Saturday 4 February 2017

Tafsir Al-Hijri : QS. Luqman ayat 19-20

Pengajian Masjid Al-Hijri 1 Air Mancur, Bogor
Penceramah: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc
Notulen: Qurroh Ayuniyyah
Waktu: Pukul 5.30-6.00 am
Ahad, 5 Februari 2017

QS. Luqman ayat 19-20

Pada ayat yang lalu yaitu ayat 12-19, Allah swt telah menjelaskan tentang pendidikan yang disampaikan oleh Luqman kpd anaknya. Ini merupakan "manhajul hayyah" atau kurikulum kehidupan yang sifatnya tidak hanya secara khusus untuk keluarga Luqman tapi juga untuk semua manusia. Adapun manhajul hayyah ini meliputi beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. Aqidah, tidak syirik kepada Allah SWT.
2. Tanggung jawab.
3. Menegakkan shalat.
4. Pemain aktif dalam permainan dakwah yakni menyuruh pada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran (ammar ma'ruf nahi munkar).
5. Sikap kesabaran dan keuletan karena pasti untuk menjadi istiqamah ini akan ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi.
6. Kewajiban manusia untuk menjadi baik dan berbuat baik kepada manusia lain, yaitu salah satunya  kewajiban untuk menjauhi dari sifat arogan dan sombong. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw, "Tidak akan pernah masuk syurga orang yg memiliki kesombongan di dalam hatinya meski sebesar biji dzarrah pun." (Al hadist)

Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Iblis masuk neraka bukan karena ia tidak percaya kepada Allah SWT, ia sungguh percaya, tapi karena ada kesombongan di dalam dirinya.
Maka kesombongan sungguh akan menghancurkan suatu bangsa.

Ada bermacam-macam faktor pendorong seseorang menjadi sombong. Pertama, jika seseorang yg memiliki harta dan kekuasaan, maka banyak sekali godaan untuk sombong. Contoh seperti Fir'aun. Kedua, ada juga seseorang yang sombong karena ilmu yang dimilikinya sehingga ia tidak mau untuk menerima nasihat kebaikan. Sikap sombong adalah sikap yang merasa lebih tinggi daripada orang lain dab tidak mau menerima nasihat baik. Jika seorang manusia sudah sombonf, maka konsekuensi yang akan dihadapinya  adalah ia akan tersesat di dunia dan akhirat.

Inilah manhajjul hayyah (kurikulum kehidupan) yang sesungguhnya. Manhajjul hayyah ini harus diikuti dan diterapkan agar kita selamat di dunia maupun di akhirat. Aamiin..

Ayat 20 pada QS Luqman ini kemudian menjelaskan "wasilatul hayyah" agar kita menjadi khalifah di muka bumi ini yg sukses. "Wasilatul hayyah" adalah sarana dan prasana yg Allah berikan agar manhajjul hayyah ini dapat diterapkan dengan baik.

Dimulai dari "alam tarao" yang artinya "Allah telah menaklukkan untuk kamu sekalian". Intinya Allah telah memberikan sarana dan prasarana bagi manusia agar manusia dapat menerapkan kurikulum kehidupan yang sesuai dengan apa yang Allah perintahkan.

Hal ini senada dengan QS Al-Ahzab ayat 72-73. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa selain Allah memberikan amanah kepada manusia, Allah pun menyediakan sarana dan prasarananya. Saat Allah menawarkan amanah khalifah di dunia ini semua makhluk menolak, kecuali satu makhluk yaitu manusia.

Pada ayat ini, dijelaskan pula ada tiga jenis golongan manusia yang dibagi berdasarkan cara mereka mengemban amanah khalifah di muka bumi ini, yaitu sebagai berikut :

1. Munafiq, yaitu orang-orang yang munafiq. Kelompok ini merupakan kelompok yang paling bahaya. Di dalam buku Fiqquh Dakwah, penyebab orang munafiq ada dua yaitu Pertama, "hubbul mal wal jah" yaitu mencintai harta dan jabatan (menjadikan harta dan jabatan sebagai tujuan akhir) sehingga dia rela mengorbankan aqidahnya demi mendapatkan prestise jabatan dan kekuasaan serta harta.
Kedua, "al khauf" yaitu sikap penakut.
Artinya orang munafiq ini sebenarnya adalah orang-orang yang takut kepada manusia.
Kalau orang munafiq shalat itu asal-asalan karena tujuannya adalah untuk dilihat manusia saja dan sangat sedikit sekali mengingat Allah SWT.
Di neraka kelak orang munafiq ini berada di paling bawah neraka, yaitu di kerak nerakanya.

2. Musyrik. Yaitu orang yang berlaku syirik kepada Allah SWT, menyekutukan Allah.

3. Mu'min. Yaitu Orang beriman yang mempunyai hati dan keimanan kepada Allah SWT. Golongan ini akan tunduk patuh kepada Allah, Sehingga apapun yang ia lakukan adalah untuk pengabdian kepada Allah. Saat mereka melakukan dosa dan kesalahan, mereka akan segera bertaubat dengan sebenarnya taubat (taubatan nasuha) dan Allah menerima taubat mereka. Inilah golongan yang beruntung di dunia ataupun di akhirat, karena pasti golongan ini akan masuk syurga meskipun dengan level yang berbeda. Ada sebagian yang langsung masuk syurga tanpa hisab, ada pula yang harus "dicuci" terlebih dahulu di neraka meskipun pada akhirnya mereka akan masuk syurga.

Jadi wasilatul hayyah itu adalah segala sesuatu sarana dan prasarana yang Allah sediakan di dalam kehidupan ini. Teknologi di dalam bahasa Arab disebut "tasqil" yang berarti pengendalian. Artinya manusia mengendalikan teknologi.
Kehidupan ini pun suka disebut "tasqil" karena memang dikendalikan oleh Allah swt. Contohnya curah hujan, bulan, matahari, hutan dan lain sebagainya agar kita sebagai khalifah dapat memanfaatkannya dengan baik. Tujuannya adalah untuk kepentingan bersama dan untuk kesejahteraan umat. Sehingga dalam Islam harus seimbang antara pertumbuhan dengan pemerataan. Tidak boleh kekayaan hanya dikuasai oleh segelintir orang saja, sehingga akan ada kedzaliman. Seperti yang terjadi saat ini dimana 1 persen orang kaya di dunia ini mendominasi sebagian besar harta dan kekayaan dan pada saat yang bersamaan begitu banyak orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Di Indonesia saja, dengan standard BPS, jumlah populasi miskin hampir mencapai 11 persen dari total populasi. Jika standard ini diubah mengikuti standard dunia lainnya, maka jumlah populasi miskin ini akan jauh semakin banyak.

Kemudian Allah menyempurnakan wasilatul hayyah tersebut yaitu dengan memberikan fungsi pada prasarana tersebut. Misalnya saat Allah memberikan "telinga" maka diberikan pula fungsinya sebagai "pendengaran" (as-samaa). Dan pendengaran ini merupakan fungsi yang paling pertama ada (sejak manusia dalam kandungan) dan terakhir pula yang akan tiada (saat menjelang manusia sakharatul maut pun masih dapat mendengar).

Maka kita harus senantiasa memanfaatkan segala wasilatul hayyah yang telah Allah swt berikan kepada kita. Ingat, memanfaatkan untuk kepentingan ummat bukannya mengeksploitasi untuk kepentingan segelintir orang saja. Pun dengan wasilatul hayyah anggota badan kita yang harus kita manfaatkan dengan baik. Jangan sampai kita malah kufur dengan apa yang telah Allah swt bekali bagi kita. Di dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW mengingatkan bahwa terdapat dua nikmat yang manusia sering rugi dengan nikmat tersebut yaitu :
1. Kesehatan (baru sadar nikmat kesehatan setelah kita sakit).
2. Kesempatan dan waktu luang.

Semoga kita semua menjadi golongan manusia yang beriman yang dapat memanfaatkan wasilatul hayyah ini. Dan semoga kita senantiasa Allah berikan hidayah-Nya dan ditetapkan hati kita pada hidayah-Nya. Karena ada kelompok orang yang tidak mendapatkan hidayah disebabkan mereka tidak mau mendengarkan ayat-ayat Allah swt. Aamiin ya Rabbal aalaamiin..

No comments:

Post a Comment