Suami seringkali mengingatkan saya tentang pentingnya berdoa. Pun dengan Papah dan Mamah. Kata mereka, jangankan hal-hal besar, hal-hal kecil pun harus kita minta pada Allah.
Mamah pernah cerita bahwa (alm) Apa (ayahnya Mamah) selalu shalat istikharah setiap kali mau ke pasar. Bahkan hanya sekedar akan membeli baju pun, beliau selalu shalat istikharah 2 rakaat khusus minta petunjuk kepada Allah. Alasannya, "Biar dapet baju yang berkah dan sesuai, bagus kualitas dan harganya." Luar biasa kan? Masya Allah.. semoga beliau ditempatkan di jannah-Nya. Aamiin..
Kembali ke doa, saya jadi ingat saat awal-awal nyetir mobil di KL, salah satu hal yang saya takuti adalah Parkir paralel di antara 2 mobil. Kebayang kan? Ga pernah bisa dilurusin. Mestiii aja ada hambatan. Terus pas tahajjud, saya dan suami doa bareng, suami yg pimpin doa. Salah satu doa yang suami lafalkan, "Ya Allah berkahi dan permudah istri hamba parkir." Saya ketawa dalam hati saat mendengar doa suami. Eh tapi ternyata alhamdulillah lho, ada aja kemudahan saya dalam parkir. Parkir di KEMNS (fakultas saya) bagian mahasiswa dan tamu selalu penuh di saat weekdays peak hours, yaitu saat mahasiswa kuliah. Alhamdulillah saat penuh banget, full occupied, eh ada satu mobil keluar. Dan itu parkir mundur. Yeayyy alhamdulillah.. Ternyata benar, hal sekecil apapun baiknya dikomunikasikan sama Allah. Makanya setiap saya bawa mobil ke kampus, selain minta keselamatan, juga saya memohon dimudahkan dalam parkir.
Lalu apa hubungannya semua ini dengan judul "How (finally) I got the supervisors for my Ph.D thesis" sih Qor????????
Sabar... Sabar... Orang sabar disayang Allah :) Hehehehe..
Jadi gini, udah pernah saya ceritakan belum ya kalau sebenarnya keputusan saya kuliah Ph.D itu cukup mendadak karena nasihat Papah yang meminta saya jangan LDM-an sama suami kalau sudah menikah. Tau ga LDM-an? Long Distance Marriage alias berjauhan secara jarak antara suami dan istri meski hati mereka terus terpaut berdekatan menjadi satu. Tssaahh :D
Kata Papah, karena saya dan suami belum benar-benar mengenal secara detail, ada baiknya setelah menikah saya menemani suami di Malaysia yang masih kuliah S2 dan berencana akan langsung melanjutkan S3-nya. Bismillah... Setelah istikharah, H-3 hari deadline application ditutup, saya apply Ph.D di IIUM lagi dengan jurusan yang sama. Hidup Ilmu Ekonomi!!!! *kepalkan tangan ke atas* :))))))
Nah... Karena semua serba mendadak, rekomendasi pun dibuat oleh Papah saya sbg Guru Besar IPB dan A Irfan kakak pertama saya sbg dosen IPB. Hehehehe ga apa-apa ya soalnya banyak ko yang minta rekomendasi ke mereka untuk daftar IIUM, masa anak dan adiknya sendiri ga boleh? *pembenaran padahal mepet* :P Pun dengan proposal penelitian, cuma saya ambil dari mata kuliah Microekonomi saat S2, poles sana sini. Triingggg... Jadi deh. Alhamdulillah dengan persiapan yang minim, aplikasi saya diterima. Mungkin karena alumni juga, makanya IIUM memberikan kesempatan kepada saya untuk lanjut sekolah di sana.
Lalu apa Qor hubungannya dengan supervisor???? *masih belum nyambung* Sabar... Sabar... Orang sabar disayang Allah.. Hehehe...
Kaitannya adalah, dengan persiapan yang serba mendadak, otomatis saya belum kepikiran siapa yang akan jadi supervisor saya untuk Ph.D ini. Pun dengan proposal disertasi saya yang amat sangat mentah..
Saat wawancara untuk apply sebagai asisten riset di Center for Islamic Economics, saya ditanya tentang apa interest saya untuk topik disertasi saya. Saya katakan saya belum tau, tapi saya ingin terkait dengan zakat. Proyek saya ini berkaitan dengan wakaf, tapi lebih terkait pada manajemen investasi yang dibandingkan dengan endowment fund pada universitas. Sangat bisa jika saya mau membuat topik tersebut sebagai penelitian S3 saya. Namun seiring berjalan waktu, saya cukup struggle dalam memahami istilah-istilah finance yang berhubungan dengan investasi. Cinta saya pada dunia zakat belum pudar. Saya semakin yakin ingin menulis tentang zakat.
Suatu saat A Irfan dan Teh Laily menginap di rumah saya di KL. Saya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk diskusi dengan A Irfan tentang apa yang harus saya tulis dari zakat. A Irfan kemudian menceritakan tentang CIBEST model, sebuah model yang mengcapture kondisi kemiskinan dan kesejahteraan rumah tangga yang meliputi tidak hanya aspek material, tapi aspek spiritual juga. Saat itu A Irfan dan Teh Laily sedang dalam proses naik cetak buku "Ekonomi Pembangunan Syariah" karangan mereka berdua yang salah satu babnya memperkenalkan tentang model CIBEST ini. Setelah itu saya dapat pencerahan kemana saya akan menulis.
Kemudian menulis proposal-lah saya. Intinya saya ingin mengetahui bagaimana peran zakat dalam mereduksi kemiskinan dan gap pendapatan di dalam masyarakat dengan menggunakan Model CIBEST ini. Alhamdulillah proposal berjumlah 19 halaman termasuk daftar pustaka, 1.5 lines times new roman 12 pun berhasil saya buat. Tapi Proposal ini masih mentah dan perlu polesan sana sini. Hehehe...
Masalah selanjutnya adalah siapakah dosen yang bersedia menjadi pembimbing saya? Ini sangat krusial karena pembimbing akan memiliki pengaruh besar pada disertasi dan perjalanan penelitian saya ke depan. Ibaratnya, pembimbing adalah orang tua tempat kita mengadu segala keluh kesah tentang penelitian kita. Jadi memang harus ada kesediaan dua belah pihak.
Pertama kali saya mencoba mempropose Prof dimana saya sedang menjadi asisten proyeknya. Saya sampaikan via email, tapi proposal belum saya attach. Belum ada respon dan kemudian saya mendapat informasi dari sekretaris beliau bahwa Prof sudah memiliki bimbingan cukup banyak.
Selang sebulan kemudian, ada lowongan beasiswa dari kampus yang memerlukan tanda tangan dosen pembimbing. Bikin galau ih... Setelah aplikasi beasiswa saya kepada Kementrian Pendidikan Malaysia belum ada jawaban, akhirnya saya merasa harus mencoba apply beasiswa ini. Tapi yang jadi pertanyaan, siapa yang menjadi supervisor saya??
Daripada makin galau, saya pun curhat via WA ke Dr. Maya. Dr. Maya ini adalah dosen muda di departemen saya yang menjabat sebagai PG coordinator. Akhirnya Dr. Maya meminta saya untuk bertemu langsung di kantor beliau jam 10 pagi.
Saya ingat, hari itu hari Kamis tanggal 10 September 2015. Saya datang 15 menit lebih awal. Saya harus tepat waktu, menghargai dosen yang rela meluangkan waktu untuk saya di tengah kepadatan jadwalnya. Saya yang perlu. Saya yang harus benar-benar tepat waktu dan janji.
Dr. Maya pun sangat komunikatif memberikan masukan-masukan saat saya memperlihatkan proposal penelitian saya tersebut. Kemudian beliau merekomendasikan saya untuk menghubungi salah seorang dosen muda yang memang menulis tentang zakat dan kemiskinan juga.
Jujur saya belum benar-benar mantap. Tapi saya pun mencoba saran dari Dr. Maya ini. Awalnya saya mau email dulu, tapi rasanya lebih nyaman jika saya bertemu langsung dengan beliau ini. It's about chemistry. And you know you're going to 'click' with someone when you meet them personally. Ternyata ruangannya seperti tidak ada orang. Galau lagi deh. Aaaah sangat mudah untuk galau di saat seperti itu :)))) kaya anak ABG aja ya.. *inget umur woy*
Tiba-tiba saya teringat. Saya belum pernah benar-benar meminta kepada Allah ditunjukkan siapa yang harus menjadi supervisor saya. Masa minta tempat parkir aja berdoa, tapi minta ditunjukan supervisor ga berdoa.
Akhirnya saya langsung menuju mushala fakultas untuk shalat istikharah. Saat shalat saya benar-benar memohon kepada Allah untuk diberikan jalan untuk bertemu dengan supervisor yang terbaik untuk perjalanan disertasi saya. Saya berdoa, "Ya Allah.. Tunjukkanlah kepada hamba pembimbing disertasi hamba, yang kepadanya saya merasa tenang, yang darinya saya mendapatkan banyak ilmu, yang benar-benar mendukung saya agar ilmu saya ini bermanfaat di dunia dan akhirat." Ga terasa saya menangis. Hiks... :(
Biar lebih mantap saya pun baca Al-Quran sebanyak 2 lembar setelah saya selesai shalat dan berdoa.
Doa tentu tidak akan terealisasi jika tanpa ikhtiar. Ibaratnya, kita hanya menaruh pupuk di tanah kemudian mengharapkan pohon mangga tumbuh tanpa menanam bibit mangga tsb.. *nyambung ga? Hehehe..
Maka, setelah saya selesai istikharah, saya ingin bermusyawarah. Dua hal yang tidak boleh dipisahkan. Akhirnya kemudian saya kirim WA kepada A Irfan. Curhat galau gitu deh. Kata A Irfan, "Kenapa Qorry ga coba propose Prof. Ataul Huq? Prof. Ataul sangat expert di bidang zakat dan poverty. He is the man." Dan ya.. a Irfan pun dulunya dibimbing oleh Prof. Ataul. "Kalau denger cerita kurang enak tentang beliau, biasanya karena masalah ketidaktepatan janji sang mahasiswa sendiri. Kalau Qorry menepati apa yang udah disepakati, insyaAllah ga akan ada masalah. Intinya disiplin dan tepat janji."
Setelah pikir-pikir lagi, bismillah akhirnya saya memutuskan untuk menemui Prof. Ataul ini. Saya pun pergi ke ruangan beliau. Diintip-intip ternyata beliau ada di dalam bersama asistennya sedang asyik mengerjakan sesuatu. Something like Prof told his assistant sentences and he typed what Prof said. Deg-degan banget mau ngetuk pintunya. Bismillah...
Tok.. Tok.. Tok.. "Assalamualaikum.."
Diam. Ga ada respon dari dalam. Duh. Dicoba untuk kedua kalinya Tok.. Tok.. Tok.. "Assalamualaikum..". Ga ada respon juga. Haduuuhh gimana ini kan sunnahnya kalau 3 kali ga ada jawabannya baiknya pulang. Masa iya pulang sambil bawa koper kaya finalis AFI yg paling sedikit divoting sih.. *yang ngerti berarti kita seangkatan *hidup Feri, Kia, Mawar, Miki AFI bahahahaha..
Eehh fokus balik lagi.
Karena sunnahnya kalau ketukan ketiga berarti baiknya pulang, akhirnya saya tahan diri dulu buat ga ngetuk pintu. Pas udah mau ngetuk beberapa menit kemudian, kreeekk... Tiba-tiba Prof keluar. Whuaaa... Kaget.
"Yes sister, what can I help you?" Prof said.
"Yes Prof I want to meet you." I replied.
"Oh you want to add or drop my subject?" Beliau nanya *yes beliau mikir saya mahasiswi S1, yeaayy dikira muda :)))))
"No Prof. I want to do consultation about my research."
"Ooh... So you are a master student."
"No Prof I am a Ph.D student."
"Oh okay. Please give me 2 minutes, i want to wash my hand." *beliau sambil mengcungkan dua jari, bukan buat selfie ya hehehhe.
Oia istilah 'wash my hand' itu bukan berarti 'cuci tangan' tapi artinya 'pergi ke toilet'. Kalau perempuan biasanya istilahnya "I want to powder my nose" untuk menunjukan kita mau ke toilet. Not necessarily kita harus bedakan :D
"Okay Prof. Take your time."
Akhirnya saya nunggu di depan pintu ruangan beliau. Mau masuk tapi masih ada asistennya di dalem. Kan ga enak.
Gak lama, entah 2 menit apa bukan karena saya ga pasang stopwatch, ga perlu dan ga penting juga, hehehhe.. Beliau pun selesai.
Beliau mempersilahkan saya masuk ke ruangannya. Belum disuruh duduk, beliau langsung ajak diskusi.
"So what is the matter?"
"My Ph.D research is about zakat and poverty alleviation Prof."
"Aahhh.. You come to the right person. It is my specialization." His line really took me up. Kaya dapet aja 'click' saat beliau berkata itu.
"Yes Prof I heard it.
That is why I come to you. So this is my preliminary proposal, which is still very raw. And if you dont mind I would like to propose you as my main supervisor." Kata saya langsung to the point sambil menyerahkan proposal ke tangan beliau.
"Of course I'd love to."
"Alhamdulillah thank you Prof. Im so grateful."
"You're welcome mrs. Ayuniyyah." Katanya sambil membaca cover Proposal saya.
Alhamdulillah... Rasanya lega banget pas beliau langsung setuju. Without firstly questioning me anything. I just said my general topic. Nothing's in detail. Kemudian beliau ngajak ngobrol untuk berkenalan.
"So are you married or single?"
"Married Prof."
"Alhamdulillah... How many children do you have?"
"Only one Prof. A 10-months old baby girl."
"Masya Allah... where do you get your degree?"
"Bogor Agricultural University Prof."
"I know that. I've been there to give a talk."
"Yes I know Prof. I am actually Dr. Irfan Syauqi Beik's little sister." Akhirnya saya bilang. I think it is a good idea to reveal that my brother was his supervisee as well previously.
"Woowww masyaAllah..."
Beliau sangat surprise dalam konteks positif :)
Lalu beliau membuka proposal saya. Skimming per lembar. Lalu memberikan masukan-masukan terkait studi kasus dan lain-lain. Tidak terlalu lama. "So Sister let's go to canteen. We can talk while walking."
Sambil jalan kami pun bercakap-cakap cukup banyak. Lalu beliau bilang, "You must know how I am right? I am a man who is hard to handle. I am very strict. If you want to do your research fast, do it with me, but we have to stick to your timeline. You have to be discipline and work hard. InsyaAllah everything will run according to the plan." Kata beliau.
"InsyaAllah Prof. Please teach me." jawab saya.
"Of course. Please leave your phone number and matric number. I will learn your proposal. Once I finish, I will call you." Katanya.
Setelah saya menuliskan nomor hp dan no mahasiswa saya, saya pun pamit. Beliau sudah menawarkan untuk makan bersama, tapi karena sudah makan, saya pun langsung mohon izin.
Rasanya bahagiaaa banget. Ya Allah... Plong banget. Bayangkan tanpa ba bi bu, nanya ini itu, beliau langsung setuju dengan modal hanya mengetahui topik saya saja. Ga ditanya "Apa tujuan penelitiannya? Ambil studi kasus apa? Model gimana?" Bersyukur banget. Dengan cepat Allah menjawab doa saya. Menghilangkan kegalauan saya. Minimal saya sudah tau arah penelitian saya ke depan seperti apa.
Jadi benar saudara-saudara, tidak pernah merugi sedikit pun jika kita istikharah dan bermusyawarah untuk mencari jawaban tentang apapun. Allah pasti membimbing hati, pikiran, dan langkah kita. Pasti.
Istikharah tentang apapun. Ga melulu istikharah itu identik dengan jodoh. Apapun itu, istikharah. InsyaAllah lebih berkah dan terarah.
InsyaAllah...
Eits... Cerita belum selesai.
Masih ada kelanjutannya. Masih mau baca kan? *ngarep
Oke lanjut.
Jadi.. Keesokan harinya tanggal 11 september, jam 10.30 pagi saat Afifa baru saja terlelap saat jadwal tidur paginya, tiba-tiba hp saya berbunyi.
Wah nomor dari kampus nih.
"Hello assalamualaikum." Sapa saya.
"Waalaikumsalam.. Mrs Ayuniyyah this is Prof Ataul Huq. I have finished reading your proposal and have made some feedback. Can you come to my office right after Jumat prayer?"
"Sure Prof. Thank you. I will come to your office at 2 pm."
Kemudian telpon ditutup.
MasyaAllah.. I totally did not expect that he would proceed it that fast. Very quickly. Cuma semalam dan langsung kasih feedback.
"Mrs. Ayuniyyah.. Sorry I am late. There is something I need to fix first. This is not so me." Kemudian beliau menceritakan masalahnya. Tentu ga masalah buat saya. Toh saya yang perlu beliau jadi saya harus menghargai jadwal yang beliau tentukan. I have to respect his time.
"Okay so here are my comments." Bla bla bla.. Beliau menjelaskan saran-saran untuk penelitian saya. Dan ternyata proposal saya dibaca secara detail. Spelling, simbol, dan hal-hal kecil pun beliau komentari. Beberapa term yang harus saya ganti pun beliau beri tahu. Luar biasa. Yes. I did not also expect that he pays attention into the detail. I am sooooooo thankful he does. Really. Berarti beliau benar-benar baca dan masukan beliau memang bertujuan memperbaiki apa yang sudah saya tulis. Alhamdulillah..
"So generally, your proposal is accepted. If you work hard, you can make it. InsyaAllah." Kata beliau sambil menunjukan kalimat yang tuliskan di akhir proposal saya plus tanda tangan beliau.
Alhamdulillah ya Rab.. Saya lega banget...
Belum habis rasa syukur saya, beliau pun menambahkan kelegaan saya dengan berkata, "You know the head of department Prof. Norma? Yesterday I met her personally and asked her to be your co-supervisor. And she agreed."
Ya Allah... RencanaMu sungguh indah. Bayangkan Prof sendiri yang langsung "meminang" co-supervisor untuk saya. Dan itu Prof. Norma... Salah satu dosen yang saya merasa paling dekat. Prof. Norma adalah dosen yang memberikan kepercayaan saya untuk mengajar Business Math langsung di semester pertama saya masuk tanpa ada tes. Prof. Norma juga yang memberikan saran kepada saya untuk mengambil cuti melahirkan. I was so glad I did. That was the best decission I made if I flashback. Prof. Norma pula yang sudah dua kali memberikan rekomendasi aplikasi beasiswa saya. Satu gagal, satu belum ada kejelasan. Yes.. She is the one that has done so many great things to me and now she agrees to be my co supervisor. Isnt it so sweet? I highly appreciate her so much.
"So sister.. You can now proceed the real proposal. You can start from literature review. What have you done is good, but please you have to add some more and provide the latest and most up to date empirical evidences, especially the case from Indonesia and Malaysia." Kata Prof. Ataul.
"You can see the structure of your brother's thesis. Just follow it." Tambahnya.
Alhamdulillah...
"Great.. And what about for your master?"
"Great. You must be a good student."
Aamiin.. Tapi itu berarti he has set a high expectation and standard for me.. Hiks. Padahal IPK saya sebenarnya banyaknya karena faktor doa dan keberuntungan juga. Ciyus..
Oh ya.. Saya pun sekalian meminta rekomendasi dan tanda tangan beliau untuk aplikasi beasiswa saya. Alhmdulillah beliau pun bersedia dengan menuliskan "Strongly recommend her for scholarship."
Alhamdulillah...
Saya tau.. Ini baru setitik awal perjalanan penelitian saya. Saya pun masih ada 2 matakuliah wajib yang saya ambil semester ini. Mudah-mudahkan ke depannya Allah senantiasa memberkahi serta melancarkan segalanya. I know this is going to be tough one. But with Allah's help, anything is going to be great because He is the Most Powerful. Only to Allah I can rely everything on. And hopefully He counts my effort as my worship to Him and consider me as "fii sabiilillah" or the one who fights for His deen. Aamiin ya Rabbal aalaamiin..
Mohon doanya ya semuanya. Saya akan berusaha dengan sebaik-baiknya. Bismillahirrahmaanirrahiim...
Itu ceritaku... Sekian dan terima kasih ;)