Bismillah..
Sebelumnya saya mau meminta maaf kepada fasil yang membaca blog saya kali ini jika tidak ada gambar atau video pendukung, karena saat ini saya menggunakan aplikasi di handphone untuk posting tugas pekan ini..
Sebelum saya share tentang tugas kali ini, boleh ya saya bercerita sedikit. Tanggal 15 Maret, sebelum ada Malaysia Movement Control Order (MCO), saya pulang ke Bogor karena diminta oleh kedua orang tua saya. Karena Malaysia memiliki kasus Covid-19 yang tinggi, maka sesampainya di Bogor saya, suami dan anak saya langsung melalukan self-quarantine selama 14 hari (pada saat tulisan ini di-post, kami sudah self-quarantine selama 10 hari). Hal ini dikarenakan, meski Alhamdulillah kami semua sehat, tapi kami dapat berpotensi sebagai carrier.
Alhamdulillah kami sudah memiliki rumah sendiri, jadi kami langsung ke rumah, tidak bertemu keluarga terlebih dahulu (hingga saat ini). Segala kebutuhan pokok seperti bahan makanan, makanan, dll dibeli secara online serta kepada kurir pengantar, kami menjaga jarak (barang kami minta diletakan saja di depan rumah serta pembayaran dilakukan secara online).
Meskipun kami terbiasa hidup bertiga selama kurang lebih 5 tahun terakhir, tapi kondisi saat ini lain rasanya. Saya banyak membaca berita ini itu terkait pandemi Covid-19. To the extent I was so overwhelmed with this. Ada titik di mana saya merasa sendu di dalam hati.. rasa-rasanya seperti saat saya mengalami baby blues saat awal-awal pasca melahirkan. Suatu malam saya bangun, ada perasaan sedih dan sendu. Susah untuk dijelaskan. Tapi siang hari saya kembali ceria lagi, banyak bersyukur sama Allah..
Di situ suami saya mengingatkan.. agar saya lebih relax, tenang, tawakkal kepada Allah. Kami sudah berikhtiar.. meng-karantina diri kami secara mandiri.. menjaga kebersihan diri kami juga rumah kami. Rumah kami sapu dan pel setiap hari, kami semprot menggunakan disinfektan semua barang-barang yang sering disentuh seperti tombol lampu, remote AC, handphone, meja makan, pegangan kursi, pintu kulkas, keran air, pegangan pintu, dll sehari dua kali.. kami sering mencuci tangan menggunakan sabun dengan mengikuti aturan WHO selama 20 detik.. kemudian kami meminum immune booster, vitamin C dan buah setiap hari.. apapun yang bisa kami lakukan.. agar kami sehat juga agar lingkungan kami sehat.
Kata suami, “Kurangi membaca berita-berita yang bisa bikin kamu sedih dan khawatir. Kita harus Waspada, bukan panik dan khawatir berlebihan. Jika panik maka imun tubuh akan menurun, malah fisik kita jadi gampang sakit..”
Jadi.. untuk tugas kali ini..
Sebelum saya masuk ke mind-map utama tentang ekonomi syariah, i think what is urgent to me was to reduce my curiosity towards all the information on Covid-19 for the last one week since Buncek’s homework was announced. Puasa mengurangi membaca berita-berita yang membuat saya merasakan kesenduan dan kesedihan yang berlebihan. Agar saya fokus pada membersamai keluarga.. berbahagia saat memasak, bermain bersama Afifa..
Selain itu juga saya pun ingin berpuasa mengurangi kegiatan leha-leha di pagi hari. Tujuannya agar saya produktif dan memanfaatkan moment keberkahan pagi dengan sebaik-baiknya. Jadi saya memulai kegiatan domestik setelah subuh. Agar segala kerasahan dan kegalauan bisa terobati.
Kegiatan ini dimulai dari tanggal 20 hingga 27 Maret 2020.
Kesimpulan badge dari hari ke hari
Hari pertama (20 Maret 2020): Fair. Susah untuk engga baca.
Hari kedua (21 Maret 2020): Fair. Sama seperti kemarin. Hiks.
Hari ketiga (22 Maret 2020): I need improvement. Sempet baca-baca yang bikin sedih.. malah malem hari saya terbangun, merasakan kesedihan.. tidur malah ga enak.
Hari keempat (23 Maret 2020): Good. Video call dengan kedua orang tua bikin hati juga tenang. Orang tua mengingatkan untuk saya perbanyak berdzikir.
Hari kelima (24 Maret 2020): Good. Berhasil engga baca-baca berita yang bikin sedih dan khawatir.
Hari keenam (25 Maret 2020): Fair. Duh gimana ya saat baca whatsapp group isinya berita-berita kurang menyenangkan semua..
Hari ketujuh (26 Maret 2020): Fair. I still read that. Oemji.
Kalau boleh saya simpulkan.. i still need improvement in some points. Kadang tetap aja saya baca-baca berita yang bikin sedih dan nyesek. Hehehehe.. mungkin evaluasi di minggu selanjutnya, harus ada target puasa yang lebih terukur, jelas.. misalnya mengurangi seberapa? Apakah perlu ada jadwal membaca berita tersebut secara khusus?
#JurnalMingguan
#BundaCekatan
#KelasKepompong
#InstitutIbuProfesional
No comments:
Post a Comment