Gak terasa akhirnya presentasi kelompok pun sampai pada kelompok terakhir yaitu Group 10 yang beranggotakan Bunda Anisa, Bunda Dery, Bunda Luthfita dan Bunda Sri. Kali ini mereka membahas mengenai Fitrah Seksualitas Anak pada Usia Pra-Aqil Baligh yaitu rentang usia antara 7-10 tahun dan 11-14 tahun.
Dua periode usia ini merupakan masa-masa krusial di dalam pendidikan fitrah seksualitas. Karena merupakan masa peralihan. Maka lagi-lagi peran orang tua amat krusial.
Bila anak pada usia ini tidak mendapatkan ilmu terkait fitrah seksualitas dari kedua orang tuanya langsung, maka para remaja ini akan mendapatkannya dari sumber lain seperti teman, buku, internet dan sebagainya.
Salah satu solusi yang ditawarkan oleh Group 10 adalah dengan melakukan edukasi kepada anak-anak terkait kisah-kisah zaman Rasulullah SAW dan para sahabat dengan kaitannya terhadap peran gender. Dan ini menjadi topik pembahasan yang menarik pada diskusi malam tadi.
Ternyata di zaman Rasul SAW peran perempuan pada ranah publik pun amat banyak. Misalnya bagaimana Shafiyyah binti Mutalib yang sigap di dalam membantu pasukan kaum Muslimin di saat Perang Uhud. Pun dengan Siti Khadijah ra yang melakukan ekspansi bisnis sehingga menjadi pebisnis sukses di masa itu. Belum lagi Siti Aisyah ra yang terkenal akan kecerdasannya pada bidang ilmu lintas disiplin, mulai dari perawi hadist Rasulullah SAW yang terbanyak hingga bidang kedokteran pun Siti Aisyah ra sangat ahli.
Ini menujukan bahwa Rasul SAW tidak melarang perempuan untuk berkontribusi pada ranah publik.
Namun jika dilihat di dalam Al-Quran, menurut Ust Budi Ashari porsi kiprah perempuan pada ranah ini hanya 20 persen. Yang mayoritas 50 persen adalah sebagai istri dan sisanya 30 persen adalah sebagai ibu.
Saya pun cukup tertegun mendengar pemaparan ini. Tapi kemudian saya teringat kembali nasihat Papa saya mengenai kunci syurga seorang perempuan.
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang perempuan (isteri) itu telah melakukan solat wajib lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dari yang haram baginya (marwah) dan menaati perintah suaminya, maka akan dipersilahkan baginya di akhirat untuk masuk Syurga melalui pintu mana saja yang disukainya.”
(Hadis Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani)
(Hadis Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani)
Allahu akbar!!
*Merinding :(
Papa saya menasihati saya sebelum saya menikah.. “De, jika kamu solat wajib saja, gak ditambah solat sunnah lainnya, lalu kamu puasa wajib saja, gak ditambah puasa sunnah lainnya.. dan kamu jaga pergaulan kamu.. dede dijamin masuk syurga.. asalkan dede taat sama suami. Meski berat, taatlah sama suami dalam rangka ketaatan kepada Allah.. Selama suami gak menyuruh kepada kemaksiatan.”
“Apalagi kalau dede nambahin solat sunnahnya, dan juga shaum sunnahnya.. insyaAllah syurga balasannya.”
MasyaAllah.. indah ya Islam. Betapa ia sangat memuliakan perempuan. Bahkan syarat seorang perempuan masuk syurga pun tidak dipersulit.
Semoga kita bisa semakin menjadi istri yang lebih shalihah, lebih taat, lebih mengayomi, lebih mencintai dan menghargai suami kita ya. Aamiin.. allahumma aamiin..
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#FitrahSeksualitasAnak
#LearningbyTeaching
#Review14
No comments:
Post a Comment