Monday 6 August 2012

Ayo, Tumbuhkan Semangat Berbagimu!


Yonchai Benkler, seorang Profesor dari Havard University, menyatakan bahwa sharing spirit alias semangat untuk berbagi merupakan modal yang paling penting untuk meningkatkan produksi ekonomi di sebuah negara. Pernyataan ini begitu menarik karena diisyaratkan bahwa ternyata perekonomian ditopang oleh aktivitas berbagi di antara sesama aktor ekonomi baik secara individu maupun kelompok. Sikap yang hanya semata-mata berbasiskan pada profit and self-centric oriented, ternyata diyakini bukanlah sikap yang dapat memaksimalkan output di dalam perekonomian.
Di dalam Islam, semangat berbagi ini merupakan aspek penting yang Allah SWT amat dorong kepada para hamba-Nya. Zakat, yang merupakan rukun Islam ketiga, merupakan cara seorang Muslim untuk mensucikan harta dan bahkan menentramkan jiwanya (QS. At-Taubah ayat 103). Jika seorang Muslim tidak mau mengeluarkan zakat atas hartanya, padahal ia telah mencapai nisab, maka Muslim tersebut dikatakan sebagai Muslim yang bakhil dan akan Allah berikan balasannya karena ada hak orang lain yang tidak mau dia tunaikan (QS. At-Taubah ayat 35). Ditambah lagi, Allah SWT menjanjikan balasan kebaikan yang luar biasa bagi mereka yang secara ikhlas menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah (QS. Al-Baqarah ayat 261).

Ramadhan dan Semangat Berbagi
            Ramadhan yang sedang kita hadapi saat ini semestinya dapat dijadikan sebagai latihan untuk menumbuhkembangkan semangat berbagi di dalam kehidupan kita. Rasa lapar dan haus yang kita rasakan selama menjalankan ibadah shaum ini seharusnya dapat mengetuk kepekaan sosial kita terhadap kaum dhuafa yang mungkin setiap harinya merasakan rasa lapar dan haus tersebut.
            Salah satu indikator seorang alumnus Ramadhan yang sukses adalah apakah setelahnya dia dapat menjadi seorang pribadi yang mudah berbagi, yang selalu berusaha untuk mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah pada harta yang dimilikinya, serta yang mau menjadikan sikap berbagi ini sebagai “lifestyle” di dalam kehidupannya. Karena sesungguhnya apa yang dia keluarkan merupakan perwujudan dari kepeduliannya terhadap sesama manusia sebagai bentuk nyata rasa syukurnya kepada Allah SWT.
            Sebenarnya, keuntungan yang diperoleh bagi orang yang berzakat, berinfak, dan bersedekah jauh lebih besar dibandingkan dengan apa yang diperoleh orang yang menerimanya. Karena sesungguhnya harta yang dia keluarkan pastilah akan diberkahi dan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Tidak pernah sejarah mencatat tentang kisah seseorang yang bangkrut dan jatuh miskin karena berzakat, berinfak, dan bersedekah. Justru mereka yang gemar berinfak adalah mereka yang sukses di dalam hidupnya. Sebut saja Abdurrahman bin Auf, sahabat Rasulullah yang kaya raya dan dijamin masuk surga. Setelah Rasulullah wafat, beliau selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan para ummahatul mukminin. Sebaliknya, sifat kikir dan bakhil justru akan menghancurkan kehidupan manusia seperti yang terjadi pada kisah Karun.
Rasulullah SAW bersabda, “Maa naqoso maalun min shodaqotin (tidak akan pernah berkurang harta yang dikeluarkan sedekahnya).” Juga di dalam hadist yang lain, Rasullullah SAW pun bersabda, “Al sakhiyu qoriibun min Allah qoriibun min annas qoriibun min al jannah ba ’idun min an naar (orang yang pemurah/selalu berinfak adalah dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka).”

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo bangkitkan semangat berbagimu! :)

Wallahua'lam bi ash shawwab.

No comments:

Post a Comment