Wednesday, 21 February 2018

Aliran Rasa Level 8

Dengan adanya game level 8 ini terkait kecerdasan finansial, saya menjadi semakin sadar bahwa kita harus memanage keuangan kita dengan sebaik-baiknya. Pun dengan mengajarkan kepada anak kita tentang konsep rezeki, konsep menabung, konsep prioritas.. dan sebagainya..

Monday, 12 February 2018

Rezeki itu Pasti, Kemuliaan harus Dicari: Day 13

Kali ini saya mau sharing pengalaman saya sedikit boleh ya.. Jadi yang diajarkan oleh Papah dan Mamah saya sejak kecil adalah jangan pernah  kita khawatir akan materi dunia. Karena Allah SWT adalah yang Maha Kaya. Yang terpenting ikhtiar dengan jalan yang halal, perbanyak infaq dan sedekah dan berdoa minta kepada Sang Pemberi Rizki.

Dengan situasai sebagai pasangan mahasiswa, sangat wajar jika saya dan suami ada kalanya mengalami masa-masa krisis keuangan. Hehheh.. Tapi ketika kekhawatiran itu sepenuhnya diserahkan kepada Allah, dan kami tetap berkhusnudzon dan berikhtiar, maka Allah akan memberikan jalanNya..

Kejadian pertama adalah saat bulan Ramadhan dua tahun lalu.. di awal bulan, uang saya hanya tinggal kurang dari 3 juta rupiah. Ya sebenarnya ga sedikit banget, gede malah. Tapi karena itu bulan Ramadhan, saya ingiiin sekali berinfaq lebih banyak daripada biasanya. Kemudian ada keluarga dekat sakit yang membutuhkan biaya Rumah Sakit yang sangat besar. Kami pun diminta untuk mengumpulkan uang untuk membantu biaya pengobatan tsb. Awalnya ragu.. duh masih awal bulan, kebutuhan sehari-hari bulan Ramadhan pasti masih banyak.. cukup ga ya? Tapi saat ada keraguan tsb, saya buru2 istighfar. Ya Allah maafkan saya yang masih berpikiran bhw sedekah akan mengurangi rezekiku.. akhirnya bismillah 1 juta rupiah pun saya transfer untuk membantu sanak keluarga yang memerlukan itu. Jadi posisinya, uang saya sisa 2 juta rupiah lagi untuk kehidupan sampai suami gajian kembali. Kata suami silahkan terserah saya saja gimana.

Lalu saya berdoa “Ya Allah terimalah sedekah kami.. semoga Engkau ridho pada kami. Bukankan Engkau sendiri yang menjamin bahwa sedekah itu akan menyuburkan rezeki kami.. dan Engkau mencintai orang-orang yang berinfaq dalam keadaan sempit maupun lapang..”

Setelah transfer, ada perasaan lega. Lega karena Allah mengizinkan saya untuk tidak menunda-nunda kebaikan. Pasrah.. dan bahagia.

 keesokan harinya, iseng saya cek ATM  beasiswa saya. Padahal beberapa waktu sebelumnya sudah ditransfer. Rasanya mustahil ditransfer lagi. Dan temen-temen tau? Tiba-tiba saldo saya jadi banyak!! Kalau dirupiahkan sekitar Rp20juta.. ya Allah.. lemes saya. Langsung Allah ganti kontan 20 kali lipat. Alhamdulillah saya dan suami amat bersyukur.

Kejadian kedua adalah saat terjadi kecelakaan. Suami saya tertabrak mobil lain. Sebenarnya posisinya sang penabrak yang salah. Karena suami saya posisinya sedang lurus, sedangkan sang penabrak belok.. Tapi dia “keukeuh” bahwa dialah yang benar. Katanya kalau suami ga mau mengalah, silahkan aja ke polisi dan polisi yang memutuskan siapa yang salah. Karena di negeri orang, maka kami memutuskan untuk cari jalan damai. Dia minta ganti rugi. Saat di bengkel, orang bengkel pun menyimpulkan bahwa suami ga salah dilihat dari sisi tabrakannya. Tapi sang penabrak malah marah. Mengancam ke polisi dsb.. ya sudah bismillah aja kami terima untuk ganti rugi. Berapa? RM1300 sekitar Rp5 juta rupiah. Kami lemes.. ya Allah uang segitu darimana.. 

Akhirnya di rumah saya segera solat. Minta sama Allah.. “Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah yang memberikan ujian kepada hambaMu.. maka Engkau pula lah yang memberikan solusinya. Maka berikan solusi bagi permasalahan kami ini ya Allah..” doa saya.

Kami pun meminjam uang kepada kawan, dengan niat untuk segera diganti. Karena membayar utang itu gimana niat kata Papah. Sebesar apapun jika niat dibayar akan terbayar, dan sekecil apapun jika tidak niat dibayar maka tidak akan terbayar.

Bismillah..
Dan tau ga? Ternyata ada seorang dermawan memberikan kepada kami RM1000 (padahal kami sama sekali engga minta)... ya Allah kami bersyukur sekali.. selanjutnya sahabat-sahabat suami yang tau (hanya sedikit) pun memberikan RM150. Ya Allah.. terharu.. sisanya RM150, terbayar karena saat gaji suami masuk, ada bonus tambahan..

Ya Allah ternyata dalam hitungan 3 hari, utang tersebut langsung terbayar.. tunai.. alhamdulillah..

Jadi intinya adalah.. terkadang matematika Allah itu tidak sama dengan hitungan manusia. Jangan pernah ragu akan kuasa Allah.. tugas kita hanya berikhtiar dan berdoa.. itu saja. Serahkan dan tawakkal kepada Allah.

Semoga kita semua kelak menjadi orang-orang yang sukses dunia akhirat. Aamiin..


#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day13

Rezeki itu Pasti, Kemuliaan harus Dicari: Day 12

Di hari ke 12 ini, saya full agenda di luar.. Afifa pun saya ajak turut serta membersamai aktivitas saya pada hari ini. 

Mulai dari agenda pagi yaitu kajian rutin mingguan dari jam 9 pagi hingga 12 siang. Kemudian jam 2 siang bertemu supervisor di kampus dan dilanjutkan dengan mengurus administrasi kuliah semester ini.

Setelah semua selesai, saya ajak Afifa untuk membeli makan siang dan membeli cemilan kesukaan dia. Nah untuk mengaitkan dengan tema cerdas finansial kali ini, saya pun bilang kepadanya bahwa apa saja yang boleh ia beli saat belanja di warung. Karena ada batasan budgetnya. Saya hanya membolehkan Afifa membeli susu dan satu jenis makanan pilihannya. Afifa pun memilih eskrim. Hahahaa.. ya sudah.. jadi dia membeli susu dan eskrim. Mungkin karena cuaca panas, jadi dia ingin yang seger-seger kali ya..

Setelah kami selesai makan siang spageti kesukaannya, Afifa pun meminta saya untuk memberi makan kepada Burung seperti yang biasa kami lakukan. Kami pun kemudian membeli kerupuk untuk diberikan kepada burung.. di situ saya berkata bahwa “Ini kita niatkan sedekah untuk burung ya sayang..” iya karena berbuat baik kepada makhluk Allah lainnya seperti hewan, merupakan sedekah juga. InsyaAllah..


#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day12

Saturday, 10 February 2018

Rezeki itu Pasti, Kemuliaan harus Dicari: Day 10

Di tanggal 10 Februari ini, saya sedang merefleksikan diri saya sendiri terkait mengatur keuangan.. hehehehe..

Jujur terkadang saya sendiri masih harus belajar banyak bagaimana mengatur keuangan Rumah Tangga. Jadi saya harus lebih banyak baca lagi, dan terutama bagaimana mempraktekan hal tersebut di dalam kehidupan sehari-hari. 

Kayanya sekian dulu untuk catatan hari ke-10 nya. Sebenarnya belum ada ide menulis apa. Tapi karena komitmen untuk menulis setiap hari, jadi saya paksakan untuk tetap menulis dan mengumpulkan tugas T10 ini tepat pada waktunya. Bismillah..

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Day10

Thursday, 1 February 2018

Rezeki Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari: Day 1

Selamat datang Bulan Februari :”)
Level 8 pun sudah dimulai. Kali ini tantangan 10 harinya terkait dengan mendidik kecerdasan finansial bagi keluarga. Hmm menarik! :)

Apa yang di benak saya ingin saya eksekusi selama beberapa hari ke depan adalah sebagai berikut:

1. Mengenalkan konsep rizki kepada Afifa. Bahwa Allah-lah sumber rizki. Rizki itu bukan hanya materi tapi juga yang sifatnya imateri. Dan rizki itu bukan semata-mata dapat diraih lewat pintu pekerjaan saja, tapi dari pintu lain yang telah Allah siapkan.

2. Mengenalkan konsep menabung. Berawal dari membuat kotak celengan. Moga-moga sukses ya.. karena kemarin sempat saya perkenalkan menabung tapi Afifa belum paham.

3. Menahan keinginan. Prioritaskan kebutuhan.

Semoga sukses..

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial