Ternyata ada hal-hal di dalam kehidupan ini yang tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Ini pun terjadi pada eksekusi ketiga proyek Home Quran Hour kami. Huhu sedih..
Jadi memang tanggal 11 Agustus 2017 suami ada rapat di sekolahnya hingga sore hari sehingga Afifa baru kami jemput pukul 18.00 waktu KL. Tapi sebenarnya saya mengantar Afifa ke daycare hampir pukul jam 12.00 siang, jadi Afifa tidak terlalu lama di Educare sebenarnya. Setelah menjemput Afifa pun kami mampir terlebih dahulu ke kantin di kampus untuk makan malam. Karenanya otomatis kami pun terlambat sampai rumah, yaitu saat adzan Maghrib sudah berkumandang.
Sesampainya di rumah kami pun shalat Maghrib. Dari awal selama perjalanan kami sudah sounding kepada Afifa bahwa setelah shalat Maghrib akan diadakan agenda Home Quran Hour (disingkat HQH). Buku reward akan diberikan saat Afifa selesai mengaji selama 10 menit. "Iya mah.." katanya.
Ternyata setelah shalat Afifa ingin BAB. Ya sudah saya pending dulu HQH malam itu. Setelah selesai, kami pun memulai HQH. Entah kenapa dari awal Afifa gak mau mengikuti baca Al-Fatihah. Adaa aja alasan yang dibuatnya untuk tidak mengikuti kami mengaji. Okelah gak apa-apa, maka saya pun memulai giliran saya untuk mengulang hafalan. Suami mendengarkan dan mengoreksi kesalahan saya. Sementara Afifa bermain sambil mendengarkan kami.
Tiba-tiba dia ingat buku reward itu. Dia meminta untuk menempel-nempel ikan di buku tersebut seperti yang ia lakukan sebelumnya. Tentu saja saya menolak karena perjanjian dari awal buku reward tsb hanya boleh dibuka dan ditempel-tempel jika semuanya telah selesai mengaji. Mulailah tangisan itu pecah. Awalnya kami bisa menghandle, tapi kemudian tangis itu berubah menjadi raungan.
Suami nyaris menyerah, "Udahlah yang kasih aja biar diem." Begitu katanya. Tapi saya tetap pada pendirian saya, "Yang.. menangis itu bukan berarti membuat keinginan Afifa menjadi terkabul. Nanti polanya akan berulang. Jika ia menginginkan sesuatu, kemudian tidak bisa dikabulkan, ia menangis sampai keinginannya dikabulkan. Ini akan berulang yang.." kata saya.
Sampai akhirnya saya bisa mendiamkan dia, saya peluk dia, saya bilang bahwa saya akan tetap pada kesepakatan awal bahwa Buku reward hanya dan hanya jika dikeluarkan saat kegiatan HQH selesai. No HQH means no reward book.
Afifa pun sudah mulai tenang. Kemudian saya melanjutkan mengaji. Tapi ternyata dia masih tidak mau. Ya sudah, akhirnya saya tawari dia makan, ternyata dia mau makan. Akhirnya saya siapkan tumis kangkung kesukaannya. Ternyata habis sepiring. Oh mungkin lapar.. π
π
Padahal sebelumnya sudah makan dia meski tidak banyak.
Adzan isya pun berkumandang. Akhirnya saya memutuskan untuk memasang murottal Hafidzah doll agar ia tetap terinput tilawah hari ini. Saya pun shalat. Dan Afifa tetap bermain-main sesuai apa yang ia mau..
Mungkin ada beberapa hal yang bisa saya ambil hikmahnya dari "kegagalan" proyek HQH ini.
Pertama, mungkin karena kami sampai rumah sangat terlambat sehingga suasananya menjadi tidak tenang. Bisanya dua hari kemarin, ashar kami sudah sampai rumah, Afifa bisa bermain lama dulu bersama kami. Sedangkan saat kami terlambat sampai rumah, suasananya menjadi serba terburu-buru. Tidak tenang sehingga menghilangkan mood Afifa untuk mengaji.
Kedua, mungkin Afifa dalam kondisi belum puas makan. Sehingga rasa lapar membuatnya menjadi bad mood. Boro-boro pingin ngaji kalau perut laper, yang ada bawaannya pingin makan. Iya kan? Hehehe..
Ketiga, mungkin Afifa merasa tidak terlalu suka karena dijemputnya tidak seperti biasanya (pukul 16.00-16.30). Sehingga membuatnya "protes" dengan caranya.
Wallahu'alam.
Tapi alhamdulillahnya, sebelum tidur tadi malam, ketika saya membacakan Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas kepadanya seperti kebiasaan sebelumnya, Afifa mau mengikuti. Alhamdulillah :")
Semoga hari selanjutnya lebih baik. Saya agak deg-degan karena weekend ini saya dan suami full agenda dari pagi hingga sore. Semoga Afifa tetap tejaga ya kondisinya. Aaamiin..
Semangaaat :")
#Day3
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP