Ibu dan Ayah saya. Hehe.. Tapi saya yakin, usul saya itu akan dipertimbangkan oleh mereka. "Nanti biar aku yang angkat-angkat koper deh.. Dan nanti pas Papah presentasi, aku yang jadi asistennya." tambah saya meyakinkan mereka.. Hihi.. Apapun, saya rela lakukan asal dapet kesempatan ikut ke Eropa bersama mereka.. J
Dan alhamdulillah setelah didiskusikan dengan pihak panitia, saya diperbolehkan ikut serta. Yeay!! Betapa bahagianya saya. Tapi sebagai konsekuensi, saya sendirilah yang harus membantu persiapan keberangkatan ke Eropa, mulai dari berkorespondensi dengan pihak panitia via email, membantu menyusun makalah yang akan Ayah saya sampaikan, sampai mempersiapkan persyaratan visa. But it's all worth to me, comparing with what I am going to experience.
And the Journey Begin!
Akhirnya hari itu datang juga. Setelah meminta izin dari para dosen di IIUM untuk izin kuliah selama dua minggu, saya pun kembali ke Indonesia untuk memulai perjalanan ke Eropa. Tujuan pertama adalah Amsterdam, Belanda. Tapi selama 9 hari itu, kami berniat akan mengunjungi negara lain seperti Belgia, Jerman, dan Perancis, karena ketiga negara tersebut berdekatan.
Kami pun terbang bersama Garuda Indonesia Airways dengan jadwal penerbangan malam hari. Bismillahirrahmanirrahim..
More to the Spiritual Journey
Saat di perjalanan, tidak lupa kami berdoa. Doa pun dipimpin oleh Ayah. Ayah memanjatkan doa yang biasa Rasulullah saw panjatkan. Doa itu sungguh indah, karena tidak hanya meminta keselamatan perjalanan, tapi juga meminta keberkahan perjalanan kepada Allah, menitipkan keluarga yang ditinggalkan selama perjalanan.. Subhanallah.. Betapa agamaku ini sempurna. Bahkan dalam perjalanan pun, kita memohon akhirat kepada Allah..
Yang menarik adalah selama perjalan, saya bisa menjadi lebih dekat dengan Ayah dan Ibu saya. Ya Allah, betapa beruntungnya saya memiliki mereka. Karena begitu banyak hal baik yang bisa saya contoh dari mereka. Misalnya, selama perjalanan, Ayah dan Ibu saya selain tidur, mereka pun membaca Al-Quran. Ibu mendengarkan surat-surat yang beliau hafal di playlist pesawat, sedangkan Ayah membaca mushaf Al-Quran.
Saat transit di Dubai selama kurang lebih 1 jam, setelah kami cuci muka dan gosok gigi, yang Ayah saya lakukan adalah segera mencari space kosong di ruang boarding untuk shalat sunnah hajat. Kebetulan waktu saat itu menunjukkan pukul 2 dini hari. Beliau bilang, "Ayo kita manfaatkan dengan berdoa.. Ini adalah moment-moment diijabahnya doa kita. Saat sepertiga malam terakhir dan saat kita sedang di perjalanan.. Sesungguhnya doa seorang musafir (seorang dalam perjalan) adalah makbul."
Ya Allah, saat itu saya dan Ibu pun segera memanjatkan doa-doa panjang kepada Allah... Bahkan saya melihat Ibu sampai menitikkan air mata.. What a moment!
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al Baqarah: 186)
Perjalanan pun dilanjutkan. Jakarta-Dubai ditempuh dalam waktu kurang lebih 7 jam, sedangkan Dubai-Amsterdam ditempuh dalam waktu 5 jam. Total perjalanan sekitar 12 jam. Berarti tinggal 5 jam lagi, kami pun sampai di tempat tujuan kami. Shalat subuh pun dilaksanakan di dalam pesawat. Saat kami akan landing di Amsterdam, Ayah pun berkata, “Ayo kita baca doa agar saat di tempat baru nanti, kita didekatkan pada orang-orang yang baik dan kebaikan dari tempat tersebut serta dijauhkan dari keburukan tempat tersebut.”
Ayah pun membaca dua ayat Al-Quran yaitu QS Al-Isra ayat 80 dan QS Al-Mu’minun ayat 29 yang kemudian diikuti oleh kami berdua.
Katakanlah, “Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan pula aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah padaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolongku.” (Q.S. Al-Isra: 80)
Dan berdoalah, “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat.” (QS. Al-Mu’minun: 29)
Begitulah.. Doa demi doa kami panjatkan kepada Allah, dengan harapan Allah akan memberkahi perjalanan kami. Dan tahukah teman-teman? Betapa luar biasanya, karena kami selalu bertemu dengan orang-orang baik di tempat-tempat yang kami kunjungi. Saat di Belanda, Belgia, Jerman, dan terakhir di Itali. Luar biasa.. Betapa Allah mendengar permohonan kami.. Apalagi kami diberikan kesempatan untuk bertemu dengan komunitas Muslim di sana. Sungguh luar biasa..
Maka saya simpulkan bahwa perjalanan saya ke Eropa bersama Ayah dan Ibu saya ternyata bukan semata-mata kesempatan saya untuk mengunjungi tempat yang baru, tapi lebih kepada saya mendapatkan pengalaman spiritual baru. Saya mendapatkan contoh dari kedua orang tua saya untuk selalu mengasosiasikan Allah dalam setiap langkah yang diambil. Bahkan dalam perjalan ke Eropa pun, saya semakin merasakan bahwa Allah sungguh-sungguh dekat dengan saya. Allah, Sang Maha Penjaga, Sang Maha Pendengar doa, dan Sang Maha Pemberi Cinta Kasih bagi hamba-Nya. Saya benar-benar merasakan itu…
It is why for me, my last Europe trip was more akin to my spiritual journey, for it made me realize to always associate Allah in everything I do.
Sekian dulu cerita kali ini. Insya Allah akan ada cerita-cerita selanjutnya. Nantikan yaa...
Wassalamualaikum…
ehem ehem...
ReplyDeleteeurope trip yaaa....
Hehe.. Iya teh :)
ReplyDeleteAssalamu'alaikum Kak Qory...Ini Ana, (ICT 072 IIUM) subhanallah...terharu baca tulisannya K, terkadang memaknai perjalan lebih indah dari pada perjalanan itu sendiri...
ReplyDeleteterimakasih sharingnya K, terus menulis :)
Boleh dibaca kakak lanjutannya ;)
ReplyDeletehttp://qurrohayuniyyah.blogspot.com/2012/07/euro-trip-part-2-totally-different.html