Tuesday, 22 May 2012

The Existence of Her


“Ketika hati itu telah bersatu, maka sikap saling mengerti dan menghargai akan selalu hadir… Meski tanpa diminta…”

Sahabat…
Saya punya seorang Kakak perempuan. Namanya Fithriyyah Shalihati. Saya memanggilnya Teh Okty. Teh Okty ini 3 tahun lebih tua usianya daripada saya.

Karakter kami cukup bertolak belakang.
Teh Okty yang cenderung tomboy, pemberani, dan blak-blak-an, memiliki saya sebagai adiknya yang cenderung manja, penakut, dan cengeng.

Seperti layaknya hubungan adik-kakak kebanyakan, kadang kami berantem, marahan, atau saling sebel-kesel-bete dan segala perasaan negatif lainnya. Manusiawi sekali saat dua sifat yang cukup bertolak belakang bertemu, pasti ada aja gesekan karakter di antara kami berdua.

Tapi…
Taukah sahabat?
Jika saya flashback, satu hal yang selalu saya ingat dari Teh Okty adalah sikap penyayang dan protektif-nya yang luar biasa pada saya.

Saya ingat, dulu saat SD, uang jajan Teh Okty, sebagian besar dihabiskan untuk membelikan oleh-oleh jajanan buat saya. Karena dulu saya selalu menunggu Teh Okty pulang untuk minta oleh-oleh. Saya ingat, dia selalu membelikan saya “Anak Mas”, “Terompet Mas”, “Nutri Sari”, “Pempek”, atau “Pastel”. Pokonya di antara kelima makanan tersebut, pasti Teh Okty membelikan tiga untuk dibawa pulang, khusus untuk adiknya yang super lucu ini.. *siapin ember buat muntah* Hehehe…

Lalu, dengan karakter yang penakut ini, saya seringkali merepotkan Teh Okty. Contoh hal simple, saat di restoran cepat saji. Saya gak berani ke meja kasir dan memesan makanan dan membayarnya. Entah kenapa kadang perasaan takut itu muncul… Lalu Teh Okty-lah yang selalu memesankan dan membelikan makanannya untuk saya.

Beberapa kali saya gak bisa tidur.
Saya langsung cari Teh Okty. Bilang gak bisa tidur. Lalu Teh Okty memegang tangan saya sambil bilang, “Udah jangan takut. Yuk tidur. Bismillah…” Dan akhirnya semalaman saya tidur dalam posisi  berpegangan tangan dengan Teh Okty. Dan tidur pun nyenyak setelahnya. Alhamdulillah yah.. *ala Syahrini*

Beranjak dewasa, Teh Okty selalu meminjamkan barang-barang bagusnya kepada saya. Entah cardigan, sepatu, tas… Pokonya yang masih baru, yang kadang dia pun belum sempat pakai, rela dipinjemin ke saya untuk batas waktu yang tidak ditentukan, bahkan kadang sampai hak milik pun berpindah tangan. Hehehe…

Belum lagi, segala apapun yang saya minta, pasti dia berikan. Pasti.
Kalau misalnya dia gak ada uang, minimal dia bantu merayu ke Papah Mamah untuk membelikan barang tersebut untuk saya… *Sambil menatap Macbook Air kesayangan* :p

Entahlah.. Begitu banyak dia memberikan hadiah kepada saya.
Misalnya handphone (sampai tabungan dia habis), ipod touch (dia yang jadi koordinator patungan sama ketiga kakak lainnya), external drive, dompet, tas, sepatu, dan masih banyak lagi.  Gak terhitung pokonya.

Dan itu biasanya karena saya bilang gini, “Teh, alhamdulillah nilai aku bagus semester ini. Minta hadiah ya…” *sambil senyum manis+kasih tatapan mata berbintang ala Sinchan* Kemudian Teh Okty menjawab, “Eluuuu… ada aja alesannya.” (sambil bersungut tapi tetep membelikan apa yang saya minta tersebut). Yes! Rencana selalu sukses… (Ketauan deh taktiknya sekarang :p)

Belum lagi dia yang sering sekali anter-jemput saya, apalagi kalau pulang kemalaman. Entah pas SMA, pas kuliah di Darmaga, pas les, atau saat ada acara di sekolah dan kampus. Sering sekali dia sengaja nunggu saya di mobil sampai acara selesai. Terus kami pulang bareng deh… *big hug teteh*

Dan masih banyak hal yang menunjukkan betapa dia menyayangi saya, nerima saya dengan sikap childish dan cengeng saya ini. Saya yang seringkali berlindung di balik punggung Teh Okty kalau takut. Saya yang sering merepotkan dia setiap kali. Dan saya yang… Ahhh terlalu banyak…

Pun saat saya punya masalah, yang bisa bikin saya menangis bombay, dialah orang pertama yang tau itu semua. Dialah yang selalu bisa menenangkan saya, Dia yang selalu mengingatkan bahwa saya begitu berarti. Bahwa saya selalu layak untuk mendapatkan yang terbaik di dalam hidup saya. Bahwa saya harus percaya kepada Allah atas semua rencana indah-Nya. Bahwa saya harus selalu berpikiran dan bersikap positif atas apapun yang terjadi di dalam hidup saya.

Yah.. Nasihat itu semua selalu dia berikan.
Dia berikan dengan halus, dia berikan dengan begitu bijak, dia berikan dengan sikap protektifnya sebagai seorang Kakak kepada adiknya.

Ya Allah…
Tiada yang dapat kulakukan tuk membalas semua kebaikan Teh Okty.
Satu pintaku… Tolong jaga dia dan keluarga. Jadikan dia sukses dunia dan akhirat. Jadikan keturunannya sebagai keturunan yang sholeh dan shalihah, pinter, cerdas, sehat jasmani rohaninya, dan menjadi kebaikan di dunia dan akhirat. Semoga hidup Teh Okty selalu dilimpahkan keberkahan dan kebahagiaan. Amin…

It’s the existence of her makes me more realize that God’s love is very near.
It's the existence of her that I can learn how to be calm and be mature every time I face problem.
It’s the existence of her that reminds me that I should always cherish my life.  

No comments:

Post a Comment