“Ketika hati itu telah bersatu, maka sikap saling mengerti dan
menghargai akan selalu hadir… Meski tanpa diminta…”
Sahabat…
Saya punya seorang Kakak perempuan. Namanya Fithriyyah
Shalihati. Saya memanggilnya Teh Okty. Teh Okty ini 3 tahun lebih tua usianya
daripada saya.
Karakter kami cukup bertolak belakang.
Teh Okty yang cenderung tomboy, pemberani, dan blak-blak-an,
memiliki saya sebagai adiknya yang cenderung manja, penakut, dan cengeng.
Seperti layaknya hubungan adik-kakak kebanyakan, kadang kami
berantem, marahan, atau saling sebel-kesel-bete dan segala perasaan negatif
lainnya. Manusiawi sekali saat dua sifat yang cukup bertolak belakang bertemu,
pasti ada aja gesekan karakter di antara kami berdua.
Tapi…
Taukah sahabat?
Jika saya flashback, satu
hal yang selalu saya ingat dari Teh Okty adalah sikap penyayang dan
protektif-nya yang luar biasa pada saya.
Saya ingat, dulu saat SD, uang jajan Teh Okty, sebagian
besar dihabiskan untuk membelikan oleh-oleh jajanan buat saya. Karena dulu saya
selalu menunggu Teh Okty pulang untuk minta oleh-oleh. Saya ingat, dia selalu
membelikan saya “Anak Mas”, “Terompet Mas”, “Nutri Sari”, “Pempek”, atau
“Pastel”. Pokonya di antara kelima makanan tersebut, pasti Teh Okty membelikan
tiga untuk dibawa pulang, khusus untuk adiknya yang super lucu ini.. *siapin ember buat muntah* Hehehe…
Lalu, dengan
karakter yang penakut ini, saya seringkali merepotkan Teh Okty. Contoh hal
simple, saat di restoran cepat saji. Saya gak berani ke meja kasir dan memesan
makanan dan membayarnya. Entah kenapa kadang perasaan takut itu muncul… Lalu
Teh Okty-lah yang selalu memesankan dan membelikan makanannya untuk saya.
Beberapa kali saya
gak bisa tidur.
Saya langsung cari
Teh Okty. Bilang gak bisa tidur. Lalu Teh Okty memegang tangan saya sambil
bilang, “Udah jangan takut. Yuk tidur. Bismillah…” Dan akhirnya semalaman saya
tidur dalam posisi berpegangan tangan
dengan Teh Okty. Dan tidur pun nyenyak setelahnya. Alhamdulillah yah.. *ala
Syahrini*
Beranjak dewasa, Teh
Okty selalu meminjamkan barang-barang bagusnya kepada saya. Entah cardigan,
sepatu, tas… Pokonya yang masih baru, yang kadang dia pun belum sempat pakai,
rela dipinjemin ke saya untuk batas waktu yang tidak ditentukan, bahkan kadang
sampai hak milik pun berpindah tangan. Hehehe…
Belum lagi, segala
apapun yang saya minta, pasti dia berikan. Pasti.
Kalau misalnya dia
gak ada uang, minimal dia bantu merayu ke Papah Mamah untuk membelikan barang
tersebut untuk saya… *Sambil menatap Macbook Air kesayangan* :p
Entahlah.. Begitu
banyak dia memberikan hadiah kepada saya.
Misalnya handphone
(sampai tabungan dia habis), ipod touch (dia yang jadi koordinator patungan
sama ketiga kakak lainnya), external
drive, dompet, tas, sepatu, dan masih banyak lagi. Gak terhitung pokonya.
Dan itu biasanya
karena saya bilang gini, “Teh, alhamdulillah nilai aku bagus semester ini.
Minta hadiah ya…” *sambil senyum manis+kasih tatapan mata berbintang ala
Sinchan* Kemudian Teh Okty menjawab, “Eluuuu… ada aja alesannya.” (sambil
bersungut tapi tetep membelikan apa yang saya minta tersebut). Yes! Rencana
selalu sukses… (Ketauan deh taktiknya sekarang :p)
Belum lagi dia yang
sering sekali anter-jemput saya, apalagi kalau pulang kemalaman. Entah pas SMA,
pas kuliah di Darmaga, pas les, atau saat ada acara di sekolah dan kampus.
Sering sekali dia sengaja nunggu saya di mobil sampai acara selesai. Terus kami
pulang bareng deh… *big hug teteh*
Dan masih banyak hal yang menunjukkan betapa dia menyayangi
saya, nerima saya dengan sikap childish dan cengeng saya ini. Saya yang
seringkali berlindung di balik punggung Teh Okty kalau takut. Saya yang sering
merepotkan dia setiap kali. Dan saya yang… Ahhh terlalu banyak…
Pun saat saya punya masalah, yang bisa bikin saya menangis
bombay, dialah orang pertama yang tau itu semua. Dialah yang selalu bisa
menenangkan saya, Dia yang selalu mengingatkan bahwa saya begitu berarti. Bahwa
saya selalu layak untuk mendapatkan yang terbaik di dalam hidup saya. Bahwa
saya harus percaya kepada Allah atas semua rencana indah-Nya. Bahwa saya harus
selalu berpikiran dan bersikap positif atas apapun yang terjadi di dalam hidup
saya.
Yah.. Nasihat itu semua selalu dia berikan.
Dia berikan dengan halus, dia berikan dengan begitu bijak,
dia berikan dengan sikap protektifnya sebagai seorang Kakak kepada adiknya.
Ya Allah…
Tiada yang dapat kulakukan tuk membalas semua kebaikan Teh
Okty.
Satu pintaku… Tolong jaga dia dan keluarga. Jadikan dia
sukses dunia dan akhirat. Jadikan keturunannya sebagai keturunan yang sholeh
dan shalihah, pinter, cerdas, sehat jasmani rohaninya, dan menjadi kebaikan di
dunia dan akhirat. Semoga hidup Teh Okty selalu dilimpahkan keberkahan dan
kebahagiaan. Amin…
It’s the existence of her makes me more realize that God’s love is very
near.
It's the existence of her that I can learn how to be calm and be mature
every time I face problem.
It’s the existence of her that reminds me that I should always cherish
my life.
No comments:
Post a Comment