Tapi yang menariknya sang penulis malah langsung mengatakan hal tersebut adalah kesalahan yang besar pada slide berikutnya! Mengapa? Karena anak dengan segala fitrah baiknya telah Allah SWT berikan bekal kreativitas sejak lahir. Jadi tugas orang tua bukanlah “menumbuhkan” kreativitas anak, tapi “memfasilitasi” dan “menstimulus” kreativitas anak. Anak dengan segala potensinya telah dianugerahi potensi kreativitas oleh Sang Maha Pencipta. Maka peran orang tua-lah yang menjadi titik kritis dalam mengembangkan potensi tersebut. MasyaAllah :”)
Kreativitas anak terlihat dari rasa ingin tahunya yang besar, tidak mengenal kata tidak mungkin, dan tidak takut salah. Tapi sayangnya orang tua-lah yang sering melakukan kesalahan sehingga mematikan potensi anak. Orang tua seringkali terlalu protektif pada anak sehingga potensi kreativitas anak terhenti.. bahkan dengan sistem pendidikan yang kurang benar, potensi kreativitas pun ikut tergerus seiring berjalannya waktu.. Naudzubillah.. :”(
Maka tugas orang tua adalah memberi lebih banyak dorongan, mencintai tanpa syarat, menghargai keunikan pada anak, serta memberikan kesempatan pada mereka untuk menjelajahi dunia. MasyaAllah.. :”)
Kemudian setelah kami semua membaca materi tersebut, diskusi pun dimulai. Pertanyaan pertama adalah: “Apa yang dimaksud dengan kreativitas?”
Member kelas pun memberikan pendapatnya. Pertama, kreativitas merupakan kemampuan menciptakan dan menemukan ide serta melakukan inovasi. Jadi kata kunci dari kreativitas adalah “to invent and to create something”.
Kedua, jika dianalogikan sifat kreatif itu semacam "tak ada rotan akar pun jadi". Kreatif itu ibarat tidak berpatok pada 1 jalan ke negri China. Kreatif itu menemukan warna baru selain warna dasar pelangi.
Ketiga, makna kreativitas mungkin tidak hanya di bidang keterampilan tangan saja. Kreativitas bisa meluas dalam bidang olah kata, nada, ide dan pemikiran. Sehingga setiap orang bisa kreatif di bidang nya masing-masing.
Keempat, ada tiga proses kreativitas. Pertama, evolusi yang berarti ide baru yang dibangkitkan dari ide sebelumnya. Kedua, menggabungkan dua ide lebih menjadi sebuah ide baru. Dan ketiga, revolusi yang berarti benar-benar membuat perubahan baru dengan pola yang belum pernah ada.
Bunda fasil pun memberikan infografis yang mengasah kreativitas kami. Banyak sekali. Mulai dari kata, gambar dan lain-lain. Kami diminta untuk berpikir apa solusinya, apa yang kami lihat, dan apa yang kami pikirkan.
Salah satu hikmah yang perlu diingat terkait kreativitas adalah “Don’t assume” terhadap apa yang anak kita lakukan. Karena apa yang kita pikirkan kadang berbeda dengan apa yang dipikirkan anak-anak kita. Jadi poin clear and clarify menjadi sangat penting.
“We should also think outside the box”. Artinya kita harus membuka seluas-luasnya pemikiran kita terhadap kreativitas anak, memiliki berbagai sudut pandang agar anak tidak terbatasi oleh sudut pandang, pemikiran dan pengalaman kita saja. Let them think, analyze dan synthesize what they undergo. Let them solve their own problem. Karena seringkali dengan membatasi sudut pandang, kita malah menghambat kreativitas anak kita.
Ada beberapa hal yang bisa kita simpulkan sebagai faktor penghambat kreativitas:
1. Mindset
2. Kurangnya kepercayaan diri
3. Faktor lingkungan dan keluarga
Dan.. Solusi untuk mengatasinya:
1. Mengasah kreativitas dan tak pernah berhenti mencoba
2. Coba hal baru yang berbeda
3. Berpikir outside the box.
Alhamdulillah.. diskusi pun diakhiri dengan motivasi dari Bunda Nesri dan Bunda Dewi agar kami menjadi bunda yang kreatif sehingga kita dapat menjadi fasilitator terbaik untuk mengembangkan potensi kreativitas anak kita. Aamiin..
Can’t wait for the game level 9 :”) Bismillah.. :”)
#KreativitasAnak
#IIP
#BundaSayang
#RoadToGameLevel9
No comments:
Post a Comment