Sunday 22 June 2014

Still counts. Many years to come.

Alhamdulillah..
Kemarin, kami memasuki tanggal 22 untuk yang ke-6 kalinya bersama suami. 6 bulan bersamanya.. :)
Gak kerasa udah setengah perjalanan di tahun 2014 ini. Dan insya Allah jika ada umur, sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan 1434H. Semoga Allah mempertemukan kita semua di bulan yang agung dan penuh dengan keistimewaan ini.. Aamiin..

Ramadhan kali ini mungkin akan terasa sedikit berbeda.
Sudah ada suami di sisi, dan insya Allah, saya shaum dalam keadaan hamil 5 bulan, dan memasuki bulan ke-6.
Dan rencana tahun ini, melihat segala situasi dan kondisi yang ada, insya Allah Ramadhan dan Idul Fitri akan kami laksanakan di KL saja. Sebagai gantinya insya Allah keluarga Bogor yang akan datang ke sini.

Perjalanan selama 6 bulan ini penuh dengan pelajaran yang saya rasakan. 
Dan semua logika yang saya miliki sebelum menikah ternyata tidak lagi logis setelah menikah. Hehehe..
Keputusan yang saya ambil untuk tidak mengikuti tes CPNS IPB tahun lalu (padahal ini adalah salah 1 cita-cita saya) baru terasa manfaatnya saat ini. Mungkin jika saya diterima PNS saat awal menikah dan harus LDM dengan suami, karena syarat PNS yang mewajibkan masa abdi selama minimal 2 tahun, saya dan suami akan kesusahan untuk melewati masa-masa perkenalan satu sama lain. Apalagi sebelum menikah, kami bukanlah teman "ring 1" bagi masing-masing. Jadi proses mengenal kepribadian masing-masing benar-benar dijalani setelah kami menikah.

Dan meski seolah-olah cita-cita menjadi dosen terpending, ternyata Allah pun menggantikan hal lain di luar dugaan saya. Saya pun ditawari mengajar mahasiswa S1 di IIUM ini, padahal secara peraturan seharusnya mahasiswa S3 semester 1 belum diperbolehkan menjadi dosen karena ada syarat minimal IPK 3.33. Tapi karena saya alumni IIUM, dan ada dosen yang mengundurkan diri mengajar di sebuah kelas karena alasan kesehatan, maka saya diminta untuk menggantikan beliau. Awalnya saya mau menolak karena saat ditawari saya sudah diterima menjadi asisten riset di sebuah project kampus dan saya mengetahui bahwa saya hamil. Namun setelah istikharah dan diskusi dengan suami dan orang tua, bismillah saya terima tawaran mengajar tersebut.

Alhamdulillah.. Pengalaman mengajar membuat saya belajar banyak.
Justru saat mengajar, sesungguhnya yang mengajar adalah orang yang pertama mendapatkan ilmu. Makanya kalimat, "the more you give, the more you receive" pun terasa benar adanya saat saya mengajar ini. Banyak ilmu yang telah saya lupakan, justru kembali saya ingat dan kuasai saat mengajar. Dan alhamdulillahnya, justru ilmu yang saya ajar ini support mata kuliah yang saya ambil di semester tsb. Pun alhamdulillah, ternyata nilai saya di semester ini pun cukup baik, dan bahkan sedikit di luar dugaan. All praise is to Allah for His bless. Semoga bisa terus dipertahankan hingga semester-semester selanjutnya. Aamiin..

Dan semua ini dapat terlewati terutama dari peran suami yang sangat support saya.
Bersyukur kepada Allah karena mempertemukan saya dengannya. 
Atas cinta, kesabaran, dan pengertian tanpa syarat yang selalu suami berikan kepada saya.
Yang selalu mendoakan saya di dalam setiap shalatnya. Yang selalu berkata, "Sesungguhnya saya meridhaimu, semoga Allah pun ridho padamu." Yang selalu membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Yang belum pernah sedikit pun menunjukkan muka tidak suka atas kesalahan yang saya lakukan. Yang dapat menasihati saya dengan caranya yang super lembut. Yang selalu mengatakan bahwa saya cantik meski saya pun sadar saya sedang tidak berpenampilan cantik (hehehe). Yang selalu menjaga dan menangkan saya di tengah kesibukannya mengajar dan menyelesaikan thesisnya. Yang sering menyempatkan menelpon saya hanya untuk sekedar bilang, "Hati-hati ya, ga usah angkat yang berat-berat. Inget dede di dalam perut." 
For everything he does to me, it really means the world to me. I do feel grateful. I really do.

Semoga Allah menjaga keluarga kami. Dan menjadikan kami sebagai manusia yang istiqamah di jalan-Nya. Semoga kami tetap dan semakin saling mencintai, tidak hanya untuk di dunia ini, tetapi kelak hingga di syurga-Nya. Terima kasih suamiku atas segalanya. Kita sama-sama belajar dan terus berusaha yaa :)

Dan perhatian dan doa tak terputus dari Mama, Papa, Emak, Bapak, dan keluarga pun yang tetap saya rasakan hingga saat ini. Kerasa banget. Bener. Sampai-sampai saya dan suami hanya bisa mendoakan atas segala kebaikan dan cinta yang telah mereka berikan pada kami berdua. Terima kasih atas jasa Mama, Papa, Emak, dan Bapak. Semoga Allah selalu berikan kesehatan, keberkahan, dan kasih sayang-Nya kepada mereka semua. Aamiin..

Last but not least...
Buat keluarga, sahabat, dan teman yang belum menikah, kami doakan semoga segera Allah pertemukan dengan jodoh yang diridhai-Nya, yang terbaik di dunia maupun di akhirat. Bagi yang telah menikah, semoga Allah menjadi rumah tangganya sebagai penyejuk hati dan Allah jadikan sebagai keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Yuk kita sama-sama saling doakan, dan terus memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik lagi sehingga Allah terus mencintai kita semua. Aamiin..

To my husband..
Our journey is still at the very beginning scene in our story. It has just been 6 months we've been together. Let us learn to love each other more. Let us learn to be a good partner. Let us learn to be a good parent for our children. Let us learn to be a better person. And let us learn to always attract Allah's Love in our life. Remember about our vision to reach His paradise. Remember about our ultimate goal that this marriage is not only for the dunia, but the most important is for the Hereafter.