Wednesday, 28 December 2011

Ayat Ini :')

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”


Ya.. Ayat ini adalah QS An-Nur ayat 26..
Berisikan tentang janji Allah akan jodoh manusia. Jodoh kita adalah cerminan diri kita. Sesungguhnya jika kita baik, maka insya Allah Dia akan memberikan yang baik pula untuk kita. Begitu pun sebaliknya..


Doa jodoh ini tidak pernah lupa saya panjatkan pada Allah setiap kali saya berdoa. Bagaimana tidak.. Padanya kelak saya menaatinya dalam rangka ketaatan saya kepada Allah. Padanya pula saya akan mengabdikan diri saya dalam rangka pengabdian saya kepada Allah. Dia yang akan menjadi imam saya. Dia yang akan menjadi Ayah bagi anak-anak saya kelak.


Dan dengan asumsi ceteris paribus (silahkan dicari sendiri artinya ya :D), lebih dari setengah hidup saya akan dihabiskan bersamanya. Bukan lagi hanya semata-mata cinta atas nama hawa nafsu. Tapi.. Lebih daripada sekedar mencintainya sebagai bukti rasa cinta saya kepada Allah..


Maka saya harus berkaca. Sudah sejauh manakah kualitas saya?
Mengharapkan sesosok lelaki yang berakhlak mulia seperti Rasul..
Lalu apakah saya sudah seshalihah Siti Khadijah dan secerdas Siti Aisyah?
Mengharapkan seorang imam yang mencintai Al-Quran..
Lalu sudahkan saya menjadikan Al-Quran sebagai bacaan kebutuhan saya? Sampai mana hafalan Quran saya?
Mengharapkan dia yang dermawan, ahli dalam berzakat, berinfak, bersedekah, dan berbagi kepada sesama..
Lalu apakah saya sudah menjadi sesosok yang dermawan?


Pertanyaan-pertanyaan itu jujur menjadi peringatan buat saya..
Bagaimana bisa saya mengharapkan yang sedemikian, jika diri saya sendiri pun masih jauh dari yang demikian. Pantaskan diri saja dulu. Dan terus berdoa meminta yang terbaik kepada Allah. Karena Dia-lah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya..



Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Surah. Al Baqarah:216)



Jodoh memang misteri. Tapi saya yakin telah Allah siapkan imam bagi saya, yang terbaik untuk saya, pada waktu yang tepat, dan kondisi yang tepat.. Tugas saya hanyalah memantaskan diri di hadapan-Nya.. :)



Mohon Doanya yaa :)

Assalamualaikum Sahabat..

Malam ini, di tengah-tengah kesibukan mempersiapkan final test lusa, saya menyempatkan diri untuk online. Sekalian refreshing juga.

Teringat ada cerita tentang pengalaman saya ke Eropa yang belum saya lanjutkan..
Teringat akan examination slip yang harus saya download dan print..
Teringat pula tugas term paper Money Banking yang belum dibuat slide show presentasinya (padahal akan dipresentasikan sabtu besok)...
Dan masih banyak lagi hal-hal yang harus saya selesaikan dalam satu waktu.
Yak mungkin beberapa dapat dipending, tapi sebagian sudah menunggu untuk segera diselesaikan..

hhaahhh..
Ini adalah titik kritis saya. Masa-masa dengan high tension dan penuh dengan harap-harap cemas akan apa yang terjadi esok hari. Gak penting sih sebenarnya. Tapi ya manusiawi-nya saya akan merasa lebih khawatir pada periode seperti ini.

Mohon doanya ya sahabat..
Semoga Allah tetap menjaga niat saya. Saya niat untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dunia akhirat. Ilmu yang semakin mendekatkan saya kepada Allah.. Semoga niat itu tetap lurus. Amin..

Tuesday, 13 December 2011

Home Sweet Home

Assalamualaikum sahabat..

Kali ini saya ingin mengutip posting dari Kak Sumayyah Abdul Azis di facebook:

Home is the one place in all this world where hearts are sure of each other. It is the place of confidence. It is the place where we tear off that mask of guarded and suspicious coldness which the world forces us to wear in self-defense, and where we pour out the unreserved communications of full and confiding hearts. It is the spot where expressions of tenderness gush out without any sensation of awkwardness and without any dread of ridicule. ~Frederick W. Robertson 

Alhamdulillah.. Betapa bersyukurnya saya karena diberikan kesempatan untuk pulang ke Bogor dalam beberapa hari. Yak.. meskipun hanya beberapa hari, tapi saya merasa begitu bahagia.. Bertemu Mamah, Papah, para kakak, dan tentu saja keponakan.. It's all so priceless, indeed!

Rumah.. Tempat yang menerima saya apa adanya. Tempat yang membuat saya merasa nyaman. Tempat saya belajar. Tempat saya benar-benar merasa "seutuhnya". Luar biasa sekali.. :) Aaahh.. Bahkan ketika posting di blog ini, saya sudah merasa kangen aja sama rumah, padahal baru lusa saya kembali lagi ke Kuala Lumpur.. Inilah ketika saya memang sudah merasa rindu. Rindu serindunya. Pada rumah dan segala isinya.. Serta orang-orang yang ada di dalamnya..

Wassalamualaikum..

Friday, 9 December 2011

Doa


Assalamualaikum Sahabat..


Pagi ini saya akan membahas tentang "Doa". Yup tentang doa.. 
Menurut saya, doa merupakan topik yang selalu sesuai kapan pun dan dimana pun, karena hal ini terkait dengan kehidupan kita sehari-hari.

Saya merasa bahwa semua hal yang sudah saya alami, terutama nikmat dari-Nya (juga sedikit ujian dari-Nya), adalah semata-mata karena memang Allah-lah yang menggariskan hal tersebut untuk saya. Oleh karena itu, saya merasa bahwa usaha dan ikhtiar yang saya lakukan hanya menentukan 1 persen dari keberhasilan yang pernah dan akan saya raih. 99 persen sisanya adalah kehendak Allah...

Saya berbicara ini bukan berarti saya mengesampingkan makna “effort” alias usaha untuk kita mencapai tujuan kita. Bukan.. bukan itu maksudnya.. Tapi yang saya maksud di sini adalah saya sadar sekali bahwa doa menjadi elemen yang paling penting dalam setiap ikhtiar yang saya lakukan. Saya menyadari bahwa ada faktor eksternal yang lebih menentukan atas hasil dari usaha saya,  yaitu kehendak Allah

Bahkan, para nabi dan rasul yang dijamin kemuliannya pun menjadikan doa sebagai senjata mereka dalam usaha penyampaian ajaran-Nya kepada para manusia atau saat mereka menemukan tantangan dalam hidupnya. Salah satunya adalah doa nabi Yunus yang terkenal yang terdapat di dalam dua buah hadist.

“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berharap, dan janganlah Engkau berpaling dari diriku sekejap saja dan bereskan kelakuanku. Tiada Tuhan selain Engkau.” (HR. Bukhari)

“Tidaklah Allah tidak mengabulkan doa yang menggunakan: ‘Laailaaha illa anta subhanaka inni kuntum minadz dzaalimiin’ (Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzalim).” (HR. Hakim)

Hal ini menunjukkan bahwa doa memiliki peran penting dalam kehidupan kita. Mengapa? Karena doa adalah puncak dari ibadah. Shalat pun sebenarnya doa. Puasa pun sebagai media kita dalam berdoa dan memohon kepada Allah. Dan segala macam bentuk ibadah lainnya yang kita lakukan adalah doa. Karena inti dari agama adalah doa dan ikhtiar yang merefleksikan betapa kita membutuhkan Allah. Betapa kita tidak ada apa-apanya tanpa pertolongan Dia. Karena Dialah sesungguhnya alasan mengapa kita hidup di dunia ini..

Yakinlah bahwa PASTI Allah mengabulkan doa setiap hamba-Nya yang beriman, dengan cara-Nya yang paling indah, yang paling sesuai dengan kebutuhan kita, dan pada waktu yang terbaik dikabulkannya doa tersebut bagi kita.. Karena tiada yang mustahil bagi-Nya.

“Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ Maka jadilah sesuatu itu.” (QS Yasin: 82)

Jadi.. Sudahkan teman-teman berdoa hari ini? :)

Wassalamualaikum.. 

Wednesday, 7 December 2011

Untuk Seluruh Sahabatku

Assalamualaikum...

Pagi ini saya membuka sebuah email lama dari seorang sahabat yang saya temui di IIUM. Beliau sudah saya anggap sebagai kakak saya sendiri, sekaligus guru saya. Darinya saya belajar banyak hal, terutama ilmu agama. Sahabat saya ini adalah salah satu orang yang selalu mengingatkan saya agar selalu dekat dengan Allah, mengingatkan untuk selalu membaca dan memahami surat cinta dari-Nya, dan tentunya memotivasi saya untuk terus belajar, belajar, dan belajar.

Suatu hari, beliau mengirimkan saya dan beberapa teman saya sebuah email. Email singkat, namun penuh dengan makna yang begitu dalam..

Pesan cinta hari ini :

Di sekitar 'Arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya dan wajah mereka pun bercahaya. Mereka bukan para nabi dan syuhada, hingga semua kagum kepada mereka. Ketika ditanya, Rasulullah SAW menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang mencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah, saling berkunjung karena Allah, dan saling memaafkan juga karena Allah." (HR. Tirmidzi)

Semoga kita termasuk di dalamnya, hingga Allah kekalkan ukhuwah ini hingga di jannah-Nya kelak. Terima kasih atas kebersamaan yang ada, tetap saling menguatkan dalam kebaikan dan ketakwaan..

Mencintai, bersahabat, saling berkunjung, dan saling memaafkan karena Allah...
Kalau boleh saya tafsirkan, ketika kita mencintai dan bersahabat dengan seseorang membuat kita lebih dekat dengan-Nya serta selalu merasa diawasi-Nya, maka saat itulah kita telah melakukannya karena Allah. Namun, jika itu semua malah membuat kita semakin jauh dari Allah, maka dapat disimpulkan bahwa kita tidak berbuat demikian karena Allah...

Untuk sahabatku, dari TK hingga S2 ini, terima kasih banyak atas semua pengalaman yang telah diberikan. 
Teman TK dan SD Bina Insani yang memberikan masa kecil saya begitu penuh warna..
Teman SMPN 1 Bogor yang memberikan hidup saya penuh tawa dan keindahan dalam mengartikan masa peralihan dari anak-anak ke remaja..
Teman SMAN 1 Bogor yang mengajarkan saya banyak hal, terutama bagaimana mengaktualisasikan diri saya.. Di sana saya belajar berorganisasi, belajar untuk memanfaatkan kesempatan, dan belajar banyak hal luar biasa lainnya.. Mungkin pada masa ini pun saya sedikit menyadari apa sebenarnya tujuan hidup saya..
Teman S1 di IPB dan dari universitas lain yang saya temui (UGM, UI, Unhas, Unair, Unibraw, UNS, dan lain-lain) yang memberikan saya kesempatan dan kepercayaan untuk berusaha melakukan yang terbaik. Banyak pengalaman pertama yang saya dapati di masa-masa tersebut, seperti presentasi di depan khalayak, bertemu dengan teman-teman se-Indonesia, dan masih banyak lagi.. 
Teman S2 di IIUM yang sungguh luar biasa. Dari mereka saya belajar tentang perjuangan hidup.. Dari mereka pula saya termotivasi pula untuk selalu dekat dengan-Nya dan belajar untuk mencintai-Nya secara sempurna..
Dan semua teman-teman yang saya temui di luar sekolah dan kampus.. Mereka pun banyak memberikan saya pelajaran berharga dalam hidup saya.

Untuk semua teman dan sahabat saya.. Mari kita saling mengingatkan dan mendoakan dalam kebaikan. Kelak saya ingin, wajah dan pakaian kita bercahaya di jannah-Nya, karena kita saling mencintai, bersahabat, memaafkan, dan saling memotivasi karena Allah..

Insya Allah.. :)

Wassalamualaikum...

Daripada Bersedih, Lebih Baik Bersyukur

Assalamualaikum..

Sahabatku, saya merasa bersyukur.. Setiap kali saya merasa sedih, banyak sekali dukungan dari lingkungan sekitar yang membuat saya merasa malu untuk bersedih..

Allah menunjukkan keberadaan-Nya melalui keluarga, sahabat, dan teman-teman saya. Allah tiupkan Rahman dan Rahim-Nya kepada manusia di sekeliling saya. Dan Allah sendiri yang mengatakan, "..Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.." (QS. At Taubah ayat 40).

Pernah suatu kali saya merasa sedih.. Kemudian seorang teman dekat mengirimkan kalimat penyemangat yang dia kutip dari sebuah buku..

"Semua kehidupan bisa datang dan pergi kapan saja. Tapi yang jelas, pandanglah langit untuk mencari keagungan Allah diantara pelangi dan halilintar.. Mungkin bumi lebih besar dari pada manusia, tapi takdirnya, manusia yang berdiri menginjak bumi. Oleh karena itu, agungkan Allah dan kecilkan dunia.. Harta, tahta, dan orang-orang yang kita cintai, perlahan-lhan dan pasti akan meninggalkan kita, baik dengan cara yang indah maupun dengan cara paksa. Kita boleh mencintai, tapi mencintailah sewajarnya, karena siapa tahu nanti Allah akan cemburu. Kita boleh menangis, tapi jangan meraung-raung seolah-olah Allah hanya memberikan keburukan untuk kita. Hanya Allah yang Maha Benar.."

Subhahanallah..
Malu rasanya saat membaca kalimat-kalimat tersebut..

Betapa mudahnya hati ini "merasa malang dan lupa bersyukur" saat kesedihan itu datang. Padahal terlalu banyak yang sudah Allah berikan untuk saya. Tak terhitung. Tak terhingga. Atas semua kesempatan, cinta, peluang, rezeki materi serta imateri, dan kesehatan yang diberikan-Nya secara cuma-cuma... Semuanya diberikan-Nya.. Lalu kenapa saya masih suka tidak bersyukur?

"Ya Allah.. jadikan diri ini sebagai hamba-Mu yang dipenuhi rasa syukur kepada-Mu..
Jadikan diri ini sebagai hamba-Mu yang pandai memanfaatkan semua nikmat dari-Mu..
Ampunilah aku ya Rab.. Ampuni.. Jadikan syukur dan sabar sebagai pakaian dalam hidupku..
Dan ajari aku untuk selalu mencintai-Mu dengan sepenuh dan sesungguh hati.
Karena hidup dan matiku, hanya untuk-Mu.."

Daripada bersedih, lebih baik bersyukur..

(Catatan sore hari sebagai evaluasi dan pengingat diri)


Saturday, 3 December 2011

Menjadi Wanita Shalihah

Assalamualaikum sahabat..

Terutama untuk sahabat wanitaku.. Ini ada sebuah nasihat dari Ayah, yang ingin saya sharing. Sebenarnya, ini adalah tulisan lama, namun gak ada salahnya saya re-post kembali dengan ada penambahan beberapa konten. Ini juga sebagai nasihat untuk saya pribadi.. Karena ketika bercermin, subhanallah.. betapa diri ini masih banyak kelemahan dan kekurangan.

Mau tau nasihat tentang apa? Yak.. Sesuai judulnya, nasihat Ayah saya ini adalah tentang bagaimana menjadi seorang wanita shalihah. Yuk kita simak.. :)

Kriteria Wanita Shalihah

Menjadi wanita shalihah tentunya menjadi dambaan setiap muslimah di dunia ini. Begitu mulianya seorang wanita shalihah, sampai-sampai Rasulullah SAW pun bersabda, “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim).

Di dalam QS At-Tahrim ayat 5, Allah SWT secara eksplisit menggambarkan bahwa ada setidaknya enam kriteria wanita shalihah ini, yaitu:



1.    Muslimatin
Seorang wanita shalihah haruslah seorang Muslim. Dia meyakini bahwa Islam adalah agamanya, tali penolongnya, dan dasar keyakinan baginya. Menjadi seorang Muslimah berarti melaksanakan ketentuan dan aturan dari Allah SWT.
“Islam itu adalah engkau harus bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa Ramadhan, dan menunaikan haji ke Baitul Haram jika kamu mampun.” (HR. Muslim)

2.    Mu'minaatin
Wanita yang shalihah adalah seorang yang beriman. Terhadap Allah dan agamanya, dia meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikan dengan perbuatan. Susah memang untuk mengukur kadar keimanan seseorang. Tapi seorang wanita beriman akan tercermin dari perkataan dan perbuatannya bukan? Karena itu sahabat, mari kita coba untuk selalu berkata dan berbuat yang bermanfaat dalam rangka menjaga keimanan kita terhadap Allah SWT.
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu…” (QS Al-Ahzab: 70-71).

3.    Koonitatin
Maksud dari koonitatin adalah wanita yang taat kepada Allah dan suaminya. Wahh.. walaupun sebagian dari kita belum memiliki suami, tapi ini juga merupakan hal yang mesti kita ketahui. Suami yang seperti apa dulu yang harus ditaati? Tentu saja ada kriterianya.. Makanya sahabatku sayang, yuk kita cari calon pendamping hidup kita yang shaleh, yang bisa membimbing kita dan keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah ma wahdah wa rahmah... Kita minta dari sekarang seorang imam bagi kita yang bisa jadi teladan bagi kita dunia akhirat.. "Orang yang mulia adalah orang yang memuliakan istri/suami-nya, sedangkan orang yang hina adalah orang yang menghinakan istri/suaminya." (Al-Hadist).
Dan percayalah bahwa wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik, pun sebaliknya, wanita keji untuk lelaki yang keji, begitu janji Allah dalam QS An-Nur ayat 26.

4.    Kaibatin
Wanita yang shalihah adalah wanita yang banyak bertaubat. Dia selalu berusaha untuk membersihkan hati dan pikirannya. Salah satu caranya adalah dengan banyak berdzikir alias mengingat Allah dan juga banyak membaca Al-Qur'an. Percaya deh Allah sangat mencintai hamba-Nya yang banyak mengingat-Nya. Rasulullah SAW pun bersabda, “Hendaknya lisanmu dibasahi oleh zikir (mengingat) kepada Allah.” (HR. Tirmidzi).
Bahkan ucapan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil, walaupun ringan diucapkan, justru kelak akan memberatkan timbangan kita di akhirat. “Sesungguhnya setiap kali tasbih itu sedekah, setiap kali takbir itu sedekah, setiap kali tahlil itu sedekah…” (HR. Muslim).

5.    'Abidatun
Maksudnya adalah seseorang yang ahli ibadah. Dia tidak hanya melaksanakan hal-hal yang wajib saja, tapi yang sunnah pun senantiasa dilaksanakan. Rasulullah SAW pun telah mencontohkan amalan-amalan sunnah semasa hidupnya. Misalnya dalam HR Imam Ahmad dan Nasa’i diriwayatkan bahwa terdapat empat hal yang tidak pernah Rasulullah SAW tinggalkan semasa hidupnya, yaitu puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram, puasa selama 10 hari pada bulan Dzulhijjah, puasa 3 hari pada pertengahan bulan , dan salat sunnah 2 rakaat sebelum subuh.
Ataupun ibadah sunnah lain seperti shalat tahajjud misalnya, yang memiliki begitu banyak keistimewaan. "Perintah Allah turun ke langit dunia di waktu tinggal sepertiga akhir dari waktu malam, lalu berseru: Adakah orang-orang yang memohon (berdo'a), pasti akan Kukabulkan, adakah orang-orang yang meminta, pasti akan Kuberi dan adakah yang mengharap/memohon ampunan, pasti akan Kuampuni baginya. Sampai tiba waktu Shubuh." (Al Hadits).
Makanya setiap ada kesempatan, ayo kita manfaatkan waktu untuk melaksanakan amalan-amalan sunnah untuk meningkatkan ketakwaan dan kepantasan diri kita di hadapan Allah.

6.    Syaihatun
Wanita yang shalihah adalah wanita yang suka berpuasa. Ternyata puasa itu banyak mengandung hikmahnya lhoo.. Selain kita dilatih untuk berempati dan mengendalikan hawa nafsu, puasa pun dapat mencegah kita untuk merasa frustasi. Dengan berpuasa, kita akan menjadi orang yang tidak cepat mengeluh dan tidak cepat putus asa. Karena, puasa merupakan media dalam meminta pertolongan kita kepada Allah.

Dari keenam kriteria tersebut, ayo kita evaluasi diri kita, sudah sejauh manakah “kadar keshalihahan” diri kita. Mari kita terus berusaha dan berupaya untuk memperbaiki diri kita agar kita dapat menjadi wanita shalihah kesayangan Allah. Amin ya Rabbal ‘alamin..

Wallahu’alam bi ash-Shawwab

Wassalamualaikum..

Europe Trip Part I: More to the Spiritual Journey



Assalamualaikum sahabatku..

Jadi malu sendiri nih saya. Sudah dua bulan lebih lamanya saya mendiamkan blog ini. Alasan klasik: sibuk ujian, ngerjain tugas, dan belajar. Tapi setelah dipikir-pikir, kalau alasan sibuk itu selalu menjadi excuse, saya gak akan nulis-nulis donk yah.. Jadi bismillahirrahmanirrahim, saya akan mulai nulis di blog ini secara rutin. Mudah-mudahan saya bisa menulis secara harian atau minimal mingguan.. Tolong dicatat ya temen-temen. Kalau sampe saya mangkir, tolong terror saya lewat twitter, Facebook, bbm, hp, YM, atau email, biar saya mau nulis lagi... *ups ini lebay sih :p

Okei.. Malam ini saya akan menulis tentang pengalaman perjalan saya bersama Ayah dan Ibu ke Eropa tanggal 15 hingga 24 September yang lalu. Karena ada beberapa hal menarik yang ingin saya bagi, maka tulisan tentang pengalaman saya ke Eropa ini akan saya bagi ke dalam beberapa bagian.

Before the Journey

Kebetulan Ayah saya diundang menjadi pembicara utama (pemberi materi tausyiah) untuk acara Milad Persatuan Pemuda Muslim Eropa (PPME) yang ke-50 tahun. Tempat berlangsungnya acara adalah di Amsterdam, Belanda. Awalnya sih hanya Ibu aja yang akan mengantar Ayah, tapi setelah mengetahui rencana keberangkatan Ayah saya ke Eropa, saya jadi tertarik untuk ikut.

Saya bilang ke Ibu dan Ayah, "Mah, Pah.. Pasti lebih asik kalau pergi-pergi sama anak bungsunya, daripada cuma berduaan aja. Gak seruuu!!" Tapi mereka menjawab, "Siapa bilang?" #DOENG.. Malu juga saya digituin sama Ibu dan Ayah saya. Hehe.. Tapi saya yakin, usul saya itu akan dipertimbangkan oleh mereka. "Nanti biar aku yang angkat-angkat koper deh.. Dan nanti pas Papah presentasi, aku yang jadi asistennya." tambah saya meyakinkan mereka.. Hihi.. Apapun, saya rela lakukan asal dapet kesempatan ikut ke Eropa bersama mereka.. J

Dan alhamdulillah setelah didiskusikan dengan pihak panitia, saya diperbolehkan ikut serta. Yeay!! Betapa bahagianya saya. Tapi sebagai konsekuensi, saya sendirilah yang harus membantu persiapan keberangkatan ke Eropa, mulai dari berkorespondensi dengan pihak panitia via email, membantu menyusun makalah yang akan Ayah saya sampaikan, sampai mempersiapkan persyaratan visa. But it's all worth to me, comparing with what I am going to experience. 

And the Journey Begin!

Akhirnya hari itu datang juga. Setelah meminta izin dari para dosen di IIUM untuk izin kuliah selama dua minggu, saya pun kembali ke Indonesia untuk memulai perjalanan ke Eropa. Tujuan pertama adalah Amsterdam, Belanda. Tapi selama 9 hari itu, kami berniat akan mengunjungi negara lain seperti Belgia, Jerman, dan Perancis, karena ketiga negara tersebut berdekatan.

Kami pun terbang bersama Garuda Indonesia Airways dengan jadwal penerbangan malam hari. Bismillahirrahmanirrahim..

More to the Spiritual Journey

Saat di perjalanan, tidak lupa kami berdoa. Doa pun dipimpin oleh Ayah. Ayah memanjatkan doa yang biasa Rasulullah saw panjatkan. Doa itu sungguh indah, karena tidak hanya meminta keselamatan perjalanan, tapi juga meminta keberkahan perjalanan kepada Allah, menitipkan keluarga yang ditinggalkan selama perjalanan.. Subhanallah.. Betapa agamaku ini sempurna. Bahkan dalam perjalanan pun, kita memohon akhirat kepada Allah..

Yang menarik adalah selama perjalan, saya bisa menjadi lebih dekat dengan Ayah dan Ibu saya. Ya Allah, betapa beruntungnya saya memiliki mereka. Karena begitu banyak hal baik yang bisa saya contoh dari mereka. Misalnya, selama perjalanan, Ayah dan Ibu saya selain tidur, mereka pun membaca Al-Quran. Ibu mendengarkan surat-surat yang beliau hafal di playlist pesawat, sedangkan Ayah membaca mushaf Al-Quran.

Saat transit di Dubai selama kurang lebih 1 jam, setelah kami cuci muka dan gosok gigi, yang Ayah saya lakukan adalah segera mencari space kosong di ruang boarding untuk shalat sunnah hajat. Kebetulan waktu saat itu menunjukkan pukul 2 dini hari. Beliau bilang, "Ayo kita manfaatkan dengan berdoa.. Ini adalah moment-moment diijabahnya doa kita. Saat sepertiga malam terakhir dan saat kita sedang di perjalanan.. Sesungguhnya doa seorang musafir (seorang dalam perjalan) adalah makbul."

Ya Allah, saat itu saya dan Ibu pun segera memanjatkan doa-doa panjang kepada Allah... Bahkan saya melihat Ibu sampai menitikkan air mata.. What a moment!

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al Baqarah: 186)

Perjalanan pun dilanjutkan. Jakarta-Dubai ditempuh dalam waktu kurang lebih 7 jam, sedangkan Dubai-Amsterdam ditempuh dalam waktu 5 jam. Total perjalanan sekitar 12 jam. Berarti tinggal 5 jam lagi, kami pun sampai di tempat tujuan kami. Shalat subuh pun dilaksanakan di dalam pesawat. Saat kami akan landing di Amsterdam, Ayah pun berkata, “Ayo kita baca doa agar saat di tempat baru nanti, kita didekatkan pada orang-orang yang baik dan kebaikan dari tempat tersebut serta dijauhkan dari keburukan tempat tersebut.”

Ayah pun membaca dua ayat Al-Quran yaitu QS Al-Isra ayat 80 dan QS Al-Mu’minun ayat 29 yang kemudian diikuti oleh kami berdua.





Katakanlah, “Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan pula aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah padaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolongku.” (Q.S. Al-Isra: 80)




Dan berdoalah, “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat.” (QS. Al-Mu’minun: 29)

Begitulah.. Doa demi doa kami panjatkan kepada Allah, dengan harapan Allah akan memberkahi perjalanan kami. Dan tahukah teman-teman? Betapa luar biasanya, karena kami selalu bertemu dengan orang-orang baik di tempat-tempat yang kami kunjungi. Saat di Belanda, Belgia, Jerman, dan terakhir di Itali. Luar biasa.. Betapa Allah mendengar permohonan kami.. Apalagi kami diberikan kesempatan untuk bertemu dengan komunitas Muslim di sana. Sungguh luar biasa..

Maka saya simpulkan bahwa perjalanan saya ke Eropa bersama Ayah dan Ibu saya ternyata bukan semata-mata kesempatan saya untuk mengunjungi tempat yang baru, tapi lebih kepada saya mendapatkan pengalaman spiritual baru. Saya mendapatkan contoh dari kedua orang tua saya untuk selalu mengasosiasikan Allah dalam setiap langkah yang diambil. Bahkan dalam perjalan ke Eropa pun, saya semakin merasakan bahwa Allah sungguh-sungguh dekat dengan saya. Allah, Sang Maha Penjaga, Sang Maha Pendengar doa, dan Sang Maha Pemberi Cinta Kasih bagi hamba-Nya. Saya benar-benar merasakan itu…

It is why for me, my last Europe trip was more akin to my spiritual journey, for it made me realize to always associate Allah in everything I do.

Sekian dulu cerita kali ini. Insya Allah akan ada cerita-cerita selanjutnya. Nantikan yaa... 

Wassalamualaikum…