Wednesday 25 January 2017

Tafsir Al-Hijri : QS. Luqman ayat 10-11


Pengajian Al-Hijri 1 Air Mancur, Bogor
Penceramah: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc
Notulen: Qurroh Ayuniyyah
Waktu: Pukul 5.30-6.00 am
QS. Luqman ayat 10-11
Beberapa hal penting yang dapat dipelajari dari ayat ini adalah :
Pertama, inti ajaran Islam adalah tauhidullah (tauhid kepada Allah SWT). Maka semua Nabi dan Rasul mengajarkan tauhid, kalimat La Ila ha illallah. Sesuai QS. Al-Anbiya ayat 25, "Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) untuk disembah melainkan Aku, maka sembahlah oleh kamu sekalian Aku.'"
kalimat syahadat ilahiyyah pertama yang diajarka semua Nabi dan Rasul sama, mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad saw. Kecuali syahadat yg kedua. Ini menggambarkan bahwa tauhid uluhiyyah (syahadat kpd Allah) merupakan hal yang paling penting.
Maka ajaran2 di luar syahadat kepada Allah "Laa ilaaha illallah" bukan merupakan ajaran Islam. Misalnya terdapat di dalam QS. Al-Maidah ayat 72-73.
Kata2 lafadz nabi "Isa" lebih banyak disebutkan di dalam Al-Quran dibandingkan lafadz "Muhammad". Nabi Isa as pun mengajak manusia untuk beriman kepada Allah SWT. Nabi Isa tidak mengajarkan manusia untuk menyembah dirinya. Ini menggambarkan pula tidak ada trinitas di dalam Islam.
Kedua, orang yang berpegang teguh kepada tauhid maka akan mendapatkan ketenangan bagi kehidupan. Meski menghadapi berbagai macam tantangan dan masalah di dalam kehidupan, dia akan tenang. Tauhid yang benar akan menyebabkan ketenangan, solusi dan jalan keluar dari Allah swt, tidak akan gelisah.
Hal ini sesuai dengan QS. Al-Hajj ayat 30. Ayat ini Menggambarkan bahwa orang Musyrik meski memiliki segalanya, tidak akan mendapatkan ketenangan di dalam hidupnya. Berbeda dengan orang yg beriman, ia akan memiliki ketenangan jiwa dan hatinya. Artinya, ketenangan berkaitan erat dengan apakah kita beriman atau tidak.
Karena bagi orang yang beriman tidak boleh putus asa dari rahmat Allah SWT.
Ketiga, tauhid yang kuat akan menyebabkan syariat dan ibadah serta akhlak yang kuat. Jika tauhidnya benar, maka ibadahnya, muamalah, dll benar. Jadi perbaikan kehidupan berawal dari perbaikan tauhid. Jika tauhidnya benar, maka syariatnya akan benar sehingga melahirkan akhlak yang benar. Hal inilah disebut sebagai "kalimah thayyibah" (kalimat yang baik). Hal ini sesuai dengan QS. Ibrahim ayat 24-26. "Bagaimanakah kalimat yg baik itu? Perumpamannya ibarat Akarnya (aqidahnya) kuat, cabangnya (syariatnya) menjulang kemana2 (terlihat), dan buahnya (akhlaknya) dapat dinikmati..
Sebaliknya "kasyajarotin" ibarat pohon yang tercabut akarnya.
Keempat, tauhid yang benar akan mengatarkan seseorang masuk ke syurgi. Kunci pertama masuk syurga adalah tauhid. "Barang siapa yang di ujung hidupnya adalah kalimat 'Laa ilaaha illallah..' maka akan masuk syurga." (Al-hadist).
Kalimat tauhid hanya dapat diucapkan saat sakharatul maut oleh orang-orang yang beriman.
Hanya orang yang beriman kpd Allah-lah selama hidupnya yang mampu mengucapkan kalimat tsb di ujung hidupnya.
Contohnya Abu Thalib paman Rasulullah saw yang tidak mengucapkan kalimat syahadat di ujung hidupnya karena selama hidupnya ia tidak mengimani Allah SWT.
Oleh karena itu, pendidikan tauhid menjadi amat penting. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan mempelajari ayat2 kauniyyah (alam semesta) yang telah Allah ciptakan seperti yang ada di dalam QS. Luqman ayat 10-11 ini. Mempelajari alam semesta ini tujuan utamanya adalah untuk mentauhidkan Allah SWT. Yaitu agar Semakin yakin akan keesaan dan kebesaran Allah SWT. Maka, Rasulullah saw saat tahajjud, suka keluar rumah untuk menatap langit, mentadaburi alam semesta dalam rangka menguatkan keimanan dan keyakinan kpd Allah SWT.
Tanda-tanda kiamat memang sudah banyak, sebentar lagi. Tapi sebentar ini hanya Allah SWT yang tahu kapan. Jadi tidak ada manusia yang dapat memastikan kapan terjadinya kiamat itu.

No comments:

Post a Comment