Sunday, 4 June 2017

Tantangan Komunikasi Produktif Kelas Bunda Sayang IIP : Day 5 "Curhat"

Sore ini kelompok halaqah (pengajian) saya dan teman saya diberikan amanah untuk menjadi panitia persantren Ramadhan dengan pesertanya adalah para TKW Indonesia di Malaysia yang berprofesi sebagai pekerja kilang (pabrik). Kami menyiapkan sebuah acara seminar dengan tema "Love your dien, get your dreams" dengan berbagai doorprize bagi para peserta dan games yang dapat mencairkan suasana. Pada intinya acara ini mengajak teman-teman TKW untuk berani bermimpi dan merealisasikan mimpi tersebut tapi dalam koridor yang diridhai oleh agama kita. Jadi bermimpi apapun boleh, tapi orientasi utamanya adalah untuk kehidupan akhirat.

Saya dan teman-teman panitia


Alhamdulillah secara garis umum acara persantren Ramadhan tadi berjalan lancar. Acara ditutup dengan muhasabah, ifthar jamai dan dinner bersama. Kami panitia pun menyiapkan berbagai macam makanan pembuka seperti es buah, kolak pisang dan kue-kue plus makanan inti yaitu nasi, lauk pauk (tempe, ikan dan ayam rendang), dan sayur kol gulai serta sambalnya. Nikmat alhamdulillah :")

Iftar Jama'i

Nasi, sayur dan lauk pauk

Kolak pisang dan es buah 



Pada acara itu saya diberikan amanah sebagai Master of Ceremony (MC) yang memandu jalannya acara. Selain itu, saya dan suami pun diberi amanah untuk mengantarkan beberapa rekan panitia lain hingga sampai ke depan kediaman mereka. Sebagai informasi, suami mengantar saya ke tempat acara dan menunggui saya hingga acara selesai. Hiks terima kasih suamiku. Kau memang andalanku❤️

MC dan Asisten MC :p


Ada percakapan yang kocak saat kami masih di rumah bersiap-siap menuju tempat acara. Saya bermaksud menanyakan pendapat suami tentang baju apa yang harus saya kenakan. Yes his opinion matters a lot (sometimes)😆

Me : "Yang.. aku mending pake baju item kerudung ungu atau baju item kerudung coklat? Soalnya dresscode panitia bajunya item nih.."
Him : "Bagusan yang coklat."
Me : "Ohh.. oke..."
Beberapa saat kemudian..
Me : "Eh yang tapi kerudung coklat aku yang ini kurang bagus. Mendingan yang ungu. Menurut ayang gimana?"
Him : *ketawa "Ayang nih kebiasaan.. nanya pendapat aku tapi sebenernya di pikirannya sendiri udah punya pilihan.." 
Me : "hhahah masa sih?" *ikutan ketawa
Saya pun berganti baju. Namun Saat keluar kamar, akhirnya baju yang saya kenakan adalah hitam hitam. Dua pilihan yang ditanyakan ke pak suami ga ada yang dipilih pada akhirnya 😂
Him : *ketawa sambil garuk tembok

Hihi percakapan di atas hanya intermezzo saja. Ternyata meme-meme percakapan suami istri yang bertebaran di internet dialami oleh saya sendiri 😂

Baik.. masuk kepada inti cerita.. karena kami diamanahkan untuk mengantar pulang beberapa rekan panitia lain, maka saat semua telah selesai diantar dengan selamat, ada momen dimana kami bisa bercerita dengan apa adanya. Mengeluarkan uneg-uneg yang ada di pikiran saya. Curhat lah tentang berbagai hal. Karena untuk mengekspresikan uneg-uneg tersebut saya harus memilih waktu yang tepat.

Maka poin penting lain di dalam komunikasi produktif selain 2C dan kaidah 7-38-55 adalah "choose the right time" alias "pilih waktu yang tepat" di dalam menyampaikan komunikasi tersebut. Artinya pesan disampaikan harus melihat situasi dan kondisi yang tepat yaitu pada waktu-waktu yang nyaman bagi kedua belah pihak.

Karena saat itu suasananya malam, tenang, Afifa tertidur di pelukan saya, saya merasakan inilah waktu yang tepat untuk curhat kepada suami tentang masalah akademis. Ya.. di dalam mobil, di perjalanan kami menuju rumah.

Me : "Yang aku suka sedih kalau ada orang yang berpedapat bahwa aku ambil Ph.D itu semata-mata ingin mengejar dunia. Ada yang komentar bahwa kelak di akhirat bahkan gelar Akademik ini gak akan Allah tanyakan, gak akan ada gunanya.."
Him : *fokus mendengarkan
Me : "Justru menurut aku itu pandangan yang sangat sekuler: memisahkan kegiatan dunia (akademik) dengan agama (akhirat). Bukankah dalam Islam segalanya dianggap sebagai ibadah kepada Allah jika kita meniatkannya untuk ibadah padaNya?"
Him : *masih fokus mendengarkan
Me : "Justru aku yakin Allah ga akan menyia-nyiakan ikhtiar akademis kita karena kita berniat kuliah setinggi-tingginya dalam rangka beribadah sama Allah. Dengan ilmu yang aku dapet ini, aku berusaha untuk berkontribusi untuk ummat. Dan Islam sendiri kan sangat menghargai ilmu pengetahuan yang bermanfaat.. Iya kan?"
Him : "Iya aku setuju.. aku juga pernah kok dikomentarin kaya Ayang gitu.."
Me : "oh ya? Terus Ayang jawab apa?"
Him : "Ya ga jawab apa-apa. Diemin aja, karena percuma kan kalau didebat juga. Manusia itu punya pemikiran dan pembawaannya masing-masing. Ada yang mesti kita jawab, tapi ada juga yang cukup kita dengar tapi ga perlu ditanggapi apalagi dipikirin. Toh kita sendiri kan yang menjalani.. Niat kita ambil Ph.D dalam rangka beribadah kepada Allah ya cuma kita yang tau. Biarlah orang menilai apa, yang penting kita berusaha menyelesaikan amanah ini dengan sebaik-baiknya.."
Me : "Ih aku setuju banget.."
Him : "Iya.. kita jadi orang berilmu dan bermanfaat itulah sebenarnya kontribusi nyata kita untuk Islam. Bukan menjadi beban bagi yang lain. Iya kan?"
Me : "ih setujuuu.."
Him : *tersenyum
Me : "Makasih ya yang.. eh btw yang, kalau misalnya aku lagi bersikap nyebelin, itu tandanya aku perlu disayang lebih banyak lagi. Jadi kalau aku ngambek suatu saat misalnya, peluk aja.. pasti aku berubah manis lagi.. hahahahaha.."
Him : *ketawa cekikikan *pasrah aja deh doi mah

Begitulah di malam perjalan pulang kami menuju rumah kami manfaatkan untuk saling curhat. Biasanya setelah curhat dengan suami, saya merasa lebih lega karena mendapatkan insight baru. Alhamdulillah :")

#level1
#day5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

No comments:

Post a Comment