Saturday, 19 May 2012

Jika Merasa "Jauh"


Assalamualaikum sahabat…

Pernahkan kamu merasa “jauh” sama Allah?
Pernahkah kamu merasa “lupa” sama Allah?

Sesungguhnya itu manusiawi sekali..
Namanya iman seseorang, kadang berada di atas, kadang berada di bawah. Fluktuatif.

Tapi pahamilah..
Sesungguhnya bukanlah Allah yang menjauhi kita…
Bukanlah Allah yang melupakan kita…
Bukanlah Allah yang meninggalkan kita…
Kitalah… Ya... Kitalah yang sesungguhnya menjauhi, melupakan, dan meninggalkan-Nya.

Tapi, meskipun kita sudah berbuat demikian, Allah dengan Maha Sabar menunggu kita untuk kembali mendekat… Menunggu kita untuk kembali mengingat-Nya dan mengikuti apa kehendak-Nya…

Berapa banyak waktu yang kita sia-siakan tanpa mengingat-Nya?
Berapa banyak perbuatan yang kita lakukan yang tidak menyenangkan-Nya?

Lalu lihatlah… Apa yang ada di sekeliling kita?
Allah tetap memberikan segalanya untuk kita…
Cahaya matahari yang menyinari… Udara yang secara gratis dapat kita hirup…
Fisik yang masih kuat untuk melakukan berbagai aktivitas… Dan masih banyak lagi.

Betapa tak terhingganya nikmat yang telah Dia anugarehi kepada kita semua. Betapa banyak, bahkan terlalu banyak… Subhanallah..

Sahabat…
Di dalam QS. Asy-Syam ayat 9 dan 10, Allah SWT berfirman, “Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.”

Dari ayat tersebut, Allah dengan jelas menganjurkan kita untuk senantiasa mensucikan diri kita, juga membersihkan hati kita. Bahkan, Dia menyebut “beruntung” bagi manusia yang mampu berbuat demikian dan “merugi” bagi yang berbuat sebaliknya.

Ketahuilah…
Sesungguhnya jika kita merasa sedang jauh dari Allah, dan kita dapat menyadari hal tersebut, maka itu pertanda baik.
Karena seorang ulama sufi mengatakan, “Sesungguhnya kebaikan jiwaku akan terlihat ketika aku mengetahui kerusakannya.”
Artinya, kita memang harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam hati kita dan mengevaluasi kenapa kita bisa sampai jauh dari Tuhan yang Maha Pencipta.

Ibnu Qayyum mengatakan, “Carilah kebahagiaan di dalam tiga hal: ketika kau sedang mengingat Allah, ketika kau sedang shalat, dan ketika kau sedang membaca Al-Quran. Jika kau tak menemukan kebahagiaan di dalam tiga hal tersebut, maka sesungguhnya hatimu sedang kotor.”

Maka..
Sudah sepantasnya kita mengukur hati kita, memuhasabahi apa yang sudah kita perbuat, dan menilai bagaimana amalan kita selama ini.

Sudahkah shalat kita khusyu? Sudahkah kita berbuat baik pada kedua orang tua kita? Sudahkan kita berinfak dengan harta terbaik yang kita miliki? Sudahkah kita memberikan manfaat dan kemudahan bagi sesama?

Jujurlah pada hatimu.. Jawablah pertanyaan demi pertanyaan dengan hati yang objektif, agar kita dapat menuju ke arah yang lebih baik lagi…

Dan hari ini…
Seorang kawan senior menasihati saya…
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mendidik jiwa kita agar terus mengarah kepada kebaikan. Apa saja?

Pertama, paksakanlah diri kita untuk melakukan kebaikan. Paksa saja diri kita jika kita malas untuk shalat, ngaji, sedekah, belajar, dan berbuat baik lainnya… Karena dengan memaksakan diri kita pada kebaikan, maka lama kelamaan diri kita akan enjoy melakukan kebaikan tersebut hingga kita dapat mempersembahkan yang terbaik dari yang kita lakukan tersebut.

Ketauhilah bahwa Allah senantiasa menilai segala amal perbuatan kita, bukan semata-mata seberapa banyak kita melakukan hal tersebut, melainkan seberapa baik dan seberapa konsisten kita melakukan hal tersebut. Tentu saja yang ideal adalah banyak, baik, dan konsisten. Namun… untuk mencapai kondisi ideal tersebut, kita membutuhkan proses. Dan proses tersebut tergantung seberapa kuat tekad dan aplikasi yang kita lakukan…

Kedua, jangan pernah menyerah untuk melawan kemaksiatan dan kerusakan.
Kita tidak boleh lemah untuk mencegah diri kita dan orang lain dari berbuat yang dilarang. Jujur… Saya masih lemah dalam hal ini.. :’( Tapi harus berusaha dengan sekuat tenaga. Hindari diri kita dari berbuat dosa… Imbangilah dengan perbuatan baik yang dapat kita lakukan.

Jika kau melakukan sebuah kesalahan, maka iringilah dengan beberapa kebaikan.”

Ketiga, ingatlah bahwa jika kita melakukan kemaksiatan, melakukan apa yang Allah larang, maka kita akan keluar dari pertolongan Allah.. Naudzubillah.. :’(
Karena kemaksiatan ini akan membuat diri kita dikendalikan oleh hawa nafsu kita. Maka… Saat kita melakukan kemaksiatan, saat kita melakukan keburukan… Kita lupa.. Lupa bahwa Allah sedang melihat kita… Lupa bahwa malaikat sedang mencatat apa yang sedang kita kerjakan… Lupa bahwa seluruh tubuh ini kan menjadi saksi di yaumul akhir kelak…

Keempat, perbanyaklah melakukan tadabur dan tafakur ayat-ayat Allah. Tadabur adalah meresapi ayat-ayat kauliyyah atau ayat-ayat yang Allah turunkan di dalam Al-Quran. Sedangkan tafakur adalah mempelajari ayat-ayat kauniyyah alias alam semesta ciptaan Allah.

Sesungguhnya dengan memperhatikan isi kandungan Al-Quran dan melihat serta memikirkan alam ciptaan Allah dan segala isinya, maka kita akan menyadari betapa diri kita amat kecil… Tiada apa-apanya… Mungkin kita hanya setitik kecil di antara bumi, langit, dan dunia ini. Lalu… Siapa kita? Pantaskah kita untuk sombong? Pantaskah kita untuk melanggar hak Allah? Pantaskah kita hanya berdiam diri?

Maka, kita harus melakukan sesuatu yang bermanfaat, sesuatu yang membuat diri kita semakin baik dari hari ke harinya, sesuatu yang membuat Allah mencintai kita. Karena.. Jika Allah sudah mencintai seorang hamba, maka Dia kan umumkan kepada jagat raya bahwa Dia mencintai hamba tersebut sehingga alam raya kan ikut mencintainya… Subhanallah…

Sahabat…
Bukanlah saya lebih baik dari sahabat sehingga menuliskan ini semua.
Bukan… Bukan karena itu…
Tapi sesungguhnya karena saya hari ini benar-benar merasa tersentuh atas nasihat dari kawan saya ini. Dan saya ingin membagikannya kepada sahabat semua… Semoga ada kebaikan yang dapat ditebar melalui tulisan ini…

Ayo kita perbaiki diri kita… Sucikan hati kita… Dekatkan diri kita kepada Allah.. Berbuat yang terbaik, benahi akhlak kita, dan perbanyak kebermanfaatan kita bagi sesama…

Berkontribusilah mulai dari apa yang dapat kita lakukan, meskipun itu kecil. Karena sesungguhnya, hal-hal yang besar, pasti akan bermula dari hal yang kecil, bukan?

 Jika merasa jauh, maka dekatilah dengan amal baik yang dapat kita lakukan :)




*Tulisan ini dibuat terutama sebagai nasihat penulis untuk penulis sendiri.


No comments:

Post a Comment