Saturday 11 February 2017

Tafsir Al Hijri : QS. Luqman ayat 22-23

Pengajian Masjid Al-Hijri 1 Air Mancur, Bogor
Penceramah: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc
Notulen: Qurroh Ayuniyyah
Waktu: Pukul 5.30-6.00 am
Ahad, 12 Februari 2017

QS. Luqman ayat 22-23

Ada beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari QS. Luqman ayat 22-23 ini yaitu sebagai berikut :

Pertama, sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam kehidupan ini Allah menetapkan aturan yang pasti terjadi tidak dibatasi ruang dan waktu, saat ini, zaman dahulu, dan di masa yang akan datang atau yang disebut sebagai "Sunatullah fil hayyah". 
Dan bagian dari "Sunatullah fil hayyah" ada juga yang disebut sebagai "sunatullah fid da'wah" atau sunatullah di dalam dakwah. Apa itu?
Yaitu pertentangan antara dua kelompok yaitu kelompok pertama yang disebut golongan beriman (mu'min) dengan segala risikonya beserta kelompok kedua yaitu kelompok orang yang kufur (kafir) dengan segala risikonya. 
Antara kedua kelompok ini sangat bertentangan satu dengan yang lainnya. Adapun orang-orang munafiq, orang-orang fasik serta orang-orang dzalim masuk ke dalam golongan kufur ini. Di dalam hati mereka tidak beriman, meski secara dzahir (yang ditampilkan mereka) seolah-olah beriman.

Salah satu ciri munafiq yang jelas adalah menjadikan orang kafir sbg pemimpinnya. Selama ini kita hanya tahu bahwa golongan munafiq memiliki 3 ciri yaitu apabila berkata ia dusta, apabila berjanji ia tidak menepati, dan apabila ia diberi amanah ia khianat (al-hadist).

Padahal, memilih pemimpin serta sekutu bukan dari golongan orang beriman pun termasuk ke dalam ciri orang-orang munafiq. Hal ini sesuai dengan QS. An-Nisa ayat 138-139, "Kabarkanlah kepada orang-orang munafiq bahwa mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih. Yaitu mereka orang-orang yang mengambil orang-orang kafir sebagai  teman penolong dan meninggalkan orang-orang mukmin. Apa mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya kekuatan hanyalah kepunyaan Allah."

Jadi dari kedua ayat tersebut jelas sekali menerangkan bahwa orang yang memilih orang Kafir sebagai pemimpinnya termasuk ke dalam golongan Kufur. Jadi memilih pemimpin ini termasuk urusan aqidah. "Apakah mereka itu mencari izzah (kekuatan, kemuliaan)? Padahal jelas izzah hanya bersumber dari Allah." Golongan kufur ini tidak pernah memiliki komitmen dan perhatian kepada golongan beriman serta tidak pernah pula berpihak kepada golongan mukmin.

Dalam dakwah, orang mukmin ini selalu berdakwah dgn jabatan, posisi, ucapan, tulisan serta perbuatan mereka dalam rangka menyerukan kepada kebaikan serta mencegah dari kemunkaran.

Terdapat dua ayat lain yang dapat kita jadikan pelajaran mengenai dua golongan ini serta bagaimana mereka bersikap.
Pertama, di dalam QS At taubah ayat 71 dijelaskan bahwa Orang beriman itu senantiasa berwala dan bala kepada orang mumin lagi. Mereka senantiasa berammar maruf nahi munkar. Dan mereka memiliki ikatan hati yang kuat karena sumbernya berasal dari Allah SWT.
Kedua, di dalam QS At taubah ayat 67 dijelaskan bahwa orang Munafiq itu saling mendukung di antara mereka namun bukan karena adanya ikatan hati (ba'duhu mim ba'), melainkan hanya kepentingan materi dan keuntungan duniawi semata. Yang mereka lakukan adalah "Ammar munkar nahi maruf" yaitu "mendorong kpd kemunkaran dan mencegah kpd kebaikan". Jadi pekerjaannya selalu berkebalikan dengan golongan beriman, selalu saja bertentangan dengan orang-orang beriman. Karena tujuan mereka adalah semata-mata agar mendapatkan materi dan segala hal keduniawian lainnya. Mereka lupa kepada Allah, dan Allah pun lupa kepada mereka. Naudzubillah..

Maka kita hrs memilih untuk menjadi golongan yg dijelaskan di dalam QS At Taubah ayat 71, bukannya ayat 67. 
Jika kita masuk ke dalam golongan yang dijelaskan di dalam QS At-Taubah ayat 71 serta bergantung hanya kepada Allah SWT semata maka Allah akan memberikan kemenangan, cepat atau lambat.

Dalam hal berinfaq, kedua golongan ini pun sama-sama mengeluarkan materi. Tapi yang membedakan adalah untuk golongan beriman ini, mereka tidak ragu-ragu untuk berinfaq dan jihad di jalan Allah hanya untuk mencapai keridhaan Allah SWT, untuk perjuangan Islam, sesuai dengan QS. Al Hujurat ayat 15 yang berbunyi, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Dan mereka adalah orang-orang yang benar."

Sebaliknya di dalam QS. Al Anfal ayat 36 Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi orang dari jalan Allah. Mereka menafkahkan harta itu dan kemudian akan menjadi penyesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Neraka Jahannamlah orang-orang kafir itu akan dikumpulkan."
Dari ayat ini telah jelas bahwa golongan kufur ini pun akan mengeluarkan hartanya untuk mencegah kepada kebaikan dan menyuruh kpd kemaksiatan. Banyak harta yg mereka keluarkan. Tidak sedikit. Namun janji Allah  jika golongan beriman ini konsisten, istiqamah, dan sabar di dalam perjuangan, maka golongan kufur ini akan kalah pada akhirnya.

Di dalam QS. An nisa ayat 104 pun dijelaskan bahwa yang berjuang berlelah-lelah bukan hanya orang beriman, tapi sesungguhnya mereka pun berlelah-lelah dalam perjuangan mereka untuk menghalangi manusia dari kebaikan dan menyuruh kepada kemaksiatan. Ayat ini Dimulai dengan larangan "Kalian tidak boleh merasa "ihana" (rendah diri/minder)  dalam menghadapi mereka. Jika kalian merasa sakit dalam perjuangan dan dakwah, kalian juga harus tau bahwa mereka juga sama merasakan sakit dan lelah." Tapi yang membedakan antara golongan beriman dan kufur adalah golongan beriman memiliki pegangan yang paling abadi dan sejati yaitu Allah SWT serta harapan golongan ini hanyalah ridho Allah SWT.

Kehancuran suatu bangsa bukan karena kemiskinan dan kefakiran, tetapi karena adanya diskriminasi di dalam hukum (al hadist). Misalnya sejarah mencatat Kisah Firaun, kisah Nabi Syua'ib dan sebagainya dimana ketika hukum disiskriminasikan, maka bangsa akan hancur.

Jadi di dalam hidup ini, sunatullahnya adalah mereka yang istiqamah dan ulet serta tahan uji di dalam bekerja keraslah yang akan sukses. Maka orang beriman ini harus sabar, ulet, dan optimis di dalam perjuangan dan dakwah di jalan Allah swt.

Jika diintisarikan, QS Luqman ini menjelaskan beberapa hal sebagai berikut :
1. Dalam hidup ini akan ada selalu pertentangan antara golongan beriman dan golongan kufur. Ini merupakan sunatullah fid da'wah.
2. Barangsiapa yang ulet dan sabar merekalah yang akan menang. Itulah sunatullah fil hayyah.
3. Dan dalam menghadapi golongan kufur ini, golongan beriman harus senantiasa tidak boleh rendah diri dan pesimis karena kita memiliki Allah SWT yang Maha Segalanya. Dia-lah sesungguhnya tempat bergantung bagi orang-orang yang beriman.

Wallahu'alam bi ash-shawwab.

No comments:

Post a Comment