Saturday 4 February 2017

Tafsir Al-Hijri : QS. Luqman ayat 15-16

Pengajian Masjid Al-Hijri 1 Air Mancur, Bogor
Penceramah: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc
Notulen: Qurroh Ayuniyyah
Waktu: Pukul 5.30-6.00 am
Ahad, 22 Januari 2017

QS. Luqman ayat 16-17

Ada beberapa pelajaran penting dari dua ayat ini, yang berkaitan dengan nasihat dan pelajaran Luqman kpd anaknya yg juga penting untuk diikuti oleh orang tua di dalam mendidik anak-anaknya, yaitu sebagai berikut:

1. Pelajaran tauhid. Pelajaran tauhid yang dimaksud bukanlah sekedar dan semata-mata mengenalkan bahwa Allah SWT itu ada. Tapi juga yang lebih penting yaitu konsekuensi kesadaran akan keberadaan Allah itu sendiri. Salah satu konsekuensi tauhid adalah "muroqobatullah" atau selalu merasa diawasi Allah SWT. Artinya ketika manusia menyadari bhw Allah SWT senantiasa mengawasi, maka akan timbul tanggung jawab di dalam hidup kita untuk selalu melakukan apa yg Allah SWT perintahkan, dan menjauhi segala apa yg Allah SWT larang. Meski kita dapat bersembunyi dari manusia, tetapi sesungguhnya Allah swt senantiasa akan mengetahui, dan kita tidak akan dapat bersembunyi dariNya. Hal ini akan berdampak pada timbulnya "kesadaran transedental" yaitu kesadaran keimanan, kesadaran aqidah yang kuat. Hal ini pun akan memberikan keyakinan kepada kita bahwa adanya hari kiamat, hari Akhir, kehidupan setelah kematian serta akhirat itu adalah sebuah kebenaran dan kepastian. Bahkan ayat yang paling banyak diungkapkan di dalam Al-Quran adlh ayat-ayat yang menceritakan iman kpd hari Akhir. Jadi Keyakinan utama dari Islam adalah keimanan kpd yg Ghaib. Misalnya terdapat pada awal QS al Baqarah dan Al Mulk.
Oleh karena itu, Keimanan kepada hari Akhir merupakan sbuah keniscayaan yg semestinya akan melahirkan kesadaran transedental ini.
"Orang yg tidak percaya kpd hari Akhir adlh orang yang akan segera menghadapi kematian." (Ali bin Abi Thalib). Maksudnya adalah orang tsb pasti akan merasakan dahsyatnya kematian, siksa kubur dan siksa di Akhirat kelak.

2. Agar keyakinan ini tertanam di dalam struktur rohani kita, maka perlu dijaga. Bagaimana caranya? Salah satu yang paling penting adalah dengan cara menegakkan shalat. Menegakkan shalat ini artinya kita menjaga niat shalat hanya karena Allah SWT, menjaga adab shalat, senantiasa shalat di awal waktu, dan mempersembahkan kualitas terbaik pada saat shalat kita. Sehingga shalat yang kita lakukan akan berdampak positif terhadap kehidupan kita.
"Yang membedakan org kafir dan beriman adalah shalat." (Al-hadist).
Orang-orang munafiq adalah orang yang sebenarnya tidak percaya dan tidak beriman, riya, berbuat hanya karena manusia (hanya saat manusia melihat).
Ciri generasi yang baik adalah generasi yang menegakkan shalat. Ciri generasi yg hancur adalah generasi yg menyia-nyiakan (shalat seenaknya). Menyia-nyiakan saja tidak boleh apalagi meninggalkan shalat. Menyia-nyiakan shalat maksudnya adalah shalat dengan asal-asalan, tidak menjaga niat shalat, tidak menjaga adab shalat, suka melambat-lambatkan shalat (tidak tepat waktu), serta tidak menjaga kualitas shalat. Hal ini sesuai dengan QS maryam ayat 59. Begitu muslim menyia-nyiakan shalat, maka hawa nafsu dan syahwatlah yang akan mengendalikannya (take over the control within self). Saat shalat disia-siakan, maka tdk ada pertahanan diri sehingga hawa nafsu dan syahwat akan mengendalikan dirinya.
Jika seorang laki-laki muslim meninggalkan shalat Jumat tanpa ada udzur yg syari, maka Allah akan mengunci hatinya. Bahkan jika tiga kali sengaja meninggalkan shalat Jumat, maka dia dikatakan sudah keluar dari Islam.

"Barangsiapa yg menjaga shalat maka hidupnya akan bercahaya, memiliki bukti keimanan dari Allah, dan selamat pada hari kiamat nanti. Barangsiapa yg tidak memelihara shalat, maka dia tidak akan memiliki cahaya, tidak ada tanda-tanda keimanan padanya, dan pada hari Kiamat nanti kelak akan bersama dengan Qarun, Fir'aun, Hamman, dan Ubaid bin Khalaf." (al hadist shahih)
Menurut Ibnu Qayyim di dalam Fiqquh Sunnah juz 1 halaman 165, terkait hadist ini penyebab orang-orang menyia-nyiakan shalat ada 4 hal dan konsekuensi di akhiratnya pun ada 4 hal, yaitu:
Pertama, manusia terlalu sibuk dengan urusan hartanya. Maka dia akan bersama dengan Qarun di akhirat.
Kedua, manusia terlalu sibuk dengan urusan Kekuasaannya. Maka dia akan bersama dgn Firaun di akhirat.
Ketiga,  manusia terlalu sibuk dengan Riyasah (kewibawannya), pekerjaannya serta jabatannya (takut kalau shalat dikatakan Muslim fanatik, ekstrim). Maka dia akan bersama Hamman di Akhirat nanti.
Keempat, manusia terlalu sibuk dengan Perdagangannya. Maka dia akan bersama dengan Ubaid bin Khalaf di akhirat nanti.

Maka kita harus membiasakan shalat dengan sebaik-baiknya. Karena shalat adalah yang paling pertama dihitung di yaumul hisab nanti. Maka pendidikan pertama yg harus diajarkan kepada anak salah satunya adalah shalat. Saat anak dapat membedakan tangan kanan dan kiri, maka harus dibiasakan shalat, meski belum dapat langsung sempurna.

3. Dai-dai (penyampai) yang konsisten lahir dari sebuah keluarga yg baik. Bahwa ammar ma'ruf nahi munkar adalah kewajiban semua mu'min shg apapun pekerjaan dan posisinya, ia harus menjadi dai yaitu penyampai di dalam kebenaran. Artinya peran dai itu bukan hanya para kiyai saha, tp merupakan peran yang diemban oleh semua mu'min.

4. Sabar dan tahan uji di dalam mengerjakan segala kewajiban maupun dlm beramar ma'ruf nahi nunkar. Artinya, agar mu'min mampu untuk istiqamah di dalam memiliki tauhid yang kuat, menjaga kualitas shalat, serta memiliki keberanian yang kuat di dalam beramar ma'ruf nahi munkar, diperlukan sikap tahan uji dan sabar.

Keempat hal di atas inilah yg disebut dengan "azmil umur" (identitas yg penting).

No comments:

Post a Comment