Namanya Afif. Usianya 10 tahun.
Layaknya bocah-bocah seusianya, Afif senang menonton film kartun.
Senyumnya terpancar pada saat ada adegan lucu tokoh kartun dalam film yang dia
tonton.
Keceriaan itu masih tersisa, meski rambutnya sudah habis karena efek
kemoterapi. Lingkungannya harus dijaga steril, agar kuman-kuman dari luar tidak
menjangkiti badannya. Kalau sudah terjangkiti, tubuhnya akan demam, diare, atau
muntah-mutah. Drop. Ya.. Karena
sistem imun-nya tak lagi sekuat dulu.
Sahabatku..
Begitulah
pengalamanku hari ini bercerita. Hari ini saya ditugaskan oleh UPZ BAZNAS
cabang Malaysia untuk menyerahkan bantuan kepada salah satu mahasiswa Indonesia
di University Malaysia yang anaknya menderita sakit leukeumia. Awalnya saya
merasa biasa-biasa saja saat menerima amanah itu. Karena memang sudah jadi
tugas saya sebagai tim divisi pendayagunaan untuk menyalurkan dana zakat dari
para muzaki (pembayar zakat) kepada
yang berhak menerimanya.
Tapi…
Waktu
itu menunjukkan pukul 11 pagi. Tiba di lokasi, suasana UM hospital begitu ramai. Ramai orang yang mengantri untuk diperiksa.
Ramai orang yang dirawat. Ramai orang yang membesuk. Tua dan muda, dari
berbagai usia…
Perasaan
saya saat itu semakin tidak menentu manakala saya membesuk Afif di bagian Pediatric khusus wanita dan anak-anak.
Ya
Rabbi.. Begitu banyak anak kecil yang sakit. Di antara mereka tergolek lemah
tak berdaya, tapi pancaran kepolosan dan kelucuannya masih ada, meski menahan
rasa sakit yang kerap mendera…
Saat
bertemu Afif, dia sedang asyik menonton film kartun. Meski bekas-bekas infus di
tangannya terlihat jelas, tapi dia tetap menikmati apa yang dia tonton.
Sesekali dia tersenyum.
Sang
Ibu menyambut kedatangan saya dan teman saya, Ella. Kemudian beliau meminta
kami agar mengobrol di luar ruangan saja, karena kondisi yang steril harus
tetap terjaga.
Tampak
di wajah Ibunda Afif, mata sembab karena air mata.
Betapa
tidak, raja di hatinya sedang sakit. Sakit
yang serius.
Namun,
saat menceritakan kondisi Afif, sang Ibu benar-benar tegar dan kuat. Hanya
sedikit air mata yang tak mampu disembunyikan muncul di ujung matanya.
“Sebelumnya, Afif adalah anak yang selalu
sehat, ceria, dan tidak menunjukkan gejala akan mengalami sakit yang serius ini.”
katanya.
“Mohon doanya ya.. Agar Afif segera sehat dan
pulih seperti sedia kala.” tambahnya.
Sahabatku..
Jika
memang kau masih sehat, maka jagalah kesehatan itu. Itulah cara kita bersyukur
akan nikmat sehat yang telah Allah berikan. Manfaatkan kesehatan itu untuk
berbuat kebaikan. Kebaikan yang dapat memberikan banyak manfaat bagi sesama.
Pernahkah
kita berpikir bahwa betapa Allah telah memberikan begitu banyak nikmat, namun
sering kita lupakan? Nikmat sehat dan waktu luang adalah dua nikmat yang sering
manusia lupakan.
Hari
ini saya begitu mendapatkan pelajaran yang benar-benar luar biasa. Ya… Terlalu
banyak nikmat-Nya yang saya lupakan. Terlalu
banyak…
“Maka,
nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahmah, diulang sebanyak 32
kali)
“Wahai
manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu berbuat durhaka terhadap Tuhanmu
Yang Maha Pengasih? Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan susunan tubuhmu seimbang. Dalam bentuk apa saja dikehendaki, Dia
menyusun tubuhmu.” (QS. Al-Infitar: 6-8)
“Ya Rabbi.. Terima kasih
atas segalanya. Atas segala nikmat dari-Mu. Jadikan hamba sebagai manusia yang
penuh dengan rasa syukur, dengan sebenar-benarnya syukur. Izinkan hamba untuk
memanfaatkan dengan baik segala nikmat yang telah Kau anugerahkan.”