Wednesday, 25 January 2017

Tafsir Al-Hijri : QS. Luqman ayat 14-15


Pengajian Masjid Al-Hijri 1 Air Mancur, Bogor
Penceramah: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc
Notulen: Qurroh Ayuniyyah
Waktu: Pukul 5.30-6.00 am
Ahad, 15 Januari 2017
QS. Luqman ayat 14-15
Pada ayat yg lalu kita mengetahui bahwa unsur utama dalam proses pendidikan ada 4.
Pertama adalah Murabbi (ustadz, orang tua) yang sifatnya Irsyad (memberi petunjuk). Sehingga pendidikan haruslah memberikan petunjuk.
Yang kedua adalah Murid (anak). Proses pendidikan itu hendaknya merupakan nasihat yang baik, bukan semata2 aspek akal pikiran tapi yg paling penting adlh aspek hati.
Ketiga adalah Tariqah (caranya). Haruslah dengan penuh kasih sayang. "Ya Bunayya.." merupakan panggilan yg akrab dan baik yg mencerminkan kecintaan dr guru kpd murid.
Terakhir adalah Materi atau Apa yg disampaikan. Yang harus disampaikan dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Aspek ketauhidan kpd Allah SWT. Krn kemusyrikan merupakan sumber malapetaka di dalam kehidupan. Jadi harus ditekankan kekuatan aqidah dan keimanan sebab hanya dengan kekuatan inilah yg akan menyebabkan ketenangan yg hakiki di dunia ini dan di akhirat kelak. Dosa yg paling besar adalah kemusyrikan kpd Allah SWT. Dan dosa ini akan menghancurkan segala macam amal kebaikan yg kita lakukan. Misalnya shalat kita tidk mungkin diterima jika kita masih syirik kpd Allah swt.
Ingat kembali 3 jenis dzalim yg kita bahas pd minggu yang lalu.
Salah satu cara untuk menghindari kemusyrikan kpd Allah swt adalah dengan pembiasaan membaca Al-Quran yg disertai dengan penghayatan dan pengamalannya. Kalau tidak pernah mendapat sentuhan kalam Al-Quran, hatinya akan keras, tidak akan tersentuh.
"Di rumah yg senantiasa dibacakan Al-Quran akan diturunkan keberkahan oleh Allah SWT." (Al-hadist)
2. Akhlakul karimah. Yang plg utama adalah akhlak kpd orang tua. Di semua ajaran Islam diperintahkan untuk berbakti dan berbuat baik kpd orang tua setelah yg pertama adlh ketaatan Allah swt.
Tapii.. ketika orang tua mengajak kpd kemusyrikan kpd Allah swt dan maksiat kpd Allah swt, kita dilarang untuk mengikuti. Orang tua saja wajib ditolak, apalagi orang lain yg menyuruh. Misalnya Jika ada pejabat yg menyuruh kpd kemaksiatan maka kita tidak boleh menaatinya.
"Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka kemaksiatan kpd Allah SWT."
Tapi meskipun demikian, tetap saja kita harus berakhlak mulia kpd orang tua (ihsan). Begitu banyak ayat dan perintah dalam Islam yg mengajak manusia berbuat baik kpd orang tua, apalagi ortu yg mengajak kpd kebaikan dan ketaatan kpd Allah swt.
Mari kita lihat QS Al-Isra ayat 23-24.
Perintah pertama adalah perintah untuk bertauhid dan beribadah kpd Allah. Perintah kedua adalah berbuat ihsan (kebaikan) kpd kedua orang tua. Dan kata2 yg dipilih adalah kata2 yg "masdar" (di belakang) yaitu "ihsana" menggambarkan betapa pentingnya perintah berbuat baik kpd orang tua.
Bila orang tua sudah mencapai udzur, terkadang suka bersikap manja, dll tapi kita dilarang untuk berkata "ah" atau bersikap tdk sopan kpd mrk, apalagi bersikap kasar kpd mereka.
Padahal memiliki orang tua yg udzur merupakan kunci syurga yg dimiliki oleh para anak. Jangan sampai ada body languange atau ekspresi muka yg menunjukkan tidak baik kpd orang tua.
Kita wajib berbuat baik kpd mereka.
Dan orang2 yg berbuat baik kpd kedua orang tua adalah pasti orang2 yg sukses di dunia apalagi di akhirat.
Misalnya kisah di dalam QS. Al-Baqarah yaitu seorang anak yg memiliki sapi istimewa yg dicari Bani Israil, kemudian sapi itu dibeli dengan harga berat kulitnya dikalikan harga emas. Ternyata pemilik sapi istimewa tsb adalah seorang anak yg sangat mencintai dan menghormati kedua orang tuanya, terutama ibunya. Dia selalu mengajak ibunya kemana pun.
Jadi intinya kita harus menghormati kedua orang tua kita apalagi ibu kita, apapun kondisinya. Karena kita tdk mungkin spt sekarang tanpa ortu kita.
Adab doa makbul:
1. Basmallah
2. Hamdallah
3. Shalawat kpd Nabi
4. Doa kpd kedua orang tua. Kata2 "rabbayani.." artinya "mendidik" atau "mentarbiyyah". Hal ini menunjukkan bahwa tarbiyyah atau pendidikan yang paling utama dan penting adalah dilakukan oleh orang tua.
Kesuksesan anak yang paling penting adalah berasal dr pendidikan orang tua kpd anaknya.
Semoga anak2 kita menjadi anak2 yg shaleh dan shalehah. Aamiin..

Tafsir Al-Hijri : QS. Luqman ayat 12-13


Pengajian Al-Hijri 1 Air Mancur, Bogor
Penceramah: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc
Notulen: Qurroh Ayuniyyah
Waktu: Pukul 5.30-6.00 am
Ahad, 8 Januari 2017
QS. Luqman ayat 12-13
Surat lukman ayat 12-19 adlh ayat yg sangat masyur yg berkaitan dengan pendidikan Islam atau tarbiyyah Islamiyyah, praktek2 pendidikan yg baik.
Di dalam pendidikan yang baik terdapat 4 unsur, yaitu sebagai berikut :
1. Unsur guru dan murabbi. Guru bkn sekedar menyampaikan pngetahuan. Tapi jg yg "mursyid" yaitu yang mberikan pencerahan, arahan agar muridnya tau apa yg mesti dilakukan shingga murid tsb mengetahui apa yg harus dilakukan.
Dalam hal ini, Lukman di dalam ayat yang sedang dibahas adalah seorang Ayah. Rumah adalah "al madrasatul aula" (pendidikan pertama), sehingga Seorang Ayah dan Ibu adalah guru pertama bagi anaknya. Jd orang tua adalah orang yg mengemban amanah sbg guru pertama bg anaknya. Krn setiap manusia yg lahir di dalam keadaan suci. Kemudian apakah ia menjadi Muslim, Yahudi, dll tergantung bagaimana pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya.
Guru haruslah memiliki hikmah. Ada tiga jenis hikmah yang harus dimiliki oleh seorang guru :
A. Al isobatu fil qouli: ucapan yg benar, jujur, tepat dan sesuai.
B. Assadat fir ro yu: Tepat dalam berpikir, sesuai dengan syariat Islam.
C. An nutqu yuwafiqul atqa: Berbicara sejalan dengan kebenaran.
Pada zaman sekarang ini yg dirusak (ghazawul fikr) adalah :
1. Peran orang tua. Bhw orang tua bukanlah role model lg bagi anak2nya. Ortu terlalu sibuk dlm mencari nafkah material shg menyebabkan mrk lupa menjalankan peran sbg model dan teladan bagi anak2nya. Sehingga kaderisasi tidak dapat tercipta di rumah.
Padahal di dalam QS. At Tahrim ayat 8, Allah menjelaskan tentang perlunya anak2 menjadi mujahid2. Jadi mujahid harus menjadi cita2 bagi anak2 kita.
2. Peran guru di sekolah. Harusnya guru dihormati, diberikan penghargaan. Tapi yg terjadi sekarang malah sebaliknya. Malah tidak dihormati oleh murid2nya, bisa jd krn faktor dirinya (yang menjadikan materi sbg tujuan utama) atau anaknya sendiri yang telah hilang atau rusak akhlaknya.
3. Tokoh agama. Skrg tokoh agama dirusak shg perilakunya tidak mencerminkan dgn syariat. Misalnya ulama yg terlalu bermewah2an, menjadikan materi sbg tujuan utama.
Padahal Ciri ulama yang utama adalah memiliki ilmu yg mumpuni yg bisa dijadikan tempat bertanya bagi masyarakat. Sehingga Ulama jgn menjadikan materi sbg tujuan. Krn peran ulama adalah memberikan nasihat dr hati. Manamungkin nasihat dari hati dapat terlahir jika materi telah dijadikan sbg tujuan.
Kejadian 411 dan 212 ini salah satu hikmahnya adalah memberikan momentum kebangkitan bagi izzah para ulama.
2. Unsur murid, yaitu anaknya sendiri.
Harus ada keakraban antara orang tua dengan anak berdasarkan nilai, bukan semata2 krn faktor nasab (kelurga). Para guru (termasuk orang tua) harus bisa menanamkan idealisme benar kpd anaknya, memberikan nasihat2 kpd anaknya. Sehingga kaderisasi thd anak sebagai agen-agen rahmatan lil alamin yang bertakwa bisa dilakukan di rumah.
3. Unsur materinya. Materi apa yang disampaikan di dalam pendidikan thd anak.
Yg paling pertama: larangan musyrik kepada Allah. Artinya yang paling penting di dalam pendidikan yang pertama kali adalah pendidikan aqidah. Krn orang musyrik tidak akan pernah bahagia, apapun posisi dan jabatannya di dunia. Maka ketenangan yang hakiki tidak akan pernah didapat.
Bahayanya kemusyrikan di dlm QS. Al Hajj ayat 31 adalah menyebabkan kelabilan.
Seolah2 terjun jatuh bebas. Syirik pun merupakan kedzaliman yg amat dahsyat.
Di dlm sebuah hadist, ada 3 jenis dzalim:
Pertama, kedzaliman yg tidak akan pernah diampuni oleh Allah swt. Yaitu syirik kpd Allah jika sampai terbawa mati. Dan ini merupakan dosa yang amat besar.
Kedua, kedzaliman yg akan diampuni Allah jika bertaubat dengan taubat nasuha (taubat yang sebenar2nya). Yaitu dzalim dlm hub kpd Allah swt, misalnya melalaikan shalat, tidak melaksanakan ibadah wajib lainnya. Selama manusia taubat nasuha, maka Allah akan mengampuninya.
Ketiga, kedzaliman yg dibiarkan oleh Allah swt (Allah tidak akan ikut campur) Yaitu dzalim kpd sesama manusia. Jd di akhirat ada yg bangkrut krn pahalanya diambil oleh orang didzaliminya.
4. Unsur metodenya, at-thariqah. Dengan cara yg baik, kasih sayang. Dalam hal ini, Allah swt mengisahkan bagaimana Lukman mendidik anak2nya. Lukman bukanlah seorang nabi namun seorang hamba yg banyak bertafakur sehingga Allah swt memberikan banyak kenikmatan kpdnya yaitu berupa hikmah.
Jd ayat 12-19 adalah pedoman dalam mendidik anak2 kita. Sebagai orang tua, ayat inilah yang seharusnya dijadikan dasar bagaimana seharusnya mereka mendidik anak-anak.

Tafsir Al-Hijri : QS. Luqman ayat 10-11


Pengajian Al-Hijri 1 Air Mancur, Bogor
Penceramah: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc
Notulen: Qurroh Ayuniyyah
Waktu: Pukul 5.30-6.00 am
QS. Luqman ayat 10-11
Beberapa hal penting yang dapat dipelajari dari ayat ini adalah :
Pertama, inti ajaran Islam adalah tauhidullah (tauhid kepada Allah SWT). Maka semua Nabi dan Rasul mengajarkan tauhid, kalimat La Ila ha illallah. Sesuai QS. Al-Anbiya ayat 25, "Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) untuk disembah melainkan Aku, maka sembahlah oleh kamu sekalian Aku.'"
kalimat syahadat ilahiyyah pertama yang diajarka semua Nabi dan Rasul sama, mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad saw. Kecuali syahadat yg kedua. Ini menggambarkan bahwa tauhid uluhiyyah (syahadat kpd Allah) merupakan hal yang paling penting.
Maka ajaran2 di luar syahadat kepada Allah "Laa ilaaha illallah" bukan merupakan ajaran Islam. Misalnya terdapat di dalam QS. Al-Maidah ayat 72-73.
Kata2 lafadz nabi "Isa" lebih banyak disebutkan di dalam Al-Quran dibandingkan lafadz "Muhammad". Nabi Isa as pun mengajak manusia untuk beriman kepada Allah SWT. Nabi Isa tidak mengajarkan manusia untuk menyembah dirinya. Ini menggambarkan pula tidak ada trinitas di dalam Islam.
Kedua, orang yang berpegang teguh kepada tauhid maka akan mendapatkan ketenangan bagi kehidupan. Meski menghadapi berbagai macam tantangan dan masalah di dalam kehidupan, dia akan tenang. Tauhid yang benar akan menyebabkan ketenangan, solusi dan jalan keluar dari Allah swt, tidak akan gelisah.
Hal ini sesuai dengan QS. Al-Hajj ayat 30. Ayat ini Menggambarkan bahwa orang Musyrik meski memiliki segalanya, tidak akan mendapatkan ketenangan di dalam hidupnya. Berbeda dengan orang yg beriman, ia akan memiliki ketenangan jiwa dan hatinya. Artinya, ketenangan berkaitan erat dengan apakah kita beriman atau tidak.
Karena bagi orang yang beriman tidak boleh putus asa dari rahmat Allah SWT.
Ketiga, tauhid yang kuat akan menyebabkan syariat dan ibadah serta akhlak yang kuat. Jika tauhidnya benar, maka ibadahnya, muamalah, dll benar. Jadi perbaikan kehidupan berawal dari perbaikan tauhid. Jika tauhidnya benar, maka syariatnya akan benar sehingga melahirkan akhlak yang benar. Hal inilah disebut sebagai "kalimah thayyibah" (kalimat yang baik). Hal ini sesuai dengan QS. Ibrahim ayat 24-26. "Bagaimanakah kalimat yg baik itu? Perumpamannya ibarat Akarnya (aqidahnya) kuat, cabangnya (syariatnya) menjulang kemana2 (terlihat), dan buahnya (akhlaknya) dapat dinikmati..
Sebaliknya "kasyajarotin" ibarat pohon yang tercabut akarnya.
Keempat, tauhid yang benar akan mengatarkan seseorang masuk ke syurgi. Kunci pertama masuk syurga adalah tauhid. "Barang siapa yang di ujung hidupnya adalah kalimat 'Laa ilaaha illallah..' maka akan masuk syurga." (Al-hadist).
Kalimat tauhid hanya dapat diucapkan saat sakharatul maut oleh orang-orang yang beriman.
Hanya orang yang beriman kpd Allah-lah selama hidupnya yang mampu mengucapkan kalimat tsb di ujung hidupnya.
Contohnya Abu Thalib paman Rasulullah saw yang tidak mengucapkan kalimat syahadat di ujung hidupnya karena selama hidupnya ia tidak mengimani Allah SWT.
Oleh karena itu, pendidikan tauhid menjadi amat penting. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan mempelajari ayat2 kauniyyah (alam semesta) yang telah Allah ciptakan seperti yang ada di dalam QS. Luqman ayat 10-11 ini. Mempelajari alam semesta ini tujuan utamanya adalah untuk mentauhidkan Allah SWT. Yaitu agar Semakin yakin akan keesaan dan kebesaran Allah SWT. Maka, Rasulullah saw saat tahajjud, suka keluar rumah untuk menatap langit, mentadaburi alam semesta dalam rangka menguatkan keimanan dan keyakinan kpd Allah SWT.
Tanda-tanda kiamat memang sudah banyak, sebentar lagi. Tapi sebentar ini hanya Allah SWT yang tahu kapan. Jadi tidak ada manusia yang dapat memastikan kapan terjadinya kiamat itu.

Ghazawul Fikri


Ghazawul Fikri
Oleh: Prof. Didin Hafidhuddin
Notulensi: Qurroh Ayuniyyah
Pengajian SB-IPB Kamis, 29 Desember 2016 jam 7.30-8.00 pagi
Ghazawul Fikri Merupakan perang pemikiran yang dilakukan oleh kelompok orang atau organisasi yg tidak senang dgn kemajuan umat Islam.
Contoh kecilnya adalah kemajuan teknologi saat ini. Di satu sisi, teknologi tersebut memberikan banyak kemudahan bagi kita dalam hal apapun. Namun di sisi lain, teknologi tsb sering kali melalaikan kita dlm beribadah.
Selain itu pemikiran yg merusak pun dihembuskan. Bahwa antara Islam dengan kehidupan di dalam seluruh dimensinya tidak ada kaitannya sama sekali. Padahal kita harus yakin bahwa kita harus menerapkan Islam secara kaffah atau secara menyeluruh.
Hal ini sesuai dgn QS. Al-Baqarah ayat 208 dan QS. Al Hujurat: 15.
Dan penerapan nilai Islam di dalam kehidupan dilakukan secara gradual (bertahap) sesuai kemampuan. Diperlukan konsistensi serta keistiqamahan.
Maka ayat ttg istiqamah ini selalu menggunakan kata "tsumma" (kemudian) yang berarti ada proses di dalamnya. Kalau yg langsung menggunakan kata "wa" (lalu), yang artinya tidak ada proses (seperti perintah tentang berwudhu).
Orang2 yg bertakwa secara benar adalah selalu berusaha menginternalisasi nilai Islam di seluruh kehidupannya. Dia tidak melupakan bagiannya di dunia dalam rangka kehidupan akhirat. Misalnya: Islam sangat menganjurkan manusianya untuk menjadi manusia yg kaya dan bertakwa. Dengan kekayaannya, ia dapat melakukan jihad hartanya. Para sahabat Rasul pun banyak sekali yang kaya raya terutama terlihat dari bagaimana mrk berinfak di jalan Allah. Usman bin Affan ra menginfakkan sumber air bagi kepentingan umat Islam.
"Sebaik2nya harta adalah yang berada pada orang2 yg bertakwa."
Ali bin Abi Thalib ra, mengatakan ada 5 ornamen yg membangun masyarakat yg baik:
1. Ilmunya alim ulama
2. Adilnya pemimpin
3. Kedermawanan para orang kaya
4. Doanya fakir
5. Kejujuran para pegawai (birokrat)
Ghazawul Fikri ini dilakukan melalui berbagai media dengan tujuan untuk memengaruhi cara berpikir dan berperilaku umat Islam. Di antaranya adalah pemikiran Sekulerisme, Pluralisme, dan Liberalisme. Hal ini sesuai dengan Fatwa MUI no 7/2005. Fatwa MUI ini dihasilkan melalui musyawarah para alim ulama yang memiliki keahlian dalam berbagai macam bidang, seperti tafsir, hadist, bahasa Arab, fiqh, usul fiqh, perbandingan mazhab, sejarah kebudayaan Islam dan ilmu2 lainnya. Sehingga tidak perlu diragukan keabsahannya.
Plurasime agama (ingat bukan pluralistik ya, beda) adalah suatu paham yang mengajarkan bhw semua agama adalah sama. Karenanya kebenaran suatu agama adalah relatif, tidak absolut, dan tdk mutlak. Akhirnya krn paham ini, terlahirlah ketidakyakinan para pemeluk agama thd agamanya. Padahal kita wajib meyakini bahwa "Agama di sisi Allah adalah Islam." Keyakinan ini bagi paham pluralisme adalah salah.
Pluralitas adalah kenyataan bahwa di suatu negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan. Dan itu adalah sunatullah.
Toleransi adalah menghargai adanya perbedaan bukan mencampuradukkan perbedaan.
Liberarlisme agama adalah memahami nash2 agama (AQ dan sunnah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas dan hanya menerima doktrin2 agama yg sesuai dengan akal pikiran semata.
Sekulerisme agama adalah memisahkan urusan dunia dan agama. Bahwa agama adalah hanya untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesama manusia diatur hanya berdasarkan kesepakatan sosial (agama tdk boleh dibawa pd kehidupan ekonomi, pendidikan, pergaulan, politik dll).

Tafsir Al-Hijri : QS. Luqman ayat 8-9


Pengajian Tafsir Quran Masjid Al-Hijri 1, Air Mancur Bogor.
Pengisi: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc.
Notulensi: Qurroh Ayuniyyah
Ahad, 25 Desember 2016
Surat Luqman ayat 8-9
Pada minggu lalu kita sudah membahas ttg dua kelompok orang-orang yg berbeda perilakunya secara nyata dan balasan yg mereka dapatkan di dunia maupun akhirat.
Dua kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
1. Muhsinin: orang yg selalu berbuat baik dan responsif thd kebaikan. Mrk akan dpt kesuksesan hakiki atau disebut Al-Falah. Kelompok ini paling tinggi derajatnya di sisi Allah. Namun yang perlu diingat, kelompok ini pun pernah melakukan kesalahan.
Karena manusia secara sunatullah pasti akan melakukan kesalahan, yang bebas kesalahan hanya Rasulullah saw (ma'sum). Tetapi yang paling penting adalah golongan ini berbeda dlm merespon kesalahan ini.
Jika mereka melakukan dosa dan kesalahan, mereka akan mengucapkan istighfar dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi (taubat).
Hal ini sejalan dengan QS. Ali Imran: 133-135.
Siapakah yg bertakwa? Suka berinfaq baik dalam keadaan kaya maupun sulit (infaq tdk semata2 terkait dgn harta yg banyak), bisa mengendalikan diri saat marah (bukan tdk pernah marah, tp mengendalikan), mampu memaafkan orang lain (husnudzan sm orang). Dan Allah menyayangi orang muhsin. Yaitu org2 yg apabila melakukan keburukan (kemaksiatan dan dosa), dzalim kpd diri kita sendiri (memproses keburukan pd diri kita), tapi mrk ingat dan kemudian istighfar dan memohon ampun kpd Allah.
Tapi sebenarnya Istighfar tdk hanya terkait dosa. Rasulullah saw yg maksum pun istighfar 100x minimal di dalam satu hari. Istighfar pun adlh salah 1 tools mengundang rizki krn istighfar ini akan menjernihkan hati dan diri kita. Sehingga produktivitas kita menjadi meningkat dan rezeki pun datang kpd kita. Maka kita harus menjadikan istighfar sbg gaya hidup kita. Istighfar as our life style.
Taubat adalah inabah atau kembali kpd Allah. Golongan muhsin ini setelah sadar mereka melakukan dosa dan kesalahan, mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari dan tdk mengulangi lg.
Lalu kita lihat fenomena saat ini. Knp ada org yg ilmunya tinggi, tp ucapan dan perilakunya bertentangan:
Ada dua sebab: 1. Pergaulan (dengan siapa dia bergaul) 2. Faktor makanan dan minuman (rizki yg haram, cara dapatinnya haram, materinya jg haram).
Ada hadist yg mengatakan bhw doa orang yg biasa makan makanan dan minuman yg haram, pakaiannya didapat dr yg haram, dikenyangkan dr yg haram: bagaimana doanya akan dikabulkan?
2. Orang2 matrelialistik (hubbud dunya). Hubbud: mencintai, menjadikannya sbg tujuan akhir. Hubbud dunya: menjadikan materi sbg tujuan akhir. Sekolah tujuannya untuk materi, politik materi dll.
Penyebab kemunduran umat Islam: hubbud dunya, terutama pemimpinnya. Jangan sampai akidah tergadaikan hanya krn materi.
Pendidikan hrs diperbaiki. Bhwa orientasi jgn smata2 materi.
HR. Tirmidzi : jika umatku mengagungkan materi dan dunia, maka akan dicabut oleh Allah kehebatan Islam.
Kemunduran umat Islam adalah krn internal umat Islam. Krn kl udh cinta dunia, maka izzah umat Islam akan hilang.
Apabila umat Islam telah meninggalkan amar maruf nahi munkar, maka Allah akan mencabut keberkahan hidup.
Hal ini sejalan dengan QS. Luqman ayat 17.
"Wahai anakku, tegakkan shalat, suruh oleh engkau pd kebaikan dan cegah dr kemunkaran, dan bersabarlah atas segala macam yg terjadi pdmu."
QS. At-Tahrim (surat ke 66), berbicara ttg masalah keluarga. Ada satu ayat untuk berjihad. Ini merupakan indikasi bahwa keluarga adalah institusi yg efektif dalam kaderisasi kebaikan.
Terakhir, untuk menguatkan kelompok pertama ini sesuai dengan QS Luqman ayat 8-9 dijelaskan tentang Orang beriman dan beramal shaleh. Bhw antara iman dan amal shaleh tdk dpt dipisahkan. Iman bukan semata2 pengetahuan, tp iman adalah kesadaran dlm beramal. Maka setiap pagi kita perbaharui iman.
Doa yg sebaiknya dibaca setiap hari:
"Allahumma bika asbahna wa bika amsaina wabika nahya wa bika namutu wa ilaihinnusyur.."
(Ya Allah krn-Mu kami melakukan aktivitas pagi dan sore, dn hanya untukMu kami hidup, dan hanya untukMu kami mati dan hanya kpdMu kami akan dikumpulkan).

Tafsir Al-Hijri : QS. Luqman ayat 6-7


Pengajian Tafsir Quran Masjid Al-Hijri 1, Air Mancur Bogor.
Pengisi: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc.
Notulensi: Qurroh Ayuniyyah
Ahad, 18 Desember 2016
QS. Luqman ayat 6-7


Quran Surat luqman sering disebut sebagai surat pendidikan, tarbiyyah, dan petunjuk (mursyid). Berdasarkan surat ini, tugas seorang guru bukan semata-mata memberikan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga harus dapat  memberikan petunjuk kepada anak didiknya.

Dalam hal ini, sikap guru terhadap anak didik terkait dengan ucapan serta materi pendidikan (ayat 11-19). Pengetahuan tidak akan bermakna jika tidak diikuti dgn pembiasaan. Sama halnya dengan Al-Quran dan ajaran Islam. Kedua hal ini akan terjaga jika terdapat pembiasaan pengamalan di dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya, jika anak sudah dapat membedakan tangan kanan dan kiri, maka anak tersebut harus dididik untuk membiasakan diri melakukan solat secara rutin. Hal lainnya misalnya membangun kesadaran bahwa penderitaan muslim lain adalah bgian dari penderitaan pribadi. Artinya, anak didik harus dibiasakan untuk memiliki empati dan simpati terhadap sesama. Pun dengan pembiasaan membaca Al-Quran yang harus senantiasa dilakukan, karena sesungguhnya Al-Quran adalah salah satu sarana kita untuk berdialog dengan Allah SWT.

Ayat-ayat pertama di dalam QS. Luqman ini terkait dengan tingkah laku manusia. Karena tujuan utama pendidikan adalah untuk memperbaiki perilaku manusia. Maka paham-paham yang bertentangan dengan fitrah yang dapat meng-guide tingkah laku manusia haruslah dihindarkan.
Misalnya paham komunis yang merusak dan membahayakan serta tidak ada hak hidup di Indonesia, karena sesungguhnya paham ini bertentangan dengan fitrah manusia itu sendiri.
Chev gorbachev sendiri pernah berkata, "Cukuplah Uni Soviet saja yg menderita krn atheis karena bertentangan dengan fitrah manusia."

Selanjutnya dibahas pula di dalam surat ini tentang manusia terbaik yg disebut dgn "muhsisin" yaitu orang-orang yang berbuat baik secara maksimal serta responsif terhadap perintah dan larangan Allah. Orang ini selalu berusaha untuk menjaga ucapan dan perilakunya di dalam kebenaran dan kebaikan yang tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk lingkungannya. Ia tidak hanya sekedar shaleh secara pribadi, tapi juga shaleh secara sosial.

Golongan muhsisin ini senantiasa menegakkan shalat dan menunaikan zakat sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas kehidupan dan keislaman mereka. Semoga kita dapat menjadikan diri kita sebagai golongan muhsinin ini. Aamiin..

Secara sunatullah, Iman manusia terkadang bertambah dan berkurang. Hal ini sangat tergantung amaliyyah yang kita lakukan. Termasuk di antaranya bagaimana cara kita bergaul, mencari teman dekat, dan lain sebagainya. Jadi keimanan serta keyakinan terhadap akhirat hanyalah akibat dari proses amaliyyah yang kita biasakan serta kita lakukan.

Toleransi jangan sampai dijadikan alat sebagai mengaburkan kebenaran.
Karena Umat Islam sesungguhnya adalah umat yang baik yang memang sangat bertoleransi akan keberagaman. Toleransi adalah menghormati adanya perbedaan, bukannya mencampuradukkan atau malah mempersamakan perbedaan itu sendiri. Disebut sebagai golongan "fasik" adalah muslim ataupun nonmuslim yang menjadikan ayat-ayat Al-Quran sebagai alat jual beli untuk keuntungan pribadi.

Tuesday, 24 January 2017

Nice Homework (NHW) #1 (Matrikulasi Institut Ibu Professional)


Nice Homework (NHW) #1
Adab Menuntut Ilmu

Disusun oleh :
Qurroh Ayuniyyah
(Kuala Lumpur, Malaysia)


1. Tentukan jurusan yang akan Anda tekuni di universitas kehidupan ini.
Jika ditanya jurusan apa yang akan saya tekuni di dalam kehidupan ini, tentunya jawabannya adalah amat banyak. Karena kehidupan memerlukan variasi ilmu yang beragam agar ia dapat dijalani tidak hanya sekedar “lewat” saja, namun memiliki arti dan manfaat yang hakiki. Di antara sekian ilmu yang perlu dan ingin saya tekuni, ada satu ilmu yang telah dan terus akan saya tekuni yaitu Ilmu Ekonomi Syariah (Islamic Economics).

2. Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.
Kecintaan terhadap Ilmu Ekonomi Syariah berawal ketika SMA, saya ditunjuk oleh guru untuk mewakili sekolah dalam rangka mengikuti kompetisi Ekonomi Syariah tingkat SMA di Kota Bogor yang diadakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Saat itu, saya membaca banyak literatur yang terkait dengan Ekonomi Syariah sehingga timbullah ketertarikan yang mendalam terhadap ilmu ini.
Keyakinan saya untuk menekuni Ilmu Ekonomi Syariah pun semakin kuat seiring dengan adanya kesadaran bahwa sektor terpenting yang menentukan kemajuan serta harga diri sebuah bangsa di antaranya adalah bidang ideologi, politik, pendidikan, serta ekonomi. Tidak mungkin suatu bangsa dikatakan maju jika kondisi ekonominya lemah. Lemah dalam konteks universal. Bahkan disebutkan di dalam sebuah hadist sahih bahwa “Kefakiran dekat dengan kekufuran.” Bayangkan, sebuah ideologi dan keyakinan erat kaitannya dengan keadaan ekonomi. Artinya, bidang ini sangatlah krusial di dalam kehidupan kita.
 Jika kita melihat kondisi saat ini, betapa di negara kita terjadi banyak ketidakadilan di dalam kehidupan ekonominya. Kemiskinan secara makro menurut Badan Pusat Statistik (2016) mencapai angka 28 juta jiwa manusia atau sekitar 11 persen terhadap total populasi di Indonesia. Itu dengan menggunakan standar BPS yang dianggap sangat rendah yaitu hanya sekitar USD 22 per orang bulan. Sedangkan jika menggunakan standar Bank Dunia dimana garis kemiskinan adalah USD 2 per orang per hari, kemiskinan di negara kita akan jauuuh lebih besar lagi. Belum lagi kesejangan pendapatan yang mengalami tren meningkat secara rata-rata pada 10 tahun terakhir (BPS, 2016) yang artinya si kaya semakin kaya, namun si miskin semakin miskin. Bahkan Batubara, et al (2008) menyebutkan bahwa negara kita termasuk salah satu di antara negara yang memiliki pertumbuhan jumlah orang kaya yang tinggi. Kita bisa bayangkan dampak negatifnya jika kesenjangan yang terjadi sudah parah, seperti meningkatnya kriminalitas, semakin buruknya kehidupan sosial masyarakat, hingga menurunkan life expectancy manusia (International Labour Organization, 2008).
Sebagai agama yang syumuliah, Islam mencakup semua aspek kehidupan termasuk bidang ekonomi ini. Ekonomi di dalam pandangan Islam termasuk pada bidang muamalah yaitu bidang yang mengatur hubungan antar sesama manusia. Salah satu intisari dari Ilmu Ekonomi Syariah ini adalah tidak boleh adanya kedzaliman yang dilakukan oleh para agen ekonomi. Hal ini sejalan dengan QS. An-Nisa ayat 29 yang berbunyi, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu…” Maka dari itu, ekonomi menurut pandangan Islam haruslah menghindari praktek-praktek yang dapat menyebabkan kedzaliman seperti riba (termasuk bunga bank), maisyir (spekulasi/perjudian), gharar (penipuan), serta bathil (keburukan). Karena jika hal ini dilakukan, maka akan terjadi kehancuran.
Di sisi lain, ekonomi syariah amat menekankan pada sektor riil, sektor keuangan yang bebas ribawi, serta sektor zakat, infaq, sedekah dan wakaf (ZISWAF) yang menjadi pilar utama dari kegiatan ekonomi. “Menu” utama dari sebuah sistem ekonomi dalam pandangan Islam adalah sektor riil yang merepresentasikan kegiatan ekonomi yang nyata yang dilakukan oleh para agen ekonomi. Sektor  keuangan merupakan gerbong akselelator di dalam mensupport sektor riil ini, dimana uang yang bergulir di sektor keuangan ini harus mencerminkan kegiatan ekonomi di sektor riil. Sektor ZISWAF  merupakan penyeimbang dari aktivitas ekonomi agar tercapai keadilan ekonomi serta meminimalisir kesenjangan serta masalah ekonomi lainnya. Ishaq (2003) berpendapat bahwa masalah ekonomi di sebuah negara termasuk kemiskinan dan kesenjangan hanya akan dapat dicari jalan keluarnya jika  menggunakan instrument berbasis agama serta kebudayaan lokal yang arif. Dalam hal ini, ZISWAF dapat menjadi solusi bagi permasalahan ekonomi yang sedang negara Indonesia hadapi.
Oleh karena itu, melihat betapa krusialnya bidang ekonomi di dalam kehidupan kita dan solusi di dalam menangani masalah ekonomi ini didapat melalui penerapan ekonomi syariah secara menyeluruh, diperlukan orang-orang yang menekuni ilmu ini agar ekonomi syariah dapat diterapkan secara baik dalam sistem ekonomi negara kita. Hal inilah yang menjadi faktor pendorong bagi saya untuk menekuni Ilmu Ekonomi Syariah ini.  


3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan Anda rencanakan di bidang tersebut.
Strategi menuntut ilmu yang akan saya rencanakan di bidang Ekonomi Syariah adalah sebagai berikut :
Pertama, saya ingin menyelesaikan pendidikan formal S3 di bidang ini dengan sebaik-baiknya. Rencana jangka pendeknya adalah saya ingin menyelesaikan penelitian saya di bidang zakat sebagai syarat kelulusan saya. InsyaAllah target menyelesaikan penelitian dan penulisan disertasi pada Bulan September 2017 yang akan datang.
Kedua, terus meng-upgrade ilmu Ekonomi Syariah secara lebih menyeluruh, tidak terbatas melalui jalur formal saja. Caranya adalah dengan terus membaca sumber-sumber ilmu pengetahuan di bidang ini, mengikuti kajian-kajian secara lebih rutin dan terencana dengan baik, serta berusaha lebih untuk memahami dan mendalami Al-Quran dan Hadist (terutama yang berkaitan dengan ekonomi) sebagai sumber ilmu tertinggi.
Ketiga, terus membagi ilmu ekonomi syariah ini kepada masyarakat. Caranya adalah dengan aktif membuat tulisan berkaitan dengan Ekonomi Syariah seperti melalui konferensi nasional maupun internasional ataupun tulisan-tulisan ringan yang mudah diakses oleh masyarakat secara lebih luas. Mengajak serta menyadarkan masyarakat bahwa solusi krisis ekonomi saat ini adalah dengan menerapkan sistem Ekonomi Syariah secara menyeluruh.
Keempat, berusaha untuk mengaplikasikan ilmu ini di dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hal-hal terkecil, mulai dari sekarang, dan mulai dari diri sendiri. Misalnya menggunakan jasa lembaga keuangan yang sudah berbasis syariah, menjadikan zakat dan infaq sebagai gaya hidup, dan mengajak keluarga untuk terus konsisten di dalam menggunakan lembaga keuangan syariah.

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang Anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
Terkait dengan perbaikan adab menuntut ilmu yang harus saya perbaiki adalah sebagai berikut :
Pertama, adab pada diri sendiri. Meluruskan serta membersihkan niat kembali bahwa menekuni ilmu Ekonomi Syariah merupakan bagian dari ibadah serta penghambaan saya terhadap Allah SWT. Bahwa apa yang saya pelajari dan tekuni sejatinya merupakan salah satu aplikasi dari tujuan mengapa saya diciptakan sesuai dengan QS. Adz-Dzariyyat ayat 56 yang berbunyi, “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku..” Niat ini menjadi penting karena akan banyak tantangan yang saya hadapi ke depannya. Jika hal ini tidak dibarengi dengan niat “Lillahita’ala” maka saya akan menjadi manusia yang mudah sekali putus asa. Saya harus meningkatkan “Muroqabatullah” yaitu kesadaran akan selalu diawasi oleh Allah SWT. Bahwa apa yang saya kerjakan sejatinya sedang dan senantiasa dilihat-Nya. Hal ini akan berdampak pada kualitas ilmu dan amal yang saya lakukan, insyaAllah.
Selain itu, yang perlu saya perbaiki adalah konsistensi di dalam mendalami ilmu Ekonomi Syariah ini seperti mengulang-ngulang kembali apa yang telah dipelajari, merapikan catatan kembali sehingga ilmu ini “terdokumentasi” dengan baik, serta menjaga semangat untuk terus berusaha kuat di dalam menekuni ilmu ini.
Kedua, adab pada guru. Yang harus saya perbaiki adalah konsistensi di dalam mendoakan para guru yang telah berjasa besar di dalam memberikan ilmu kepada saya. Tidak hanya guru pada pendidikan formal, tapi guru dalam konteks luas yaitu mereka yang telah memberikan ilmu bermanfaat bagi kehidupan saya. Karena sejatinya, jasa para guru di dalam kehidupan saya tidak akan pernah dapat dibalas oleh apapun juga selain bentuk perhatian yang salah satunya adalah dengan bentuk doa. Selain itu, adab terhadap mereka pun harus senantiasa ditingkatkan, seperti lebih sering bersilaturahim kepada mereka secara langsung sebagai bentuk perhatian yang nyata.
Ketiga, adab terhadap sumber ilmu. Yang harus saya perbaiki adalah terutama pada semangat dan konsistensi di dalam memperdalam sumber ilmu itu sendiri. Terkadang ada rasa malas sehingga ilmu yang dipelajari hanya setengah-setengah. Banyak buku asli yang telah saya beli, namun hanya dibaca sebagian saja sehingga pemahaman saya terhadap ilmu menjadi “nanggung” atau bahkan setengah-setengah.
Selain itu, saya harus berusaha untuk tidak berputus asa ketika menemui kesusahan dalam memahami sumber ilmu. Misalnya ketika membaca jurnal kemudian saya tidak paham, maka seharusnya saya terus berusaha sampai saya memiliki pemahaman yang baik terhadap ilmu yang saya pelajari.   

Referensi :
Badan Pusat Statistik. (2016). Statistik Indonesia 2015.

Batubara, M. (2008). Skandal BLBI: Ramai-Ramai Merampok Negara. Jakarta: Haekal Media Center.

Ishaq, K. A. (2003). Integrating Traditional Institutions in International Development: Revitalizing Zakat to Reduce Poverty in Muslim Societies, (Ph.D). University of Oregon.

International Labour Organization. (ILO, 2008). World of Work Report 2008: Income Inequalities in the Age of Financial Globalization. Geneva: International Institute for Labour Studies.