Terinspirasi dari status Facebook kakak saya yang nomor 1, A Irfan Syauqi Beik terkait dengan musibah banjir yang terjadi di Jakarta, Bekasi dan sekitarnya akhir-akhir ini, saya jadi pingin nulis notes.
Sekitar satu hingga dua minggu belakangan, muncul meme di timeline Path, IG dan socmed lainnya yang dishare oleh beberapa temen socmed saya yang intinya "Sudah berhari-hari Jakarta hujan tapi belum banjir." Jujur pertama kali baca postingan tsb, saya langsung deg-degan.. langsung ada *deg* dalam hati saya. Saya berpikir kok meme tsb kaya "nantangin" Allah SWT ya? Udah gitu ditambah kalimat-kalimat yang semakin menantang seperti "Iya sih banjir atau enggaknya itu kehendak Ilahi, tapi kan tetap saja ada kerja keras manusia.."
Belum lagi para seleb dan selebtwit pun bercuit hal serupa pada tanggal 11-12 Februari 2017 mengenai hal serupa yang intinya "Kemana Banjir padahal hujan terus??"
Hati Saya langsung berbisik "Ya Allah, jangan sampai karena kesombongan dan kedzaliman kami terhadapMu, Engkau murka dan turunkan tentaraMu.."
Jangan karena kesombongan segelintir orang, banyak yang menderita. Karena jujur kami pun duluuu pernah mengalami banjir di rumah dinas Papah di UIKA. Meskipun banjir yang "hanya" semata-kaki tapi efeknya dahsyat. Kotor, bau, dan jadi penyakit. Belum lagi rasa takut yang kami rasakan bahwa air banjir akan semakin meninggi (meskipun alhamdulillah ternyata engga), mati lampu, dan hujan deras yang tidak kunjung berhenti.. Dan rasanya benar-benar menyiksa😢😢 Apalagi mereka yang kebanjiran jauh lebih tinggi dari kami. Pasti konsekuensinya lebih berat lagi..
Dan benar, kemarin tanggal 21 Februari saat hujan mengguyur di banyak tempat di negara kita, ternyata banyak banget titik lokasi Jakarta dan sekitarnya yang kebanjiran. Inilah tamu yang oleh segelintir manusia dipertanyakan keberadaannya selama ini. Inilah tentara Allah yang dipertanyakan kenapa tidak datang jua meski hujan terus datang?
Maka, buat teman-teman saya yang sudah posting atau hanya sekedar repath, reshare, repost dll meme2 atau ucapan2 yang seolah-olah menantang kuasa Allah, hapuslah postingan tersebut. Minta ampun atas kesombongan yang pernah dirasakan. Istighfar atas kedzaliman kata-kata yang telah menjelma menjadi doa dan kenyataan. Sungguh yang menjadi korban adalah banyak sekali orang di luar sana 😢😢😢
Doakan saudara-saudara kita yang kebanjiran, bantu serta donasikan harta kita untuk membantu mereka melalui lembaga-lembaga yang amanah dan profesional untuk membantu korban seperti Baznas, LAZ dan lembaga lainnya.
Memang benar untuk mengatasi masalah banjir ini perlu usaha dan kerja keras manusia. Benar. Karena sejatinya hidup adalah rangkaian dari ikhtiar kita untuk mencapai apa yang menjadi tujuan kita, bukan?
Tapi.. mengesampingkan bahkan terkesan memarjinalkan kuasa Allah SWT atas apa yang terjadi itulah yang salah. Jauhkan sikap dan sifat sombong baik secara pikiran, lisan dan perbuatan kita di hadapan Allah..
Apalah kita. Apalah kita tanpa-Nya. Bahkan kita bisa tegak berdiri, menghirup bebas udara, mendapatkan berbagai fasilitas hidup secara cuma-cuma adalah sejatinya karena Allah.. meski jalannya dari manusia, tapi intinya adalah dari Allah.
Maka, sebelum posting sesuatu, coba renungkan lagi. Apakah postingan kita bermanfaat? Apakah postingan kita malah akan berakibat dan berdampak buruk? Apakah postingan kita penuh dengan kesombongan?
Yuk hati-hati lagi dalam berkata. Karena ucapan adalah doa..
semoga musibah banjir segera berakhir. Aamiin..
#muhasabahdiri
Setuju qor. Mari introspeksi diri.
ReplyDeleteHati-hati dengan tutur kata kita
ReplyDelete